Inilah Wujud Beriman kepada Kitab-kitab Allah Ta'ala

Rabu, 24 Mei 2023 - 17:03 WIB
loading...
Inilah Wujud Beriman kepada Kitab-kitab Allah Taala
Salah satu bentuk atau wujud iman kepada Kitab Allah Taala adalah perhatian dengan al-Quran, dengan membacanya, mentadaburinya, memahami maknanya, dan mengamalkannya. Foto istimewa
A A A
Salah satu dari rukun iman dalam Islam adalah iman kepada kitab Allah . Bagaimana sebenarnya perwujudan dari iman kepada kitab Allah subhanahu wa ta'ala ini?

Ustadz Setiawan Tugiyono, dai alumni Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dan S2 Hukum Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta, mengutip dari tulisan syaikh Muhammad bin Solih al-Munajjid hafidzohullah yang sudah diterjemahkan, dalam kajiannya sebagai berikut :

Pertama:

Definisi iman kepada kitab-kitab Allah adalah pembenaran dengan mantap bahwa kesemuanya diturunkan dari sisi Allah ta’ala, dan bahwa Allah ta’ala berfirman dengan kitab-kitab tersebut secara hakikat.

Sebagian firman dari kitab-kitab tersebut ada yang didengar secara langsung oleh para Rasul dari Allah ta’ala di balik tabir dengan tanpa perantara malaikat jibril, dan sebagian yang lain ada yang melalui perantara malaikat jibril kepada para Rasul, di sisi lain juga sebagian kitab ada yang Allah tulis sendiri dengan tangan-Nya.

Allah berfirman:

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ عَلِىٌّ حَكِيمٌ


“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berbicara dengannya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”. (QS Asy-Syuro: 51)

Juga dalam firmanNya:

وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا


“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”. (QS an-Nisa: 164)

Allah berfirman mengenai kitab Taurot:

وَكَتَبْنَا لَهُۥ فِى ٱلْأَلْوَاحِ مِن كُلِّ شَىْءٍ مَّوْعِظَةً وَتَفْصِيلًا لِّكُلِّ شَىْءٍ


“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu”. (QS al-A’raf: 145)

Kedua:

Kitab-kitab yang Allah sebutkan secara terperinci maka wajib diimani dengan rinci, kesemuanya adalah kitab-kitab yang Allah sebutkan namanya dalam al-Quran, diantaranya Taurot,Injil, Zabur, Suhuf Ibrohim dan Suhuf musa.

Adapun kitab-kitab yang Allah sampaikan secara global, yang diwajibkan untuk kita adalah mengimaninya secara global, kita berbicara tentangnya seperti apa yang Allah perintahkan untuk Rasul-Nya, seperti dalam firman Allah:

وَقُلْ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٍ


“katakanlah: Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah”. (QS Asy-Syuro: 15)

Ketiga:

Wajib membenarkan berita-berita yang ada dalam kitab-kitab tersebut, seperti berita-berita yang ada dalam al-Quran, atau berita-berita yang belum terkontaminasi penyimpangan dan perubahan/penggantian dalam kitab-kitab sebelumnya.

Keempat:

Mengimani bahwa Allah menurunkan al-Quran sebagai hakim (yang menghukumi status kitab sebelumnya) dan sebagai pembenar kitab (yang turun) sebelumnya, sebagaimana Allah berfirman:

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ


“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya”. (QS Al-Maidah: 48)

Para ahli tafsir mengatakan: makna “muhaimin” artinya adalah menjadi penjaga dan saksi atas kebenaran turunnya kitab-kitab sebelumnya, dan sebagai “mushoddiq” pembenar kitab-kitab sebelumnya, maksudnya yaitu membenarkan apa yang terkandung di dalamnya dari hal-hal yang benar (yang belum terkontaminasi kebatilan), juga untuk menafikan penyimpangan, penggantian dan perubahan yang terjadi di dalamnya, juga al-Quran sebagai kitab yang menasakh (mengangkat dan menghilangkan) hukum-hukum sebelumnya, atau untuk menyampaikan persetujuan dan pensyariatan hukum-hukum baru, oleh karenanya maka siapapun yang berpegang dengan kitab-kitab sebelumnya harus tunduk dan berserah dengan apa yang datang dalam al-Quran.

Allah berfirman:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِهِ هُمْ بِهِ يُؤْمِنُونَ * وَإِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ قَالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1344 seconds (0.1#10.140)