Kisah Kelahiran Nabi Ibrahim, Namrud dan Misteri Babilon
loading...
A
A
A
Pada malam itu juga terjadi kehamilan Ibrahim. Ibunya hamil dan, seperti ibu Musa putra Imran, ia merahasiakan kehamilan itu. Setelah melahirkan, ia menyelamatkan diri ke suatu gua yang terletak di dekat kota itu, untuk melindungi nyawa anaknya tersayang.
Ia meninggalkan anaknya di suatu sudut gua, dan mengunjunginya di waktu siang atau malam, tergantung situasi. Dengan berlalunya waktu, Namrud merasa aman. Ia percaya bahwa musuh tahta dan pemerintahannya telah dibunuh.
Ibrahim menjalani tiga belas tahun kehidupannya dalam sebuah gua dengan lorong masuk yang sempit, sebelum ibunya membawanya keluar. Ketika muncul di tengah masyarakat, para pendukung Namrud merasa bahwa ia orang asing. Terhadap hal itu, ibunya berkata, "Ini anak saya. Ia lahir sebelum ramalan para astrolog."
Ketika keluar dari gua, Ibrahim memperkuat keyakinan batinnya dalam tauhid dengan mengamati bumi dan langit, bintang-bintang yang bersinar, dan pohon-pohonan yang hijau. Ia menyaksikan masyarakat yang aneh. Dilihatnya sekelompok orang yang memperlakukan sinar bintang dengan sangat tolol. Ia juga melihat beberapa orang dengan tingkat kecerdasan yang bahkan lebih rendah.
Mereka membuat berhala dengan tangan sendiri, kemudian menyembahnya. Yang terburuk dari semuanya ialah bahwa seorang manusia, dengan mengambil keuntungan secara tak semestinya dari kejahilan dan kebodohan rakyat, mengaku sebagai tuhan mereka dan menyatakan diri sebagai pemberi hidup kepada semua makhluk dan penakdir semua peristiwa.
Nabi Ibrahim merasa harus mempersiapkan diri untuk memerangi tiga kelompok yang berbeda ini.
Ia meninggalkan anaknya di suatu sudut gua, dan mengunjunginya di waktu siang atau malam, tergantung situasi. Dengan berlalunya waktu, Namrud merasa aman. Ia percaya bahwa musuh tahta dan pemerintahannya telah dibunuh.
Ibrahim menjalani tiga belas tahun kehidupannya dalam sebuah gua dengan lorong masuk yang sempit, sebelum ibunya membawanya keluar. Ketika muncul di tengah masyarakat, para pendukung Namrud merasa bahwa ia orang asing. Terhadap hal itu, ibunya berkata, "Ini anak saya. Ia lahir sebelum ramalan para astrolog."
Ketika keluar dari gua, Ibrahim memperkuat keyakinan batinnya dalam tauhid dengan mengamati bumi dan langit, bintang-bintang yang bersinar, dan pohon-pohonan yang hijau. Ia menyaksikan masyarakat yang aneh. Dilihatnya sekelompok orang yang memperlakukan sinar bintang dengan sangat tolol. Ia juga melihat beberapa orang dengan tingkat kecerdasan yang bahkan lebih rendah.
Mereka membuat berhala dengan tangan sendiri, kemudian menyembahnya. Yang terburuk dari semuanya ialah bahwa seorang manusia, dengan mengambil keuntungan secara tak semestinya dari kejahilan dan kebodohan rakyat, mengaku sebagai tuhan mereka dan menyatakan diri sebagai pemberi hidup kepada semua makhluk dan penakdir semua peristiwa.
Nabi Ibrahim merasa harus mempersiapkan diri untuk memerangi tiga kelompok yang berbeda ini.
(mhy)