Misi Besar Zionis Mendirikan Negara Israel Ingin Kuasai Dunia dari Bumi Palestina
loading...
A
A
A
Apa sebenarnya misi Zionis mendirikan negara Israel di wilayah Palestina? Mengapa Israel terus menerus menyerang Palestina ? Ternyata Zionis Israel punya misi besar ingin menguasai dunia dari bumi Palestina.
Zionis mendirikan negara Israel untuk mengembalikan Kuil Sulaiman yang menurut keyakinan mereka merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di Tanah Palestina (sekitar 975- 935 SM). Upaya pertama yang harus dilakukan adalah menduduki Al-Aqsha (Baitul Maqdis) dan menyingkirkan Palestina.
Dalam "Sejarah Zionisme dan Berdirinya Negara Israel" karya Andi Satrianingsih (Muhammadiyah University of Makassar) dan Zaenal Abidin (Alauddin State Islamic University Makassar) dijelaskan asal-usul lahirnya Zionisme dan berdirinya negara Israel di wilayah Palestina.
Untuk diketahui, konflik Palestina-Israel merupakan konflik paling lama yang terjadi di wilayah Timur Tengah selain Perang Salib. Konflik keduanya telah berlangsung lebih dari setengah abad melibatkan banyak negara Arab dan negara Barat.
Dalam perspektif dunia Islam, konflik Palestina-Israel bukan hanya konflik antar dua negara atau beberapa negara yang terlibat, tetapi menjadi sensitif ketika dianggap sebagai perang antar peradaban atau antar ideologi agama, yaitu Zionisme-Yahudi versus Islam.
Sejarah Terbentuknya Zionisme
Mari kita buka sejara lahirnya Zionisme ini. Istilah Zionisme berasal dari akar kata Zion atau Sion yang pada masa awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari perkataan Yerussalem. Zion adalah pengucapan dalam bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Latin disebut Sion, dalam bahasa Ibraninya adalah Tsyon. Arti dari istilah ini adalah "bukit" yaitu Bukit Suci Yerussalem yang juga simbol dari konsep Teokrasi Yahudi. Zion atau Sion juga diartikan "bukit yang tinggi", tempat berdirinya bukit suci yang didirikan Nabi Sulaiman (Solomon). Zion juga sebagai julukan bagi kota Yerussalem sebagai kota rahasia atau tempat tinggal Yahweh.
Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut kitab mereka, "Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki Tanah yang Dijanjikan. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak Bukit Zion."
Munculnya kata Zion pertama kali di Kitab Perjanjian Lama ketika Raja Daud mendirikan kerajaannya Tahun 1000-969 SM. Perkataan Zion dalam Kitab Perjanjian Lama disebutkan 152 kali. Semuanya menunjuk pada Kota Yerussalem. Lebih dari separuhnya dalam 2 kitab, yaitu Isaiyah 46 kali dan dalam Mazmur 38 kali. Lainnya tersebar dalam berbagai kitab. Zion di kemudian hari diidentikkan dengan kota suci Yerusalem itu sendiri.
Sebelumnya, istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang Mesias (juru selamat), yang akan membawa mereka pada kerajaan Tuhan yang akan dipusatkan di tempat terjadinya kisah-kisah yang dialami Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Zionisme adalah perpanjangan dari apa yang dilakukan oleh Yahudi sejak dahulu. Latar belakang munculnya gerakan Zionisme ini disebabkan hak sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama mereka ditindas ketika mereka terpaksa hidup diaspora dalam beberapa negara. Dari sini kemudian muncul kesadaran orang-orang Yahudi yang hidup di berbagai negara untuk mengakhiri penderitaan yang mereka alami dengan kembali ke negeri leluhur mereka, Palestina.
