13 Fakta Perang Khaibar: 1.600 Pasukan Rasulullah SAW Binasakan 10.000 Tentara Yahudi

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 14:44 WIB
loading...
A A A
8. Pihak kafir Quraisy dan seluruh jazirah Arab berbaris menonton peperangan ini. Dari kalangan Quraisy sampai ada yang berani bertaruh mengenai kesudahan perang itu dan siapa pula yang akan menang. Kebanyakan Quraisy mengharapkan pihak Muslimin akan mengalami kehancuran, melihat kukuhnya benteng-benteng Khaibar yang sudah terkenal serta letaknya di atas batu-batu karang dan gunung, di samping pengalaman mereka yang cukup lama dalam medan perang.

9. Pemimpin Yahudi tewas. Pada saat dikepung pasukan muslim, kaum Yahudi berunding dengan sesama mereka. Pemimpin mereka Sallam bin Misykam menyarankan, supaya harta-benda dan sanak keluarga mereka dimasukkan ke dalam benteng Watih dan Sulalim, bahan makanan dan perlengkapan dimasukkan ke dalam benteng Na'im, prajurit dan barisan penggempur dimasukkan ke dalam benteng Natat dan Sallam bin Misykam sendiri bersama-sama mereka, mengerahkan mereka dalam peperangan.

Akhirnya, pasukan kedua belah pihak sudah berhadap-hadapan di sekitar benteng Natat dan pertempuran pun meletus. Dalam perang ini Sallam bin Misykam tewas. Pimpinan pasukan Yahudi pun digantikan Harith bin Abi Zainabin. Ia keluar dari benteng Na'im dengan maksud hendak menggempur pasukan Muslimin. Tetapi oleh Khazraj ia dapat dihalau dan dipaksa kembali mundur ke bentengnya.



10. Perang Khaibar amat sengit. Pihak muslim memperketat kepungannya atas benteng-benteng Khaibar itu sedang pihak Yahudi mati-matian mempertahankan dengan keyakinan, bahwa kekalahan mereka menghadapi Rasulullah berarti suatu penumpasan terakhir terhadap Bani Israil di negeri-negeri Arabin.

11. Ali bin Abi Thalib berhasil mendobrak Benteng Naim. Pada mulanya, Rasulullah SAW menyerahkan bendera kepada Abu Bakar supaya memasuki benteng Na'im. Akan tetapi setelah terjadi pertempuran ia kembali tanpa berhasil menaklukkan benteng itu.

Keesokan harinya pagi-pagi Rasul menugaskan Umar bin Khattab . Tetapi dia pun mengalami nasib yang sama seperti Abu Bakar. Giliran Ali bin Abi Thalib yang dipanggilnya seraya katanya: "Pegang bendera ini dan bawa terus sampai Tuhan memberikan kemenangan kepadamu."

Sayidina Ali berangkat membawa bendera itu. Setelah ia berada dekat dari benteng, penghuni benteng itu keluar menghadapinya dan seketika itu juga pertempuran pun terjadi. Salah seorang Yahudi dapat memukulnya dan perisai yang di tangannya terlempar. Tetapi Sayidina Ali segera menyambar daun pintu yang ada di benteng dan dengan memperisaikan daun pintu yang masih di tangan itu ia terus bertempur. Benteng itu akhirnya dapat didobraknya.

Kemudian daun pintu tadi dijadikannya jembatan dan dengan "jembatan" ini pasukan muslim dapat menyeberang masuk ke dalam benteng itu. Benteng Na'im jatuh setelah komandannya, Harith bin Abi Zainab terbunuh.



12. Setelah benteng Na'im jatuh, selanjutnya pasukan muslim berusaha menaklukkan benteng Qamush. Kala itu, persediaan bahan makanan pasukan muslim sudah tidak mencukupi lagi, sehingga ada beberapa orang yang datang kepada Rasulullah mengeluh, dan minta sesuatu sekadar dapat menyambung hidup. Karena tidak ada sesuatu yang dapat diberikannya kepada mereka itu, maka mereka diizinkan makan daging kuda.

Tiba-tiba salah seorang dari pihak muslim melihat ada sekawanan kambing memasuki salah satu benteng Yahudi itu. Dua ekor kambing di antaranya dapat mereka tangkap, lalu mereka sembelih dan mereka makan bersama-sama.

Setelah pasukan muslim menaklukkan benteng Sha'b b-Mu'adh, kebutuhan makan mereka sudah tidak begitu mendesak lagi. Di tempat ini persediaan makanan cukup melimpah, yang akan memungkinkan lagi mereka meneruskan perjuangan melawan Yahudi dan mengepung benteng-benteng yang ada lainnya.

13. Perang dimenangkan pasukan muslim. Setelah Yahudi Khaibar dapat ditundukkan wilayah-wilayah lain yang dikuasai kaum Yahudi menyerah kalah.

Penduduk Fadak, misalnya, ketakutan sekali. Mereka kahirnya setuju menyerah. Persetujuan diadakan dengan menyerahkan separo harta mereka tanpa pertempuran. Kalau daerah Khaibar menjadi milik Muslimin karena mereka yang telah berjuang membebaskannya, maka Fadak untuk Nabi Muhammad karena pihak Muslimin tidak memperolehnya dengan pertempuran.

Kala itu, semua orang Yahudi tunduk kepada kekuasaan Nabi, dan berakhir pulalah semua kekuasaan mereka di seluruh jazirah.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3312 seconds (0.1#10.140)