Kisah Sekumpulan Jin Masuk Islam di Zaman Rasulullah, Ini Sebabnya
loading...
A
A
A
Kisah sekumpulan Jin memeluk Islam di zaman Rasulullah ﷺ termasuk kisah-kisah yang menakjubkan. Dulu, bangsa Jin memiliki kebiasaan mencuri kabar dari langit.
Bahkan Jin kafir yang tidak beriman sering mengucapkan perkataan yang melampaui batas, dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai istri dan anak. Na'udzubillaahi min dzalik! Namun, pada masa Nabi, sebagian di antara mereka ada yang masuk Islam dan beriman. Mari simak kisahnya berikut ini.
Dari Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa suatu ketika saat tiba di Tuhumah, Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat mendirikan sholat Fajar (Subuh). Hal ini menyebabkan semua berita langit yang biasa dicuri Jin, terhalang. Bahkan Allah mengirim petir untuk Jin tersebut.
Keadaan ini membuat para Jin bertanya-tanya. Mereka pun menyebar ke penjuru Barat dan ke Timur. Sebagian kelompok Jin tiba di Tuhumah, tempat Rasulullah dan sahabat mendirikan sholat Fajar.
Ketika Nabi dan para sahabat mendirikan sholat, sekumpulan Jin itu menyimak bacaan Al-Qur'an Rasulullah dengan seksama. Mereka tampak tertegun seraya berkata: "Demi Allah, inilah yang menghalangi kita dengan berita langit." Para Jin itu pun pulang ke kaumnya dan memberitahu hal tersebut. Setelah kejadian itu, sekumpulan Jin tersebut masuk Islam dan beriman kepada Allah.
Atas kejadian ini, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad ﷺ yakni Surat Jin Ayat 1. (HR Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا (1) يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا (2) وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا (3)
Artinya: "Katakanlah (hai Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Mahatinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak." (QS Jin ayat1-3)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasulullah untuk menyampaikan kepada para sahabat tentang Jin yang beriman kepada Allah. Keimanan jin itu mengandung arti:
1. Bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah Rasul bagi umat manusia dan juga bagi Jin, sebagaimana juga diungkapkan dalam ayat yang lain.
2. Bahwa jin mendengar dan mengerti bahasa manusia, sebagaimana juga dinyatakan dalam ayat-ayat lain.
3. Jin juga akan dihisab sebagaimana halnya manusia.
4. Adanya jin yang juga yang berdakwah kepada kaumnya.
5. Agar orang-orang Quraisy mengetahui bahwa jin saja ketika mendengar Al-Qur'an mengakui kemukjizatannya dan beriman kepadanya.
Untuk diketahui, Nabi Muhammad ﷺ mengetahui sekumpulan Jin mendengar bacaan beliau dengan perantaraan wahyu, bukan menyaksikan dengan mata beliau sendiri.
Wallahu A'lam
Bahkan Jin kafir yang tidak beriman sering mengucapkan perkataan yang melampaui batas, dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai istri dan anak. Na'udzubillaahi min dzalik! Namun, pada masa Nabi, sebagian di antara mereka ada yang masuk Islam dan beriman. Mari simak kisahnya berikut ini.
Dari Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa suatu ketika saat tiba di Tuhumah, Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat mendirikan sholat Fajar (Subuh). Hal ini menyebabkan semua berita langit yang biasa dicuri Jin, terhalang. Bahkan Allah mengirim petir untuk Jin tersebut.
Keadaan ini membuat para Jin bertanya-tanya. Mereka pun menyebar ke penjuru Barat dan ke Timur. Sebagian kelompok Jin tiba di Tuhumah, tempat Rasulullah dan sahabat mendirikan sholat Fajar.
Ketika Nabi dan para sahabat mendirikan sholat, sekumpulan Jin itu menyimak bacaan Al-Qur'an Rasulullah dengan seksama. Mereka tampak tertegun seraya berkata: "Demi Allah, inilah yang menghalangi kita dengan berita langit." Para Jin itu pun pulang ke kaumnya dan memberitahu hal tersebut. Setelah kejadian itu, sekumpulan Jin tersebut masuk Islam dan beriman kepada Allah.
Atas kejadian ini, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad ﷺ yakni Surat Jin Ayat 1. (HR Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا (1) يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا (2) وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا (3)
Artinya: "Katakanlah (hai Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Mahatinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak." (QS Jin ayat1-3)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasulullah untuk menyampaikan kepada para sahabat tentang Jin yang beriman kepada Allah. Keimanan jin itu mengandung arti:
1. Bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah Rasul bagi umat manusia dan juga bagi Jin, sebagaimana juga diungkapkan dalam ayat yang lain.
2. Bahwa jin mendengar dan mengerti bahasa manusia, sebagaimana juga dinyatakan dalam ayat-ayat lain.
3. Jin juga akan dihisab sebagaimana halnya manusia.
4. Adanya jin yang juga yang berdakwah kepada kaumnya.
5. Agar orang-orang Quraisy mengetahui bahwa jin saja ketika mendengar Al-Qur'an mengakui kemukjizatannya dan beriman kepadanya.
Untuk diketahui, Nabi Muhammad ﷺ mengetahui sekumpulan Jin mendengar bacaan beliau dengan perantaraan wahyu, bukan menyaksikan dengan mata beliau sendiri.
Wallahu A'lam
(rhs)