Dua Doktrin yang Menjadi Gerakan Zionisme
Ada dua doktrin utama yang dikembangkan Israel Yahudi terkait gerakan Zionisme dalam sejarah modern dan upaya kolonialisasi di Palestina. Yaitu: (1) Israel adalah bangsa pilihan Tuhan dan (2) Tanah yang dijanjikan Tuhan atau janji Tuhan atas tanah yang dijanjikan.
Dua doktrin ini berasal dari kitab suci mereka yaitu Taurat dan Talmud, dan diformulasikan kembali dalam kitab Protokolat. Dua doktrin inilah yang dijadikan ideologi Yahudi modern baik secara teologis, historis, politis maupun secara ekonomi.
Istilah Zionisme dalam makna politik itu dicetuskan oleh Nathan Bernbaum, dan Zionisme Internasional yang pertama berdiri di New York pada tanggal 1 Mei 1776, dua bulan sebelum kemerdekaan Amerika Serikat dideklarasikan di Philadelphia.
Pada masa modern, telah dimulai inti pertama Zionisme pada 1806 M ketika Dewan Senat Yahudi berkumpul atas undangan Kaisar Napoleon Bonaparte dalam rangka memanfaatkan para Yahudi yang tamak dan menghasut mereka agar mau membantu Napoleon. Untuk memperoleh bantuan keuangan dari kaum Yahudi, pada 20 April 1799 Napoleon mengambil hati dengan menyerukan, "Wahai kaum Yahudi, mari membangun kembali kota Yerussalem lama." Sejak itulah gerakan untuk kembali ke Yerussalem menjadi marak dan meluas.
Gerakan politik Zionisme rupanya tidak berakhir pada cita-cita membangun negara Yahudi, tetapi berlanjut untuk mewujudkan keinginan yang lebih hebat. Zionis modern yang disematkan kepada Theodore Hertzl (1860-1904), seorang jurnalis Yahudi Austria memiliki target utama yang jelas yaitu menuju kepemimpinan Yahudi untuk menguasai dunia.
Gerakan Zionisme politis atau gerakan politik untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina, dicetuskan oleh publikasi buku Theodore Hertzl (Bapak pendiri Zionisme modern) yang berjudul Der Judenstaat atau The Jewish State Tahun 1896. Usaha pertama yang dilakukannya pada 1896 adalah memohon kepada Sultan Abdul Hamid II (Dinasti Turki Utsmani) untuk memberikan tanah di Palestina dengan imbalan bantuan keuangan kas kesultanan melalui jasa para financier Yahudi. Sultan sangat tersinggung dan menolak mentah-mentah permohonan itu.
Pada kongres di Bazel, Hertzl berhasil mengumpulkan orang-orang Yahudi dari seluruh dunia, sebagaimana ia juga sukses memendatangkan para cendekiawan Yahudi. Zionisme berupaya menggulingkan Sultan Abdul Hamid II dan menjatuhkan Khilafah Islamiyah agar apa yang mereka inginkan dapat tercapai.
Negara Israel Berdiri
Pendorong besar munculnya negara Israel di kawasan Palestina adalah ideologi Zionisme. Program pokok Zionisme ini pertama kali dirumuskan Theodore Hertzl pada 1897. Migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina mengubah Zionisme menjadi ideologi dan gerakan politik untuk mewujudkan "Tanah air yang dijanjikan" di Palestina.
Menurut Hertzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi anti-semitisme adalah dengan menciptakan tanah air bagi bangsa Yahudi. Alasan pemilihan Palestina adalah latar belakang historis-ideologis untuk mengembalikan Haikal Sulaiman yang merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di Tanah Palestina (sekitar 975- 935 SM). Maka, sejak 1930, eksodus Yahudi dari Eropa ke Palestina meningkat tajam, terutama pada era Nazi Jerman (Perang Dunia II).
Keruntuhan khilafah Turki Utsmani juga ikut memberi andil berdirinya negara Israel. Pada 1917, Inggris mengeluarkan Deklasrasi Balfour dan menjanjikan akan menghadiahkan sebuah tanah air kepada Yahudi di Palestina. Setelah Deklarasi Balfour pada 2 November 1917, gerakan Zionisme mulai mendorong migrasi kaum Yahudi ke Palestina.
