Nasib Tragis Tempat Suci Kaum Muslimin di Palestina, Ada Masjid Dijadikan Kafe
loading...
A
A
A
Palestina penuh dengan tempat suci dan tanah-tanah wakaf . Harta ini untuk kepentingan kaum muslimin dan membantu keperluan mereka seperti kaum fuqara’, masakin, para penuntut ilmu (thalabatul ilmi), para musafir dan untuk kepentingan masjid-masjid.
"Hanya saja, wakaf dan tempat-tempat suci kaum muslimin di Palestina tidak selamat dari aksi penggusuran dan upaya-upaya penghapusan jejak-jejaknya oleh Zionis Israel ," tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya yang berjudul "Ardhu Filistin wa Sya’buha" yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi "Tanah Palestina dan Rakyatnya".
Menurutnya, tanah wakaf di Palestina mencapai 1 juta 680 donam atau sekitar 6,25% dari total luas tanah Palestina. Jumlah itu mencapai 10% dari total luas tanah yang cocok untuk bertani. "Dan di Palestina ada 340 desa yang merupakan wakaf baik secara keseluruhan maupun sebagian seperti desa Burain, Beit Furaik, Shatha dan Sa’sa’," jelasnya.
Di tanah Palestina yang diduduki Zionis Yahudi tahun 1948 (Palestina’48) orang-orang Yahudi menguasai sebagian besar tanah wakaf Islam dengan dalih tanah-tanah tersebut milik orang yang telah tiada dan menyerahkannya kepada anak cucu agama mereka yang mendirikan permukiman-permukiman dan proyek-proyek pertanian, industri dan perdagangan.
Masjid-masjid kaum muslimin, makam-makam dan bekas-bekas peninggalan sejarah mereka juga tidak selamat dari serangan permusuhan ini.
Sebagian besar tanah masjid Ibrahimi yang ada di Hebron, mereka dirikan tempat ibadah kaum Yahudi. Orang Yahudi juga menguasai tembok barat masjid al Aqsha. “Tembok Buraq” yang oleh mereka dinamai dengan sebutan “tembok ratapan”.
Mereka pun menggusur lorong al Mugharabah yang melekat dengan “Tembok Buraq” yang merupakan tanah wakaf dan menghancurkan bangunan-bangunan yang ada di sana untuk kemudian mereka jadikan tempat untuk para pengunjung (peziarah) “tembok ratapan” mereka.
Mereka juga mengubah masjid Dzahir Bebars di El-Majdal, yang dibangun sejak lebih 700 tahun, menjadi kafe. Sedang sebuah masjid yang paling terkenal di Yafa, masjid as Saksak, mereka ubah menjadi klub Yahudi asal Bulgaria.
Mereka juga mengubah masjid Qisariya menjadi bar, pup dan kedai minuman keras.
Mereka menggunakan masjid as Shagir di Haifa sebagai lokasi para pemakai narkoba dan pelacuran.
Tak hanya itu. Mereka juga mengubah masjid Shafad menjadi museum archaeology dan kantor pariwisata. Mereka pun menghancurkan masjid Imam Husain dan makamnya di Asqalan kemudian didirikan di atasnya rumah sakit Yahudi.
"Masih banyak lagi ratusan masjid yang nasibnya tidak lebih baik," ujar Muhsin Muhammad Shaleh.
Aksi serupa juga terjadi terhadap masjid-masjid lain semisal masjid Aka, masjid Thabriya, masjid Shafad, masjid Hauqain, masjid Aqrat, masjid Abu Kabir, masjid Salama, masjid Qabiya, masjid Amwas, masjid Lubiya, masjid Sharfand dan masjid-masjid lainnya.
Zionis Yahudi juga tidak peduli atas pemeliharaan makam-makam kaum muslimin. Di al Quds, misalnya, mereka membangun di atas makam Ma’manullah sebuah hotel dan plaza sangat besar “Mamila”.
Mereka membuka jalan-jalan di atasnya dan sisanya mereka jadikan sebagai taman umum di atas kuburan kaum muslimin.
Sedang makam Yazur dekat Yafa sebagian telah digusur dijadikan proyek jalan di atasnya dan sisanya mereka jadikan sebagai tempat pembuangan sampah.
