Doa Agar Diberikan Jodoh dan Keturunan yang Baik
loading...
A
A
A
Al-Quran terdapat ayat-ayat yang bisa dijadikan kalimat-kalimat doa untuk memohon kepada Allah SWT. Surah Al-Anbiya' ayat 89, misalnya, bisa dijadikan doa untuk memohon jodoh dan keturunan yang baik.
Artinya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik."
Dalam buku "Kumpulan Doa Sehari-Hari" yang diterbitkan Kementerian Agama (2013) dijelaskan bahwa pada ayat ini dikisahkan Nabi Zakaria berdoa kepada Allah SWT agar tidak hidup seorang diri. Kemudian Allah SWT mengabulkan doanya dan menganugerahkan seorang putra yang dikenal sebagai Nabi Yahya .
Allah SWT berfirman:
(Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris. (QS Al-Anbiya': 89)
Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, menganugerahkan Yahya kepadanya, dan menjadikan istrinya (dapat mengandung). Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (QS Al-Anbiya': 90)
Pada Surah Al-Anbiya ayat 89, Allah mengarahkan perhatian Nabi Muhammad SAW dan umatnya kepada kisah Nabi Zakaria. Karena ia tidak mempunyai anak, maka ia merasa kesepian dan tidak mempunyai seorangpun keturunan yang akan menggantikan dan melanjutkan perjuangannya jika ia telah meninggal dunia. Sebab itu ia berdoa kepada Allah agar Dia tidak membiarkannya hidup tanpa keturunan.
Pada akhir ayat ini disebutkan ucapan Nabi Zakaria setelah ia mengucapkan doanya itu. Lalu ia berkata, “Dan Engkau adalah ahli waris yang paling baik?”
Maksudnya adalah bahwa jika Allah menghendaki tidak akan menganugerahkan keturunan kepadanya, maka ia pun rela dan tidak berkecil hati, karena ia yakin bahwa Allah akan tetap memelihara agamanya, dan tidak akan menyia-nyiakan agamanya dan Allah tentu akan memilih orang yang paling tepat sebagai pengganti Zakaria setelah wafatnya.
Selanjutnya Surah Al-Anbiya ayat 90 menjelaskan bahwa Allah telah memperkenankan doa Nabi Zakaria, dan mengaruniakan kepadanya seorang putra bernama Yahya. Untuk itu, Allah telah mengaruniakan kesehatan yang baik kepada istri Zakaria, sehingga memungkinkan untuk mengandung, padahal sebelum itu ia adalah perempuan yang mandul.
Baca juga: Kisah Terkabulnya Doa Nabi Zakariya di Bulan Dzulhijjah
Pada lanjutan ayat ini Allah menjelaskan alasan-Nya mengabulkan permohonan Nabi Zakaria. Itu karena mereka (Nabi Zakaria dan istrinya) senantiasa bersegera dalam berbuat kebajikan, terutama dalam memelihara keturunan dengan sebaik-baiknya. Selain itu juga, karena senantiasa berdoa kepada Allah dengan hati yang harap-harap cemas, harap akan ampunan Tuhan dan cemas terhadap kemurkaan dan siksaan Allah.
Alasan lainnya karena mereka selalu khusyuk dan tawadu’ kepada-Nya, dan tidak pernah sombong atau takabur dan mengingkari karunia-Nya. Jadi, sifat-sifat yang mulia itulah yang menyebabkan mereka memperoleh karunia dari Allah SWT.
رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ
Artinya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik."
Dalam buku "Kumpulan Doa Sehari-Hari" yang diterbitkan Kementerian Agama (2013) dijelaskan bahwa pada ayat ini dikisahkan Nabi Zakaria berdoa kepada Allah SWT agar tidak hidup seorang diri. Kemudian Allah SWT mengabulkan doanya dan menganugerahkan seorang putra yang dikenal sebagai Nabi Yahya .
Allah SWT berfirman:
وَزَكَرِيَّآ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ ۚ
(Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris. (QS Al-Anbiya': 89)
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ
Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, menganugerahkan Yahya kepadanya, dan menjadikan istrinya (dapat mengandung). Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (QS Al-Anbiya': 90)
Pada Surah Al-Anbiya ayat 89, Allah mengarahkan perhatian Nabi Muhammad SAW dan umatnya kepada kisah Nabi Zakaria. Karena ia tidak mempunyai anak, maka ia merasa kesepian dan tidak mempunyai seorangpun keturunan yang akan menggantikan dan melanjutkan perjuangannya jika ia telah meninggal dunia. Sebab itu ia berdoa kepada Allah agar Dia tidak membiarkannya hidup tanpa keturunan.
Pada akhir ayat ini disebutkan ucapan Nabi Zakaria setelah ia mengucapkan doanya itu. Lalu ia berkata, “Dan Engkau adalah ahli waris yang paling baik?”
Maksudnya adalah bahwa jika Allah menghendaki tidak akan menganugerahkan keturunan kepadanya, maka ia pun rela dan tidak berkecil hati, karena ia yakin bahwa Allah akan tetap memelihara agamanya, dan tidak akan menyia-nyiakan agamanya dan Allah tentu akan memilih orang yang paling tepat sebagai pengganti Zakaria setelah wafatnya.
Selanjutnya Surah Al-Anbiya ayat 90 menjelaskan bahwa Allah telah memperkenankan doa Nabi Zakaria, dan mengaruniakan kepadanya seorang putra bernama Yahya. Untuk itu, Allah telah mengaruniakan kesehatan yang baik kepada istri Zakaria, sehingga memungkinkan untuk mengandung, padahal sebelum itu ia adalah perempuan yang mandul.
Baca juga: Kisah Terkabulnya Doa Nabi Zakariya di Bulan Dzulhijjah
Pada lanjutan ayat ini Allah menjelaskan alasan-Nya mengabulkan permohonan Nabi Zakaria. Itu karena mereka (Nabi Zakaria dan istrinya) senantiasa bersegera dalam berbuat kebajikan, terutama dalam memelihara keturunan dengan sebaik-baiknya. Selain itu juga, karena senantiasa berdoa kepada Allah dengan hati yang harap-harap cemas, harap akan ampunan Tuhan dan cemas terhadap kemurkaan dan siksaan Allah.
Alasan lainnya karena mereka selalu khusyuk dan tawadu’ kepada-Nya, dan tidak pernah sombong atau takabur dan mengingkari karunia-Nya. Jadi, sifat-sifat yang mulia itulah yang menyebabkan mereka memperoleh karunia dari Allah SWT.
(mhy)