Selamat Iduladha 2023, Ini Amalan-amalan yang Dianjurkan
loading...
A
A
A
Berikut Amalan-amalan sunnah yang dianjurkan pada Hari Raya Iduladha bertabur pahala. Iduladha 10 Dzulhijjah 1444 H tahun ini bertepatan Kamis 29 Juni 2023 berdasarkan hasil sidang isbat Pemerintah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillaahul hamd! Malam ini gema takbir berkumandang di seluruh Indonesia. Takbir ini salah satu sunnah yang dianjurkan dihidupkan umat muslim sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
Artinya: "...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS Al-Baqarah ayat 185)
Berikut amalan-amalan sunnah Hari Raya Iduladha yang dapat dihidupkan umat muslim. Amalan ini dalam rangka menghidupkan Sunnah Nabi dan syiar Islam. Bagi yang melaksanakannya akan mendapat banyak keutamaan dan pahala di sisi Allah.
1. Mengumandangkan Takbir
Salah satu amalan yang diperintahkan adalah mengumandangkan Takbir. Dalam Mazhab Syafi'i, Takbir Mutlak atau juga disebut Takbir Mursal, dimulai sejak terbenamnya matahari 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) atau tepat saat Maghrib malam hari raya. Sedangkan untuk Takbir Muqayyad, dimulai sejak Maghrib malam Idul Adha hingga Ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Kumandang Takbir ini untuk menyebut-neybut kebesaran Allah dan juga sebagai syiar Islam.
2. Melaksanakan Sholat Idul Adha
Dalam Surat Al-Kautsar, Allah Ta'ala berfirman: "Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS Al-Kautsar Ayat 2).
Beberapa ulama di antaranya Qatadah, Atha' dan Ikrimah menyebutkan perintah mengerjakan sholat dalam ayat ini maksudnya adalah Sholat Ied. Dengan turunnya ayat ini, maka Rasulullah SAW melakukan sholat terlebih dahulu baru menyembelih hewan kurban. Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah saat Hijrah, Beliau bersabda: "Dahulu kalian punya dua hari untuk merayakan, lalu Allah menggantinya bagi kalian yang lebih baik, yaitu Hari Fithr dan hari Adha." (HR An-Nasa'i)
3. Menyembelih Hewan Kurban
Menyembelih hewan kurban disyariatkan untuk umat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم karena di dalamnya ada keutamaan ampunan dan pahala yang tak terhitung. Bahkan sekadar menyaksikan prosesinya saja bagi yang tidak mampu menadapatkan keutamaan. Ibadah kurban merupakan amalan yang sangat dicintai Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada Hari Nahr (Idul Adha) kecuali menyembelih hewan kurban. Hewan itu nanti pada hari Kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya, dan darah itu di sisi Allah Ta'ala segera menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah." (HR at-Tirmizi dan Ibnu Majah)
4. Mandi Sunnah Sebelum Berangkat Sholat Ied
Setiap muslim dianjurkan mandi seperti pada mandi besar biasanya. Hanya saja niatnya dimaksudkan untuk sholat Idul Adha. Hal ini disampaikan dalam Hadis berikut. "Dari Nafi', beliau mengatakan bahwa Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan." (HR Malik dan asy-Syafi'i dan sanadnya shahih)
5. Memakai Pakaian Terbaik
Pada hari Raya Idul Adha disunnahkan memakai pakaian terbaik khususnya saat akan melaksanakan sholat Ied. Pakaian terbaik yang dimaksud bukan yang baru dan mahal, tetapi pakaian yang bagus dan bersih. Hal ini disampaikan satu Hadist dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu: "Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya." (HR Hakim) Disebutkan, Beliau pada Hari Raya Ied memakai Burda Hibarah (pakaian terbaik dari Yaman).
6. Memakai Wangi-wangian
Sebelum berangkat Sholat Idul Adha, dianjurkan memakai wangi-wangian atau minyak wangi yang dioleskan ke bagian tubuh atau pakaian. Dalam satu Hadis yang diriwayatkan Imam Al-Hakim, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam memerintahkan sahabat untuk memakai pakaian terbaik dan memakai minyak wangi.
7. Tidak Makan Sebelum Sholat Ied Pada Hari Raya Idul Adha
Umat Islam disunnahkan untuk tidak makan/sarapan sebelum melaksanakan Sholat Ied. Hal ini berbeda dengan sholat Idul Fitri yang justru disunnahkan untuk makan terlebih dahulu. Dalam riwayat disebutkan, Nabi shollallahu 'alaihi wasallam tidak keluar menuju lapangan di hari Idul Fitri hingga beliau makan dulu. Dan beliau tidak makan di hari Idul Adha hingga beliau selesai melaksanakan sholat.
8. Berangkat Lebih Awal ke Tempat Sholat Ied
Imam An-Nawawi dalam Kitab Raudhatut Thalibin menerangkan, disunnahkan berangkat lebih awal untuk sholat Ied setelah selesai mengerjakan sholat Subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya sholat.