Mereka bangun di atas pemakaman Syeikh Muknis dekat Yafa pabrik-pabrik dan disana mereka bangun di atasnya gedung-gedung cabang Universitas Tel Aviv.
"Hanya saja, wakaf dan tempat-tempat suci kaum muslimin di Palestina tidak selamat dari aksi penggusuran dan upaya-upaya penghapusan jejak-jejaknya oleh Zionis Israel ," tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya yang berjudul "Ardhu Filistin wa Sya’buha" yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi "Tanah Palestina dan Rakyatnya".
Menurutnya, tanah wakaf di Palestina mencapai 1 juta 680 donam atau sekitar 6,25% dari total luas tanah Palestina. Jumlah itu mencapai 10% dari total luas tanah yang cocok untuk bertani. "Dan di Palestina ada 340 desa yang merupakan wakaf baik secara keseluruhan maupun sebagian seperti desa Burain, Beit Furaik, Shatha dan Sa’sa’," jelasnya.
Di tanah Palestina yang diduduki Zionis Yahudi tahun 1948 (Palestina’48) orang-orang Yahudi menguasai sebagian besar tanah wakaf Islam dengan dalih tanah-tanah tersebut milik orang yang telah tiada dan menyerahkannya kepada anak cucu agama mereka yang mendirikan permukiman-permukiman dan proyek-proyek pertanian, industri dan perdagangan.
Masjid-masjid kaum muslimin, makam-makam dan bekas-bekas peninggalan sejarah mereka juga tidak selamat dari serangan permusuhan ini.
Sebagian besar tanah masjid Ibrahimi yang ada di Hebron, mereka dirikan tempat ibadah kaum Yahudi. Orang Yahudi juga menguasai tembok barat masjid al Aqsha. “Tembok Buraq” yang oleh mereka dinamai dengan sebutan “tembok ratapan”.
Mereka pun menggusur lorong al Mugharabah yang melekat dengan “Tembok Buraq” yang merupakan tanah wakaf dan menghancurkan bangunan-bangunan yang ada di sana untuk kemudian mereka jadikan tempat untuk para pengunjung (peziarah) “tembok ratapan” mereka.
Mereka juga mengubah masjid Dzahir Bebars di El-Majdal, yang dibangun sejak lebih 700 tahun, menjadi kafe. Sedang sebuah masjid yang paling terkenal di Yafa, masjid as Saksak, mereka ubah menjadi klub Yahudi asal Bulgaria.
Mereka juga mengubah masjid Qisariya menjadi bar, pup dan kedai minuman keras.
Mereka menggunakan masjid as Shagir di Haifa sebagai lokasi para pemakai narkoba dan pelacuran.
Tak hanya itu. Mereka juga mengubah masjid Shafad menjadi museum archaeology dan kantor pariwisata. Mereka pun menghancurkan masjid Imam Husain dan makamnya di Asqalan kemudian didirikan di atasnya rumah sakit Yahudi.
"Masih banyak lagi ratusan masjid yang nasibnya tidak lebih baik," ujar Muhsin Muhammad Shaleh.
Aksi serupa juga terjadi terhadap masjid-masjid lain semisal masjid Aka, masjid Thabriya, masjid Shafad, masjid Hauqain, masjid Aqrat, masjid Abu Kabir, masjid Salama, masjid Qabiya, masjid Amwas, masjid Lubiya, masjid Sharfand dan masjid-masjid lainnya.
Zionis Yahudi juga tidak peduli atas pemeliharaan makam-makam kaum muslimin. Di al Quds, misalnya, mereka membangun di atas makam Ma’manullah sebuah hotel dan plaza sangat besar “Mamila”.
Mereka membuka jalan-jalan di atasnya dan sisanya mereka jadikan sebagai taman umum di atas kuburan kaum muslimin.
Sedang makam Yazur dekat Yafa sebagian telah digusur dijadikan proyek jalan di atasnya dan sisanya mereka jadikan sebagai tempat pembuangan sampah.
Mereka bangun di atas pemakaman Syeikh Muknis dekat Yafa pabrik-pabrik dan disana mereka bangun di atasnya gedung-gedung cabang Universitas Tel Aviv.