Indahnya Akhlak Islam Ketika Perang, Beda dengan Israel yang Membabi Buta
loading...
A
A
A
Islam adalah agama sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan. Tak hanya urusan ibadah (hubungan manusia dengan Allah), tetapi juga mengatur Muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia) termasuk masalah perang.
Ada banyak ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang perang. Dalam Islam, perang hanya dibolehkan dalam situasi yang sangat terpaksa. Itu pun dilakukan dalam bentuk Fii Sabilillah yang di dalamnya ada etika dan adab. Bukan didasari kebencian atau hawa nafsu.
Apa yang dilakukan pejuang Palestina ketika menghadapi militer Israel patut diapresiasi. Selain menjunjung tinggi etika perang, pejuang Hamas juga memperlakukan tawanan perang dengan baik layaknya manusia. Saat pelepasan tawanan Israel, mereka melambaikan tangannya kepada pejuang Hamas sembari tersenyum. Hal ini membuat Israel terkejut.
Itulah indahnya akhlak Islam ketika perang. Beda dengan pasukan Israel yang berperang dengan barbar dan membabi buta. Agresi yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah merenggut korban jiwa yang sangat banyak. Ribuan anak-anak dan wanita dibunuh oleh pusukan militer Israel.
Menurut Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), sampai hari ke-52 perang, yakni 27 November 2023, jumlah korban jiwa Palestina mencapai 15.093 orang. Korban jiwa di Jalur Gaza sebanyak 14.854 orang, dan di Tepi Barat berjumlah 239 orang. Sedangkan korban di pihak Israel menurut data United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), berjumlah 1.275 orang.
Sejak 7 Oktober 2023, militer Israel telah menjatuhkan 40.000 ton bom di Gaza Palestina. Mereka juga memborbardir Palestina dengan alutsista canggihnya seperti jet tempur F-35, rudal berskala besar, helikopter dan artileri, tank lapis baja, yang mendapat dukungan dari sekutunya AS dan negara-negara Eropa.
Berapa banyak warga sipil Palestina termasuk perempuan, anak-anak dibunuh oleh tentara Israel. Dilansir dari laman WHO, terdapat 2.326 wanita dan 3.760 anak-anak telah terbunuh di jalur Gaza, mewakili 67% dari seluruh korban jiwa, sementara ribuan lainnya terluka.
Kendati demikian, Israel tidak pernah merasa bersalah ketika membunuh anak-anak, ibu hamil, wanita tua. Tah hanya itu, Israel juga telah menghancurkan fasilitas kesehatan, membombardir rumah sakit, tempat ibadah dan kamp-kamps pengungsi. Apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah melanggar hukum humaniter internasional. Bahkan, tindakan mereka dianggap sebagai bentuk kejahatan genosida. Namun, mereka tetap merasa benar dan tidak mau disalahkan.
Etika Perang dalam Islam
Ketika menyebutkan perintah perang, Al-Qur'an sudah menggarisbawahi bahwa perang merupakan sesuatu yang sangat dibenci manusia. Namun begitu, Al-Qur'an menyatakan bahwa boleh jadi di balik sesuatu yang tidak disukai itu terdapat kebaikan yang tidak diketahui manusia. Sebaliknya, boleh jadi pula, sesuatu yang disenangi manusia ternyata membawa petaka bagi hidup mereka (QS Al-Baqarah, Ayat 216)
Dalam "Etika dan Konsep Perang dalam Islam" karya Faisal Zulfikar, Staf Jurusan HTN Fakultas Syariah IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten disebutkan beberapa akhlak Islam ketika berperang. Dalam satu Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abdullah ibn Abi Awfa, Nabi ï·º menyatakan: "Janganlah kalian berharap bertemu musuh, dan berdoalah kepada Allah untuk perdamaian. Namun bila kalian bertemu musuh, hadapilah dengan kesabaran."
