Perjanjian Sykes-Picot, Awal Mula Terpecahnya Negeri Kaum Muslim
loading...
A
A
A
Perjanjian Sykes-Picot merupakan sebuah perjanjian rahasia yang telah disepakati oleh Inggris dan Perancis selama Perang Dunia I pada tahun 1916.
Selama Perang Dunia I berlangsung, terbentuklah dua aliansi kuat Poros dan Sekutu. Di blok Poros terdiri dari negara Jerman dan Austria-Hungaria.
Sedangkan blok Sekutu terdiri dari negara Inggris, Perancis, dan Rusia.
Dalam perjanjian Sykes-Picot ini, Inggris dan Perancis sepakat untuk membagi-bagi wilayah tersebut menjadi zona pengaruh mereka masing-masing tanpa memperhitungkan aspirasi umat Muslim di sana.
Sedangkan yang membuat Ottoman (Turkiye) terlibat dalam Perang Dunia I adalah karena pada saat itu, Khalifah sangat terjepit oleh besarnya hutang kepada negara-negara di Eropa. Awalnya, Khalifah memilih untuk netral, karena memikirkan posisi Ottoman yang lemah dan dikepung oleh berbagai ancaman dari internal maupun eksternal. Pada akhirnya Ottoman memilih untuk terlibat Perang Dunia I dan bergabung dengan blok Sekutu.
Namun permintaan bergabung itu ditolak oleh blok Sekutu, Hingga pada Oktober 1914, Ottoman kemudian bergabung ke dalam blok Poros dengan Jerman dan Austria-Hungaria.
Setelah mengetahui bahwa Ottoman bergabung dengan blok Poros, Inggris yang masuk ke dalam blok Sekutu langsung membuat strategi untuk menjatuhkan Khalifah.Tujuan Inggris untuk menjatuhkan sang Khalifah adalah untuk memperbesar wilayah jajahannya sampai ke Timur Tengah. Perang Dunia I ini merupakan kesempatan emas bagi Inggris untuk menjatuhkan Khalifah, pasalnya pada tahun 1857 dan 1888, Inggris telah mengontrol wilayah Mesir dan India. Sedangkan wilayah kekuasaan Ottoman berada di antara kedua koloni terpenting di Inggris.
Inggris membuat strategi untuk menjatuhkan Kekhalifahan Ottoman dengan cara membuat bangsa Arab melawan kekuasaan Ottoman. Inggris melawan dengan cara melakukan perjanjian dengan salah satu gubernur di Makkah, yaitu Sharif Hussein bin Ali. Bulan Juni 1916, Gubernur Makkah, Sharif Hussein bin Ali mulai memimpin kelompoknya untuk menyerang Ottoman. Kemudian dalam beberapa bulan, pasukan Arab berhasil mengambil alih kota-kota di Hijaz.
Kemenangan pasukan Arab tentu tidak terlepas dari sumbangan Inggris, seperti tentara, senjata, pendaan, dan bendera. Saat itu, Arab menggunakan bendera yang dibuat oleh Inggris dengan nama “Bendera Perlawanan Arab”. Sebelum Arab menang dalam pemberontakan, Inggris dan Perancis sudah lebih dulu melakukan perjanjian untuk membagi wilayah Timur Tengah yang dikenal dengan perjanjian Sykes-Picot Agreement. Perjanjian tersebut dilakukan oleh seorang diplomat Inggris dan Perancis, yaitu Mark Sykes dan Francois Georges-Picot pada tahun 1916-1916.
Setelah Perang Dunia I dan kekuasaan Ottoman telah diruntuhkan . Situasi Timur tengah malah semakin memburuk dan rumit. Pada tahun 1917, Inggris kembali melakukan tiga perjanjian dengan tiga pihak berbeda, yaitu Arab, Perancis dan Zionis. Wilayah Timur tengah dibagi oleh Liga Bangsa-Bangsa (LBB-embrio PBB) menjadi beberapa negara modern yang kita kenal saat ini. Negara-negara Eropa dengan sewenang-wenangnya membagi Timur tengah untuk dasar memecah belah Arab agar saling berkonflik.
Dengan demikian, Perjanjian Sykes-Picot merupakan simbol dominasi Barat di Timur Tengah yang memberikan dorongan kuat untuk gerakan nasionalisme, perjuangan kemerdekaan, dan perubahan politik yang memecah belah wilayah tersebut menjadi negara-negara yang kita kenal saat ini. Peristiwa ini juga menjadi sejarah yang menyebabkan terpecahnya umat muslim dan berdampak pada perjalanan sejarah Timur Tengah.
