Kisah Viral, Cerita Keluarga Hadid Saat Peristiwa Nakba Palestina 1948

Selasa, 07 November 2023 - 23:11 WIB
loading...
Kisah Viral, Cerita Keluarga Hadid Saat Peristiwa Nakba Palestina 1948
Pengungsi Yahudi dari Polandia dan Jerman diterima warga Palestina setelah ditolak oleh beberapa negara. Setelah diterima, mereka malah mengusir warga Palestina dari rumahnya. Foto/tangkapan video IG @salimafillah
A A A
Nakba adalah peristiwa besar 1948 yang menyebabkan ratusan ribu warga Palestina mengungsi dan kehilangan tanahnya. Nakba berarti "malapetaka dan kehancuran". Peristiwa eksodus besar-besaran warga Palestina ini akibat dari deklarasi negara Israel pada 14 Mei 1948.

Setiap tanggal 15 Mei, warga Palestina di seluruh dunia memperingati Hari Nakba, yaitu peristiwa eksodus besar-besaran dalam sejarah Palestina pada Tahun 1948. Berikut kisah viral keluarga Hadid saat peristiwa Nakba diposting Ustaz Salim A Fillah di kanal IG @salimafillah.

Dalam peristiwa Nakba 1948, lebih dari 750.000 orang Palestina dirampas tempat tinggalnya dan terusir dari negerinya. Pembantaian dan perampokan ini menjadi dasar bagi berdirinya negara Zionis Israel.

Mohamed Hadid, Ayah Bella Hadid menceritakan kisah nyata keluarga mereka, bagaimana para pengungsi Yahudi dari Eropa yang ditolak di mana-mana, mereka sambut dan tampung di rumahnya. Ditolong dengan tulus, tapi mereka malah mengambil alih rumah dan mengusir penghuninya.
Kisah Viral, Cerita Keluarga Hadid Saat Peristiwa Nakba Palestina 1948

Ibu Mohamed membawa bayinya yang berusia 9 hari terlunta-lunta hingga harus mengungsi ke Suriah. Ayah Bella Hadid menceritakan kisah ini dalam satu video yang viral di media sosial:

"Safed adalah kota tempat ayah saya. Tinggal selama ratusan tahun bersama ayahnya, kakeknya, buyutnya dan seterusnya. Ketika itu ada sebuah kapal layar datang dari Polandia berisi pengungsi Yahudi dari Polandia dan Jerman.

Mereka pergi ke beberapa negara. Ada yang ke Amerika lalu ke Kuba dan mereka pergi lagi, sehingga mereka datang ke Haifa. Haifa ini adalah pelabuhan yang dibangun oleh kakek buyut saya. Mereka memasang spanduk di sisi perahu mereka "Kami kehilangan rumah kami di Jerman. Jangan hancurkan harapan kami di negara Anda". Akhirnya penduduk setempat menerima mereka.

Masing-masing menerima dua keluarga dan sisanya sudah meninggal dunia. Mereka dibawa ke rumah kami, ke rumah ayah saya. Dan mereka tinggal bersama kami selama 2,5 tahun. Saat ibu saya sedang mengandung saya, beliau pergi ke Nazira ke rumah orang tuanya. Saya lahir dan baru berusia 9 hari.

Ketika ibu saya kembali ke Safed untuk membawa saya pulang ke rumah, kami diusir dan tidak boleh masuk. Faktanya saya kembali ke rumah dan mereka tidak mengizinkan kami masuk ke dalam rumah kami.

Ketika ibu saya memohon untuk mengambil selendang agar bisa dipakai untuk menggendong saya, mereka tidak mengizinkannya. Akhirnya ibu saya terpaksa pindah ke kamp pengungisan di Suriah."

Ustaz Salim A Fillah mengatakan, Nakba 1948 adalah sejarah menjijikkan yang coba ditutupi. Akar kejahatan yang terus berlangsung sampai kini.

Salah satu netizen menanggapi postingan Ustaz Salim A Fillah ini.

@alimato.rumbia menulis: "Hamas itu sedang berjuang untuk membebaskan tanah kelahirannya dari penjajahan Israel laknatullah. Tujuannya sangat mulia, mereka ingin melihat anak cucunya hidup damai dan merdeka. Tanpa ada bayang2 penjajahan. Cita-cita besar ini sama dengan para pejuang kita dahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan yang hasilnya bisa kita nikmati sekarang..

So, hargailah perjuangan mereka! Ingat, kebencian dan fitnah kita tidak akan pernah menyurutkan langkah mereka dalam berjuang. Ingat itu!

Pasukan Hamas sudah belajar banyak tentang perang. Itulah sebabnya mereka tidak mudah dikalahkan. Jangan mau di propaganda oleh Israel. Karena itulah salah satu cara mereka untuk melemahkan perjuangan Hamas."

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1382 seconds (0.1#10.140)