Hadis ini menunjukkan bahwa damai adalah prinsip utama dalam Islam, sedangkan penggunaan kekuatan senjata adalah keadaan yang sangat terpaksa untuk empertahankan kedamaian tersebut. Dengan kata lain, Islam mengarahkan prinsip "musuh pantang dicari, tapi kalau bertemu musuh pantang umat Islam lari menghindarinya."
Menurut Ali Wahbah, ada tiga kelompok yang boleh diperangi dalam Islam, yaitu:
1. Orang-orang musyrik yang memulai perang terhadap umat Islam.
2. Pihak yang membatalkan perjanjian secara sepihak.
3. Musuh-musuh Islam yang mengadakan persekutuan untuk menghancurkan Islam dan umatnya, sebagaimana terjadi dalam perang Ahzab (perang Khandaq).
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah berfirman: "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS Al-Baqarah Ayat 190)
10 Etika dalam Perang
Islam membolehkan tentara Islam membunuh tentara musuh dan menawannya, juga menggunakan tipu daya sebagai taktik dan strategi untuk memenangkan tipu muslihat (khid'ah). Ada 10 etika perang yang dipegang oleh Islam dalam peperangan, antara lain:
1. Dilarang membunuh anak-anak.
2. Dilarang juga membunuh wanita-wanita yang tidak ikut berperang, juga dilarang memperkosa.
3. Dilarang membunuh orang yang sudah tua apabila orang tua tersebut tidak ikut berperang.
4. Tidak memotong dan merusak pohon-pohon, sawah dan ladang.
5. Tidak merusak hewan ternak baik sapi, domba dan lainn-lain kecuali untuk dimakan.
6. Tidak menghancurkan gereja, biara, dan rumah-rumah ibadah.
7. Dilarang pula mencincang-cincang mayat musuh, bahkan bangkai binatang pun tidak boleh dicincang.
8. Dilarang membunuh pendeta dan para pekerja yang tidak ikut berperang.
9. Bersikap sabar, berani dan ikhlas di dalam melakukan peperangan, membersihkan niat dari mencari keuntungan duniawi.
10. Tidak melampaui batas, dalam arti batas-batas aturan hukum dan moral di dalam peperangan.
Wallahu A'lam
Ada banyak ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang perang. Dalam Islam, perang hanya dibolehkan dalam situasi yang sangat terpaksa. Itu pun dilakukan dalam bentuk Fii Sabilillah yang di dalamnya ada etika dan adab. Bukan didasari kebencian atau hawa nafsu.
Apa yang dilakukan pejuang Palestina ketika menghadapi militer Israel patut diapresiasi. Selain menjunjung tinggi etika perang, pejuang Hamas juga memperlakukan tawanan perang dengan baik layaknya manusia. Saat pelepasan tawanan Israel, mereka melambaikan tangannya kepada pejuang Hamas sembari tersenyum. Hal ini membuat Israel terkejut.
Itulah indahnya akhlak Islam ketika perang. Beda dengan pasukan Israel yang berperang dengan barbar dan membabi buta. Agresi yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah merenggut korban jiwa yang sangat banyak. Ribuan anak-anak dan wanita dibunuh oleh pusukan militer Israel.
Menurut Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), sampai hari ke-52 perang, yakni 27 November 2023, jumlah korban jiwa Palestina mencapai 15.093 orang. Korban jiwa di Jalur Gaza sebanyak 14.854 orang, dan di Tepi Barat berjumlah 239 orang. Sedangkan korban di pihak Israel menurut data United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), berjumlah 1.275 orang.
Sejak 7 Oktober 2023, militer Israel telah menjatuhkan 40.000 ton bom di Gaza Palestina. Mereka juga memborbardir Palestina dengan alutsista canggihnya seperti jet tempur F-35, rudal berskala besar, helikopter dan artileri, tank lapis baja, yang mendapat dukungan dari sekutunya AS dan negara-negara Eropa.