9. Berjalan Kaki Menuju Tempat Sholat Ied
Umat muslim yang hendak menunaikan sholat Idul Adha disunnahkan berjalan kaki dari rumah. Hal ini disampaikan dalam Hadis berikut. "Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam biasa berangkat Sholat 'Id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki." (HR Ibnu Majah)
10. Memperbanyak Bacaan Takbir Tahmid dan Tahlil
Sebelum berangkat ke tempat sholat Ied dianjurkan memperbanyak kalimat takbir, tahmid dan tahlil. Selain pada hari raya Idul Adha, takbir dan tahlil disunnahkan dibaca pada awal Dzulhijjah sampai dengan akhir hari Tasyriq. Takbir Mutlaq dimulai sejak hari pertama Dzulhijjah sampai dengan hari Tasyriq ke-3. Boleh dikumandangkan kapan pun, setelah sholat, sebelum sholat, pagi, sore malam, di setiap waktu. Sedangkan Takbir Muqoyyad terikat dengan waktu. Yaitu dibaca setelah sholat fardhu wajib lima waktu.
11. Melewati Jalan Berbeda Setelah Pulang Sholat Id
Bagi yang melakasanakan sholat Idul Adha dianjurkan memgambil jalan berbeda saat pulang. Hal ini diketengahakan dalam Hadis berikut. "Nabi shollallahu 'alaihi wasallam ketika sholat 'Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang." (HR Al-Bukhari)
12. Mengajak Kaum Perempuan dan Anak-anak ke Tempat Sholat Ied
Dari Umm 'Athiyah berkata: "Kami (para perempuan) diperintahkan Nabi untuk keluar (rumah) pada hari raya, sehingga kami ajak keluar juga para perawan yang sedang dipingit dan mereka yang sedang menstruasi juga, lalu mereka akan berada di belakang jamaah, ikut bertakbir dan berdoa bersama mereka, mengharapkan keberkahan dan kesucian hari raya." (HR Al-Bukhari).
Redaksi lain menyebutkan: "Kami (semua perempuan) diperintahkan untuk keluar rumah, dan kami ajak keluar juga para perempuan yang sedang menstruasi, yang muda-muda, dan yang sedang dipingit. Namun, yang sedang menstruasi hanya ikut hadir dan berdoa bersama jamaah, dan menjauhi tempat shalat mereka." (Sahih Al-Bukhari No 989)
Demikian amalan-amalan sunnah pada Hari Raya Idul Adha. Semoga Allah memudahkan kita untuk menghidupkannya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillaahul hamd! Malam ini gema takbir berkumandang di seluruh Indonesia. Takbir ini salah satu sunnah yang dianjurkan dihidupkan umat muslim sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
Artinya: "...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS Al-Baqarah ayat 185)
Berikut amalan-amalan sunnah Hari Raya Iduladha yang dapat dihidupkan umat muslim. Amalan ini dalam rangka menghidupkan Sunnah Nabi dan syiar Islam. Bagi yang melaksanakannya akan mendapat banyak keutamaan dan pahala di sisi Allah.
1. Mengumandangkan Takbir
Salah satu amalan yang diperintahkan adalah mengumandangkan Takbir. Dalam Mazhab Syafi'i, Takbir Mutlak atau juga disebut Takbir Mursal, dimulai sejak terbenamnya matahari 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) atau tepat saat Maghrib malam hari raya. Sedangkan untuk Takbir Muqayyad, dimulai sejak Maghrib malam Idul Adha hingga Ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Kumandang Takbir ini untuk menyebut-neybut kebesaran Allah dan juga sebagai syiar Islam.
2. Melaksanakan Sholat Idul Adha
Dalam Surat Al-Kautsar, Allah Ta'ala berfirman: "Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS Al-Kautsar Ayat 2).
