Imam Ahmad Al-Muhajir, Habib yang Pertama Kali Hijrah ke Yaman
loading...
A
A
A
Berkat hijrah beliau (Imam Muhajir ke Hadramaut) selamatlah anak cucunya dari berbagai kerusakan akidah, fitnah, kegelapan bid'ah, penentangan terhadap sunnah dan pengikutnya.
Berkat hijrah tersebut, mereka selamat dari kecenderungan untuk mengikuti berbagai keyakinan Syiah, yang sangat buruk, yang melanda sebagian besar para keturunan Rasulullah SAW yang berada di Irak.
Para cucu Rasulullah SAW di Irak terkena fitnah, mungkin karena mereka tetap tinggal di sana. Adapun anak cucu Imam Syihabuddin Ahmad bin Isa yang tiba di Hadhramaut, dan kemudian menetap di Tarim, maka mereka adalah cucu Rasulullah yang sunni (berakidah Ahlus Sunnah wal Jamaah) serta berakhlak mulia.
Dengan kerja keras, susah payah, dan penuh kesabaran Imam Muhajir berhasil membangun metode dakwah dengan caranya sendiri. Dan madzhab Ahlussunnah telah berhasil ditanamkan di hati masyarakat Hadhramaut.
Kemudian beliau kembali memenuhi panggilan-Nya pada tahun 345 H/956 M dan dimakamkan di daerah Makdam, Husaisah, Hadhramaut, yang masih tetap menjadi tujuan utama para peziarah hingga sekarang.
Dari sejarah di atas menjadi pelajaran penting ketika golongan Alawiyyin dihadapkan pada persoalan intrik politik, maka mereka akan dimusuhi, ditentang, diancam, bahkan akan dimusnahkan. Beruntung saja, Imam Ahmad al-Muhajir berhasil berhijrah ke Yaman dan mampu menyelamatkan milyaran generasi ahlu bait Nabi hingga saat ini.
Padahal, telah menjadi isyarat Al-Qur'an bahwa anak keturunan Rasulullah SAW akan terjaga hingga hari kiamat. Mereka akan terus bertebaran sebagaimana banyaknya bintang-bintang yang menghiasi langit. "Inna a'thainakal Kautsar.. "
Bagi mereka yang tidak memahami sejarah bisa saja akan mudahnya terpengaruh dan terprovokasi oleh para pembenci ahli bait Nabi untuk menolak, bahkan menentang kebenaran eksistensi dzuriyyah Nabi, karena alasan mereka tidak senang dengan sikap dan perilaku perseorangan atau oknum yang bergelar "Habib" atau "Syarif".
Wallahu A'lam
Berkat hijrah tersebut, mereka selamat dari kecenderungan untuk mengikuti berbagai keyakinan Syiah, yang sangat buruk, yang melanda sebagian besar para keturunan Rasulullah SAW yang berada di Irak.
Para cucu Rasulullah SAW di Irak terkena fitnah, mungkin karena mereka tetap tinggal di sana. Adapun anak cucu Imam Syihabuddin Ahmad bin Isa yang tiba di Hadhramaut, dan kemudian menetap di Tarim, maka mereka adalah cucu Rasulullah yang sunni (berakidah Ahlus Sunnah wal Jamaah) serta berakhlak mulia.
Dengan kerja keras, susah payah, dan penuh kesabaran Imam Muhajir berhasil membangun metode dakwah dengan caranya sendiri. Dan madzhab Ahlussunnah telah berhasil ditanamkan di hati masyarakat Hadhramaut.
Kemudian beliau kembali memenuhi panggilan-Nya pada tahun 345 H/956 M dan dimakamkan di daerah Makdam, Husaisah, Hadhramaut, yang masih tetap menjadi tujuan utama para peziarah hingga sekarang.
Dari sejarah di atas menjadi pelajaran penting ketika golongan Alawiyyin dihadapkan pada persoalan intrik politik, maka mereka akan dimusuhi, ditentang, diancam, bahkan akan dimusnahkan. Beruntung saja, Imam Ahmad al-Muhajir berhasil berhijrah ke Yaman dan mampu menyelamatkan milyaran generasi ahlu bait Nabi hingga saat ini.
Padahal, telah menjadi isyarat Al-Qur'an bahwa anak keturunan Rasulullah SAW akan terjaga hingga hari kiamat. Mereka akan terus bertebaran sebagaimana banyaknya bintang-bintang yang menghiasi langit. "Inna a'thainakal Kautsar.. "
Bagi mereka yang tidak memahami sejarah bisa saja akan mudahnya terpengaruh dan terprovokasi oleh para pembenci ahli bait Nabi untuk menolak, bahkan menentang kebenaran eksistensi dzuriyyah Nabi, karena alasan mereka tidak senang dengan sikap dan perilaku perseorangan atau oknum yang bergelar "Habib" atau "Syarif".
Wallahu A'lam
(rhs)