Zionis mendirikan negara Israel untuk mengembalikan Kuil Sulaiman yang menurut keyakinan mereka merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di Tanah Palestina (sekitar 975- 935 SM). Upaya pertama yang harus dilakukan adalah menduduki Al-Aqsha (Baitul Maqdis) dan menyingkirkan Palestina.
Dalam "Sejarah Zionisme dan Berdirinya Negara Israel" karya Andi Satrianingsih (Muhammadiyah University of Makassar) dan Zaenal Abidin (Alauddin State Islamic University Makassar) dijelaskan asal-usul lahirnya Zionisme dan berdirinya negara Israel di wilayah Palestina.
Untuk diketahui, konflik Palestina-Israel merupakan konflik paling lama yang terjadi di wilayah Timur Tengah selain Perang Salib. Konflik keduanya telah berlangsung lebih dari setengah abad melibatkan banyak negara Arab dan negara Barat.
Dalam perspektif dunia Islam, konflik Palestina-Israel bukan hanya konflik antar dua negara atau beberapa negara yang terlibat, tetapi menjadi sensitif ketika dianggap sebagai perang antar peradaban atau antar ideologi agama, yaitu Zionisme-Yahudi versus Islam.
Sejarah Terbentuknya Zionisme
Mari kita buka sejara lahirnya Zionisme ini. Istilah Zionisme berasal dari akar kata Zion atau Sion yang pada masa awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari perkataan Yerussalem. Zion adalah pengucapan dalam bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Latin disebut Sion, dalam bahasa Ibraninya adalah Tsyon. Arti dari istilah ini adalah "bukit" yaitu Bukit Suci Yerussalem yang juga simbol dari konsep Teokrasi Yahudi. Zion atau Sion juga diartikan "bukit yang tinggi", tempat berdirinya bukit suci yang didirikan Nabi Sulaiman (Solomon). Zion juga sebagai julukan bagi kota Yerussalem sebagai kota rahasia atau tempat tinggal Yahweh.
Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut kitab mereka, "Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki Tanah yang Dijanjikan. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak Bukit Zion."
Munculnya kata Zion pertama kali di Kitab Perjanjian Lama ketika Raja Daud mendirikan kerajaannya Tahun 1000-969 SM. Perkataan Zion dalam Kitab Perjanjian Lama disebutkan 152 kali. Semuanya menunjuk pada Kota Yerussalem. Lebih dari separuhnya dalam 2 kitab, yaitu Isaiyah 46 kali dan dalam Mazmur 38 kali. Lainnya tersebar dalam berbagai kitab. Zion di kemudian hari diidentikkan dengan kota suci Yerusalem itu sendiri.
Sebelumnya, istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang Mesias (juru selamat), yang akan membawa mereka pada kerajaan Tuhan yang akan dipusatkan di tempat terjadinya kisah-kisah yang dialami Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Zionisme adalah perpanjangan dari apa yang dilakukan oleh Yahudi sejak dahulu. Latar belakang munculnya gerakan Zionisme ini disebabkan hak sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama mereka ditindas ketika mereka terpaksa hidup diaspora dalam beberapa negara. Dari sini kemudian muncul kesadaran orang-orang Yahudi yang hidup di berbagai negara untuk mengakhiri penderitaan yang mereka alami dengan kembali ke negeri leluhur mereka, Palestina.
Dua Doktrin yang Menjadi Gerakan Zionisme
Ada dua doktrin utama yang dikembangkan Israel Yahudi terkait gerakan Zionisme dalam sejarah modern dan upaya kolonialisasi di Palestina. Yaitu: (1) Israel adalah bangsa pilihan Tuhan dan (2) Tanah yang dijanjikan Tuhan atau janji Tuhan atas tanah yang dijanjikan.
