Konspirasi Yahudi: Kisah Marie Antoinette dan Gosip Kalung Permata Ratu
loading...
A
A
A
Ratu Prancis Marie Antoinette dikesankan sangat buruk oleh kalangan sejarawan . Dia dicatat dalam sejarah sebagai play girl kelas elit, yang mengkhianati suaminya bersama teman-teman karibnya dan seterusnya.
Padahal deskripsi busuk seperti itu tidak lain adalah hasil gosip Callistro, seorang Yahudi asal Italia yang nama aslinya Joseph Palsemo. Ia adalah anggota Konspirasi Yahudi Internasional yang bertugas membuat selebaran-selebaran untuk memanaskan situasi di Prancis .
"Palsemo dan para propagandis revolusi terus menerus meniupkan gosip busuk kepada Marie Antoinette," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).
Mereka melontarkan tuduhan palsu ke atas permukaan publik. Dengan begitu rakyat bertambah benci kepada ratu. Tangan-tangan tersembunyi pun selanjutnya akan mudah menuntut keluarga kerajaan di depan pengadilan.
Isu gosip populer yang pernah tercatat dalam sejarah ratu Marie Antoinette adalah tentang skandal 'Kalung Permata Ratu', yang dijadikan alat untuk mencoreng wajah sang ratu.
Adam Weiz Howight dan Mondelhen pernah merancang suatu sketsa gagasan seperti berikut:
"Masalah isu krisis ekonomi telah menjadi buah bibir masyarakat luas. Pada saat kas kerajaan Prancis kosong, dan pemerintah terpaksa pinjam dari para pemilik Yahudi Internasional, maka terbukalah kesempatan untuk membuat gosip yang menggemparkan.
Pihak Konspirasi membuat surat palsu atas nama ratu, untuk memerintahkan seorang perajin membuat kalung dari batu mulia kelas wahid, mirip permata dalam dongeng.
Batu permata itu seharga 250 ribu Franc, suatu harga yang amat tinggi saat itu. Setelah perajin permata itu selesai mengerjakan instruksi palsu itu, ia membawanya ke istana kerajaan.
Alangkah terkejutnya baginda ratu dan menolak mentah-mentah surat palsu atas nama ratu itu. Di luar kepalsuan itu, berita tentang kalung permata tersebut telah menjadi berita populer di seluruh Perancis, karena Palsemo telah menyebarluaskan secara besar-besaran.
Tidak pelak lagi, Marie Antoinette telah menjadi tumbal gosip, dan nama sang ratu jatuh sedemikian parahnya akibat tuduhan pemborosan, kebejatan dan tuduhan busuk lain yang ditujukan kepadanya.
Ketika ketegangan gosip telah mencapai titik runcing, Palsemo bermaksud membuat pukulan yang mematikan terhadap Marie Antoinette. Palsemo mencetak selebaran dalam jumlah yang besar, yang isinya menghasut dan memperuncing kebencian terhadap sang ratu.
Dikatakan, bahwa sang ratu telah diberi hadiah berupa kalung itu dari seorang pacar gelapnya, sebagai tanda mata setelah keduanya dengan diam-diam terlibat dalam skandal seks.
Bukan hanya itu. Nama baik Marie Antoinette dilucuti habis-habisan di mata umum, dengan munculnya surat palsu lagi atas nama ratu, yang ditujukan kepada seorang bangsawan Perancis, yaitu seorang Kardinal bernama De Rohand.
Dalam surat itu disebutkan, bahwa ratu minta agar sang Kardinal menemuinya pada tengah malam di sebuah tempat peristirahatan di taman Palais Royal, untuk membicarakan masalah isu kalung permata di atas.
Sementara itu, seorang dayang kerajaan yang telah dipersiapkan oleh Konspirasi menemui Kardinal di tempat yang telah ditentukan itu dengan berpakaian menyamar seperti ratu layaknya di tengah malam itu.
Padahal deskripsi busuk seperti itu tidak lain adalah hasil gosip Callistro, seorang Yahudi asal Italia yang nama aslinya Joseph Palsemo. Ia adalah anggota Konspirasi Yahudi Internasional yang bertugas membuat selebaran-selebaran untuk memanaskan situasi di Prancis .
"Palsemo dan para propagandis revolusi terus menerus meniupkan gosip busuk kepada Marie Antoinette," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).
Mereka melontarkan tuduhan palsu ke atas permukaan publik. Dengan begitu rakyat bertambah benci kepada ratu. Tangan-tangan tersembunyi pun selanjutnya akan mudah menuntut keluarga kerajaan di depan pengadilan.
Isu gosip populer yang pernah tercatat dalam sejarah ratu Marie Antoinette adalah tentang skandal 'Kalung Permata Ratu', yang dijadikan alat untuk mencoreng wajah sang ratu.
Adam Weiz Howight dan Mondelhen pernah merancang suatu sketsa gagasan seperti berikut:
"Masalah isu krisis ekonomi telah menjadi buah bibir masyarakat luas. Pada saat kas kerajaan Prancis kosong, dan pemerintah terpaksa pinjam dari para pemilik Yahudi Internasional, maka terbukalah kesempatan untuk membuat gosip yang menggemparkan.
Pihak Konspirasi membuat surat palsu atas nama ratu, untuk memerintahkan seorang perajin membuat kalung dari batu mulia kelas wahid, mirip permata dalam dongeng.
Batu permata itu seharga 250 ribu Franc, suatu harga yang amat tinggi saat itu. Setelah perajin permata itu selesai mengerjakan instruksi palsu itu, ia membawanya ke istana kerajaan.
Alangkah terkejutnya baginda ratu dan menolak mentah-mentah surat palsu atas nama ratu itu. Di luar kepalsuan itu, berita tentang kalung permata tersebut telah menjadi berita populer di seluruh Perancis, karena Palsemo telah menyebarluaskan secara besar-besaran.
Tidak pelak lagi, Marie Antoinette telah menjadi tumbal gosip, dan nama sang ratu jatuh sedemikian parahnya akibat tuduhan pemborosan, kebejatan dan tuduhan busuk lain yang ditujukan kepadanya.
Baca Juga
Ketika ketegangan gosip telah mencapai titik runcing, Palsemo bermaksud membuat pukulan yang mematikan terhadap Marie Antoinette. Palsemo mencetak selebaran dalam jumlah yang besar, yang isinya menghasut dan memperuncing kebencian terhadap sang ratu.
Dikatakan, bahwa sang ratu telah diberi hadiah berupa kalung itu dari seorang pacar gelapnya, sebagai tanda mata setelah keduanya dengan diam-diam terlibat dalam skandal seks.
Bukan hanya itu. Nama baik Marie Antoinette dilucuti habis-habisan di mata umum, dengan munculnya surat palsu lagi atas nama ratu, yang ditujukan kepada seorang bangsawan Perancis, yaitu seorang Kardinal bernama De Rohand.
Dalam surat itu disebutkan, bahwa ratu minta agar sang Kardinal menemuinya pada tengah malam di sebuah tempat peristirahatan di taman Palais Royal, untuk membicarakan masalah isu kalung permata di atas.
Sementara itu, seorang dayang kerajaan yang telah dipersiapkan oleh Konspirasi menemui Kardinal di tempat yang telah ditentukan itu dengan berpakaian menyamar seperti ratu layaknya di tengah malam itu.