Islam Agama Bersih dan Cantik, Begini Penjelasan Syaikh Al-Qardhawi

Minggu, 13 Agustus 2023 - 17:04 WIB
loading...
Islam Agama Bersih dan Cantik, Begini Penjelasan Syaikh Al-Qardhawi
Islam menekankan kebersihan. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakan Islam adalah agama bersih dan cantik. Sebelum menekankan masalah perhiasan dan gerak yang baik, Islam telah cenderung menekankan kepada masalah kebersihan .

"Ini adalah merupakan dasar pokok bagi setiap perhiasan yang baik dan pemandangan yang elok," ujar Syaikh Yusuf Qardhawi dalam bukunya yang diterjemahkan H Mu'ammal Hamidy berjudul "Halal dan Haram dalam Islam" (PT Bina Ilmu, 1993).

Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut: "Menjadi bersihlah kamu, karena sesungguhnya Islam itu bersih." (Riwayat Ibnu Hibban)

Dan sabdanya pula: "Kebersihan itu dapat mengajak orang kepada iman. Sedang iman itu akan bersama pemiliknya ke surga." (Riwayat Thabarani)

"Rasulullah SAW sangat menekankan tentang masalah kebersihan pakaian, badan, rumah dan jalan-jalan. Dan lebih serius lagi, yaitu tentang kebersihan gigi, tangan dan kepala," ujar Al-Qardhawi.



Ini bukan suatu hal yang mengherankan, kata Al-Qardhawi, karena Islam telah meletakkan suci (bersih) sebagai kunci bagi peribadatannya yang tertinggi yaitu salat.

Oleh karena itu tidak akan diterima sembahyangnya seorang muslim sehingga badannya bersih, pakaiannya bersih dan tempat yang dipakai pun dalam keadaan bersih.

"Ini belum termasuk kebersihan yang diwajibkan terhadap seluruh badan atau pada anggota badan. Kebersihan yang wajib ini dalam Islam dilakukan dengan mandi dan wudhu'," jelas Al-Qardhawi.

Menurut Al-Qardhawi, kalau suasana bangsa Arab itu dikelilingi oleh suasana pedesaan padang pasir di mana orang-orangnya atau kebanyakan mereka itu telah merekat dengan meremehkan urusan kebersihan dan berhias, maka Nabi Muhammad SAW waktu itu memberikan beberapa bimbingan yang cukup dapat membangkitkan, serta nasihat-nasihat yang jitu, sehingga mereka naik dari sifat-sifat primitif menjadi bangsa modern dan dari bangsa yang sangat kotor menjadi bangsa yang cukup necis.

Pernah ada seorang laki-laki datang kepada Nabi, rambut dan jenggotnya morat-marit tidak terurus, kemudian Nabi mengisyaratkan, seolah-olah memerintah supaya rambutnya itu diperbaiki, maka orang tersebut kemudian memperbaikinya, dan setelah itu dia kembali lagi menghadap Nabi.

Maka kata Nabi: "Bukankah ini lebih baik daripada dia datang sedang rambut kepalanya morat-marit seperti setan?" (HR Malik)



Dan pernah juga Nabi melihat seorang laki-laki yang kepalanya kotor sekali. Maka sabda Nabi: "Apakah orang ini tidak mendapatkan sesuatu yang dengan itu dia dapat meluruskan rambutnya?"

Pernah juga Nabi melihat seorang yang pakaiannya kotor sekali, maka apa kata Nabi: "Apakah orang ini tidak mendapatkan sesuatu yang dapat dipakai mencuci pakaiannya?" (HR Abu Daud)

Dan pernah ada seorang laki-laki datang kepada Nabi, pakaiannya sangat menjijikkan, maka tanya Nabi kepadanya:

"Apakah kamu mempunyai uang?" Orang tersebut menjawab: "Ya! saya punya" Nabi bertanya lagi. "Dari mana uang itu?" Orang itupun kemudian menjawab: "Dari setiap harta yang Allah berikan kepadaku." Maka kata Nabi: "Kalau Allah memberimu harta, maka sungguh Dia (lebih senang) menyaksikan bekas nikmatNya yang diberikan kepadamu dan bekas kedermawananNya itu." (HR Nasa'i)

Al-Qardhawi menjelaskan masalah kebersihan ini lebih ditekankan lagi pada hari-hari berkumpul, misalnya: Pada hari Jumat dan hari raya. Dalam hal ini Nabi pun pernah bersabda: "Sebaiknyalah salah seorang di antara kamu --jika ada rezeki-- memakai dua pakaian untuk hari Jumat, selain pakaian kerja." (HR Abu Daud)

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1487 seconds (0.1#10.140)