Dua doktrin ini berasal dari kitab suci mereka yaitu Taurat dan Talmud, dan diformulasikan kembali dalam kitab Protokolat. Dua doktrin inilah yang dijadikan ideologi Yahudi modern baik secara teologis, historis, politis maupun secara ekonomi.
Istilah Zionisme dalam makna politik itu dicetuskan oleh Nathan Bernbaum, dan Zionisme Internasional yang pertama berdiri di New York pada tanggal 1 Mei 1776, dua bulan sebelum kemerdekaan Amerika Serikat dideklarasikan di Philadelphia.
Pada masa modern, telah dimulai inti pertama Zionisme pada 1806 M ketika Dewan Senat Yahudi berkumpul atas undangan Kaisar Napoleon Bonaparte dalam rangka memanfaatkan para Yahudi yang tamak dan menghasut mereka agar mau membantu Napoleon. Untuk memperoleh bantuan keuangan dari kaum Yahudi, pada 20 April 1799 Napoleon mengambil hati dengan menyerukan, "Wahai kaum Yahudi, mari membangun kembali kota Yerussalem lama." Sejak itulah gerakan untuk kembali ke Yerussalem menjadi marak dan meluas.
Gerakan politik Zionisme rupanya tidak berakhir pada cita-cita membangun negara Yahudi, tetapi berlanjut untuk mewujudkan keinginan yang lebih hebat. Zionis modern yang disematkan kepada Theodore Hertzl (1860-1904), seorang jurnalis Yahudi Austria memiliki target utama yang jelas yaitu menuju kepemimpinan Yahudi untuk menguasai dunia.
Gerakan Zionisme politis atau gerakan politik untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina, dicetuskan oleh publikasi buku Theodore Hertzl (Bapak pendiri Zionisme modern) yang berjudul Der Judenstaat atau The Jewish State Tahun 1896. Usaha pertama yang dilakukannya pada 1896 adalah memohon kepada Sultan Abdul Hamid II (Dinasti Turki Utsmani) untuk memberikan tanah di Palestina dengan imbalan bantuan keuangan kas kesultanan melalui jasa para financier Yahudi. Sultan sangat tersinggung dan menolak mentah-mentah permohonan itu.
Pada kongres di Bazel, Hertzl berhasil mengumpulkan orang-orang Yahudi dari seluruh dunia, sebagaimana ia juga sukses memendatangkan para cendekiawan Yahudi. Zionisme berupaya menggulingkan Sultan Abdul Hamid II dan menjatuhkan Khilafah Islamiyah agar apa yang mereka inginkan dapat tercapai.
Negara Israel Berdiri
Pendorong besar munculnya negara Israel di kawasan Palestina adalah ideologi Zionisme. Program pokok Zionisme ini pertama kali dirumuskan Theodore Hertzl pada 1897. Migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina mengubah Zionisme menjadi ideologi dan gerakan politik untuk mewujudkan "Tanah air yang dijanjikan" di Palestina.
Menurut Hertzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi anti-semitisme adalah dengan menciptakan tanah air bagi bangsa Yahudi. Alasan pemilihan Palestina adalah latar belakang historis-ideologis untuk mengembalikan Haikal Sulaiman yang merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di Tanah Palestina (sekitar 975- 935 SM). Maka, sejak 1930, eksodus Yahudi dari Eropa ke Palestina meningkat tajam, terutama pada era Nazi Jerman (Perang Dunia II).
Keruntuhan khilafah Turki Utsmani juga ikut memberi andil berdirinya negara Israel. Pada 1917, Inggris mengeluarkan Deklasrasi Balfour dan menjanjikan akan menghadiahkan sebuah tanah air kepada Yahudi di Palestina. Setelah Deklarasi Balfour pada 2 November 1917, gerakan Zionisme mulai mendorong migrasi kaum Yahudi ke Palestina.