Beberapa ulama di antaranya Qatadah, Atha' dan Ikrimah menyebutkan perintah mengerjakan sholat dalam ayat ini maksudnya adalah Sholat Ied. Dengan turunnya ayat ini, maka Rasulullah SAW melakukan sholat terlebih dahulu baru menyembelih hewan kurban. Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah saat Hijrah, Beliau bersabda: "Dahulu kalian punya dua hari untuk merayakan, lalu Allah menggantinya bagi kalian yang lebih baik, yaitu Hari Fithr dan hari Adha." (HR An-Nasa'i)
3. Menyembelih Hewan Kurban
Menyembelih hewan kurban disyariatkan untuk umat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم karena di dalamnya ada keutamaan ampunan dan pahala yang tak terhitung. Bahkan sekadar menyaksikan prosesinya saja bagi yang tidak mampu menadapatkan keutamaan. Ibadah kurban merupakan amalan yang sangat dicintai Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada Hari Nahr (Idul Adha) kecuali menyembelih hewan kurban. Hewan itu nanti pada hari Kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya, dan darah itu di sisi Allah Ta'ala segera menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah." (HR at-Tirmizi dan Ibnu Majah)
4. Mandi Sunnah Sebelum Berangkat Sholat Ied
Setiap muslim dianjurkan mandi seperti pada mandi besar biasanya. Hanya saja niatnya dimaksudkan untuk sholat Idul Adha. Hal ini disampaikan dalam Hadis berikut. "Dari Nafi', beliau mengatakan bahwa Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan." (HR Malik dan asy-Syafi'i dan sanadnya shahih)
5. Memakai Pakaian Terbaik
Pada hari Raya Idul Adha disunnahkan memakai pakaian terbaik khususnya saat akan melaksanakan sholat Ied. Pakaian terbaik yang dimaksud bukan yang baru dan mahal, tetapi pakaian yang bagus dan bersih. Hal ini disampaikan satu Hadist dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu: "Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya." (HR Hakim) Disebutkan, Beliau pada Hari Raya Ied memakai Burda Hibarah (pakaian terbaik dari Yaman).
6. Memakai Wangi-wangian
Sebelum berangkat Sholat Idul Adha, dianjurkan memakai wangi-wangian atau minyak wangi yang dioleskan ke bagian tubuh atau pakaian. Dalam satu Hadis yang diriwayatkan Imam Al-Hakim, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam memerintahkan sahabat untuk memakai pakaian terbaik dan memakai minyak wangi.
7. Tidak Makan Sebelum Sholat Ied Pada Hari Raya Idul Adha
Umat Islam disunnahkan untuk tidak makan/sarapan sebelum melaksanakan Sholat Ied. Hal ini berbeda dengan sholat Idul Fitri yang justru disunnahkan untuk makan terlebih dahulu. Dalam riwayat disebutkan, Nabi shollallahu 'alaihi wasallam tidak keluar menuju lapangan di hari Idul Fitri hingga beliau makan dulu. Dan beliau tidak makan di hari Idul Adha hingga beliau selesai melaksanakan sholat.
8. Berangkat Lebih Awal ke Tempat Sholat Ied
Imam An-Nawawi dalam Kitab Raudhatut Thalibin menerangkan, disunnahkan berangkat lebih awal untuk sholat Ied setelah selesai mengerjakan sholat Subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya sholat.
9. Berjalan Kaki Menuju Tempat Sholat Ied
Umat muslim yang hendak menunaikan sholat Idul Adha disunnahkan berjalan kaki dari rumah. Hal ini disampaikan dalam Hadis berikut. "Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam biasa berangkat Sholat 'Id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki." (HR Ibnu Majah)
10. Memperbanyak Bacaan Takbir Tahmid dan Tahlil
Sebelum berangkat ke tempat sholat Ied dianjurkan memperbanyak kalimat takbir, tahmid dan tahlil. Selain pada hari raya Idul Adha, takbir dan tahlil disunnahkan dibaca pada awal Dzulhijjah sampai dengan akhir hari Tasyriq. Takbir Mutlaq dimulai sejak hari pertama Dzulhijjah sampai dengan hari Tasyriq ke-3. Boleh dikumandangkan kapan pun, setelah sholat, sebelum sholat, pagi, sore malam, di setiap waktu. Sedangkan Takbir Muqoyyad terikat dengan waktu. Yaitu dibaca setelah sholat fardhu wajib lima waktu.
11. Melewati Jalan Berbeda Setelah Pulang Sholat Id
Bagi yang melakasanakan sholat Idul Adha dianjurkan memgambil jalan berbeda saat pulang. Hal ini diketengahakan dalam Hadis berikut. "Nabi shollallahu 'alaihi wasallam ketika sholat 'Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang." (HR Al-Bukhari)
12. Mengajak Kaum Perempuan dan Anak-anak ke Tempat Sholat Ied
Dari Umm 'Athiyah berkata: "Kami (para perempuan) diperintahkan Nabi untuk keluar (rumah) pada hari raya, sehingga kami ajak keluar juga para perawan yang sedang dipingit dan mereka yang sedang menstruasi juga, lalu mereka akan berada di belakang jamaah, ikut bertakbir dan berdoa bersama mereka, mengharapkan keberkahan dan kesucian hari raya." (HR Al-Bukhari).
Redaksi lain menyebutkan: "Kami (semua perempuan) diperintahkan untuk keluar rumah, dan kami ajak keluar juga para perempuan yang sedang menstruasi, yang muda-muda, dan yang sedang dipingit. Namun, yang sedang menstruasi hanya ikut hadir dan berdoa bersama jamaah, dan menjauhi tempat shalat mereka." (Sahih Al-Bukhari No 989)
Demikian amalan-amalan sunnah pada Hari Raya Idul Adha. Semoga Allah memudahkan kita untuk menghidupkannya.
(rhs)