Selama Perang Dunia I berlangsung, terbentuklah dua aliansi kuat Poros dan Sekutu. Di blok Poros terdiri dari negara Jerman dan Austria-Hungaria.
Sedangkan blok Sekutu terdiri dari negara Inggris, Perancis, dan Rusia.
Dalam perjanjian Sykes-Picot ini, Inggris dan Perancis sepakat untuk membagi-bagi wilayah tersebut menjadi zona pengaruh mereka masing-masing tanpa memperhitungkan aspirasi umat Muslim di sana.
Sedangkan yang membuat Ottoman (Turkiye) terlibat dalam Perang Dunia I adalah karena pada saat itu, Khalifah sangat terjepit oleh besarnya hutang kepada negara-negara di Eropa. Awalnya, Khalifah memilih untuk netral, karena memikirkan posisi Ottoman yang lemah dan dikepung oleh berbagai ancaman dari internal maupun eksternal. Pada akhirnya Ottoman memilih untuk terlibat Perang Dunia I dan bergabung dengan blok Sekutu.
Namun permintaan bergabung itu ditolak oleh blok Sekutu, Hingga pada Oktober 1914, Ottoman kemudian bergabung ke dalam blok Poros dengan Jerman dan Austria-Hungaria.
Setelah mengetahui bahwa Ottoman bergabung dengan blok Poros, Inggris yang masuk ke dalam blok Sekutu langsung membuat strategi untuk menjatuhkan Khalifah.Tujuan Inggris untuk menjatuhkan sang Khalifah adalah untuk memperbesar wilayah jajahannya sampai ke Timur Tengah. Perang Dunia I ini merupakan kesempatan emas bagi Inggris untuk menjatuhkan Khalifah, pasalnya pada tahun 1857 dan 1888, Inggris telah mengontrol wilayah Mesir dan India. Sedangkan wilayah kekuasaan Ottoman berada di antara kedua koloni terpenting di Inggris.
Inggris membuat strategi untuk menjatuhkan Kekhalifahan Ottoman dengan cara membuat bangsa Arab melawan kekuasaan Ottoman. Inggris melawan dengan cara melakukan perjanjian dengan salah satu gubernur di Makkah, yaitu Sharif Hussein bin Ali. Bulan Juni 1916, Gubernur Makkah, Sharif Hussein bin Ali mulai memimpin kelompoknya untuk menyerang Ottoman. Kemudian dalam beberapa bulan, pasukan Arab berhasil mengambil alih kota-kota di Hijaz.
Kemenangan pasukan Arab tentu tidak terlepas dari sumbangan Inggris, seperti tentara, senjata, pendaan, dan bendera. Saat itu, Arab menggunakan bendera yang dibuat oleh Inggris dengan nama “Bendera Perlawanan Arab”. Sebelum Arab menang dalam pemberontakan, Inggris dan Perancis sudah lebih dulu melakukan perjanjian untuk membagi wilayah Timur Tengah yang dikenal dengan perjanjian Sykes-Picot Agreement. Perjanjian tersebut dilakukan oleh seorang diplomat Inggris dan Perancis, yaitu Mark Sykes dan Francois Georges-Picot pada tahun 1916-1916.
Setelah Perang Dunia I dan kekuasaan Ottoman telah diruntuhkan . Situasi Timur tengah malah semakin memburuk dan rumit. Pada tahun 1917, Inggris kembali melakukan tiga perjanjian dengan tiga pihak berbeda, yaitu Arab, Perancis dan Zionis. Wilayah Timur tengah dibagi oleh Liga Bangsa-Bangsa (LBB-embrio PBB) menjadi beberapa negara modern yang kita kenal saat ini. Negara-negara Eropa dengan sewenang-wenangnya membagi Timur tengah untuk dasar memecah belah Arab agar saling berkonflik.
Dengan demikian, Perjanjian Sykes-Picot merupakan simbol dominasi Barat di Timur Tengah yang memberikan dorongan kuat untuk gerakan nasionalisme, perjuangan kemerdekaan, dan perubahan politik yang memecah belah wilayah tersebut menjadi negara-negara yang kita kenal saat ini. Peristiwa ini juga menjadi sejarah yang menyebabkan terpecahnya umat muslim dan berdampak pada perjalanan sejarah Timur Tengah.
(wid)