Berapa banyak warga sipil Palestina termasuk perempuan, anak-anak dibunuh oleh tentara Israel. Dilansir dari laman WHO, terdapat 2.326 wanita dan 3.760 anak-anak telah terbunuh di jalur Gaza, mewakili 67% dari seluruh korban jiwa, sementara ribuan lainnya terluka.
Kendati demikian, Israel tidak pernah merasa bersalah ketika membunuh anak-anak, ibu hamil, wanita tua. Tah hanya itu, Israel juga telah menghancurkan fasilitas kesehatan, membombardir rumah sakit, tempat ibadah dan kamp-kamps pengungsi. Apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah melanggar hukum humaniter internasional. Bahkan, tindakan mereka dianggap sebagai bentuk kejahatan genosida. Namun, mereka tetap merasa benar dan tidak mau disalahkan.
Etika Perang dalam Islam
Ketika menyebutkan perintah perang, Al-Qur'an sudah menggarisbawahi bahwa perang merupakan sesuatu yang sangat dibenci manusia. Namun begitu, Al-Qur'an menyatakan bahwa boleh jadi di balik sesuatu yang tidak disukai itu terdapat kebaikan yang tidak diketahui manusia. Sebaliknya, boleh jadi pula, sesuatu yang disenangi manusia ternyata membawa petaka bagi hidup mereka (QS Al-Baqarah, Ayat 216)
Dalam "Etika dan Konsep Perang dalam Islam" karya Faisal Zulfikar, Staf Jurusan HTN Fakultas Syariah IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten disebutkan beberapa akhlak Islam ketika berperang. Dalam satu Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abdullah ibn Abi Awfa, Nabi ï·º menyatakan: "Janganlah kalian berharap bertemu musuh, dan berdoalah kepada Allah untuk perdamaian. Namun bila kalian bertemu musuh, hadapilah dengan kesabaran."
Hadis ini menunjukkan bahwa damai adalah prinsip utama dalam Islam, sedangkan penggunaan kekuatan senjata adalah keadaan yang sangat terpaksa untuk empertahankan kedamaian tersebut. Dengan kata lain, Islam mengarahkan prinsip "musuh pantang dicari, tapi kalau bertemu musuh pantang umat Islam lari menghindarinya."
Menurut Ali Wahbah, ada tiga kelompok yang boleh diperangi dalam Islam, yaitu:
1. Orang-orang musyrik yang memulai perang terhadap umat Islam.
2. Pihak yang membatalkan perjanjian secara sepihak.
3. Musuh-musuh Islam yang mengadakan persekutuan untuk menghancurkan Islam dan umatnya, sebagaimana terjadi dalam perang Ahzab (perang Khandaq).
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah berfirman: "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS Al-Baqarah Ayat 190)
10 Etika dalam Perang
Islam membolehkan tentara Islam membunuh tentara musuh dan menawannya, juga menggunakan tipu daya sebagai taktik dan strategi untuk memenangkan tipu muslihat (khid'ah). Ada 10 etika perang yang dipegang oleh Islam dalam peperangan, antara lain:
1. Dilarang membunuh anak-anak.
2. Dilarang juga membunuh wanita-wanita yang tidak ikut berperang, juga dilarang memperkosa.
3. Dilarang membunuh orang yang sudah tua apabila orang tua tersebut tidak ikut berperang.
4. Tidak memotong dan merusak pohon-pohon, sawah dan ladang.
5. Tidak merusak hewan ternak baik sapi, domba dan lainn-lain kecuali untuk dimakan.
6. Tidak menghancurkan gereja, biara, dan rumah-rumah ibadah.
7. Dilarang pula mencincang-cincang mayat musuh, bahkan bangkai binatang pun tidak boleh dicincang.
8. Dilarang membunuh pendeta dan para pekerja yang tidak ikut berperang.
9. Bersikap sabar, berani dan ikhlas di dalam melakukan peperangan, membersihkan niat dari mencari keuntungan duniawi.
10. Tidak melampaui batas, dalam arti batas-batas aturan hukum dan moral di dalam peperangan.
Wallahu A'lam
(rhs)