Kisah Konspirasi Yahudi Merekrut Narapidana untuk Melakukan Kerusuhan di Prancis

Minggu, 03 Desember 2023 - 05:25 WIB
loading...
Kisah Konspirasi Yahudi Merekrut Narapidana untuk Melakukan Kerusuhan di Prancis
Pemerintahan Teror mencapai puncaknya antara tanggal 27 April-27 Juli 1794. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Konspirasi Yahudi Internasional melatih kader-kader yang kelak dijadikan pemimpin setelah sistem kerajaan Prancis runtuh. William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebut di antara tokoh yang berhasil dipersiapkan oleh Konspirasi adalah Robespierre, Danton dan lain-lain.

"Ada pula yang secara khusus dipilih orang-orang yang bertugas menyerbu penjara Bastilles dengan maksud membebaskan para narapidana, agar narapidana ini melampiaskan kebenciannya kepada istana, sehingga seluruh kota Paris diliputi oleh iklim pergolakan," ujar William G. Carr.

Di antara pusat penataran itu adalah biara Saint Yacob di Paris. "Jadi, rancangan berdarah itu disusun dari balik tembok tempat suci untuk beribadah," tambahnya.



Di biara Saint Yacob itu pula, kata William, dicatat daftar nama bangsawan dan pendukung kerajaan yang bakal dienyahkan dari muka bumi oleh para aktivis revolusi. Mereka ini juga memperalat orang-orang yang sakit jiwa dan para pejabat agar melakukan tindakan kriminal, sehingga situasi akan makin kacau.

Tujuan kekuatan Konspirasi di balik revolusi Prancis adalah untuk menguasai Prancis dari balik layar, dan dari sini melangkah lagi untuk menguasai dunia secara keseluruhan.

Peristiwa demi peristiwa terjadi berturut-turut. Konspirasi telah memperalat Duke Durlian sebagai kuda tunggangan. Mereka minta agar Durlian menghukum mati anak pamannya sendiri, Raja Louis XVI, dan dia pula yang mengemban tanggung jawab atas kematian raja dan permaisurinya.

Sesungguhnya pihak Konspirasi lah yang bertanggung jawab atas semua peristiwa itu tapi para tokohnya bersembunyi dari balik kegelapan. Instruksi dari konspirasi kepada kalangan revolusioner untuk membunuh beberapa orang istana ternyata terulang kembali.

Kali ini yang harus dibunuh adalah Durlian sendiri. Tokoh tunggangan ini difitnah melalui media massa, seperti pernah dialami oleh Marie Antoinette sebelumnya. Dalam waktu sekejap tuduhan keji dari publik Prancis dilontarkan kepada Durlian, yang akhirnya mengalami nasib sama seperti Marie Antoinette.



Durlian digiring ke Guilotin. Sementara itu terdengar pula cemoohan dari para hadirin yang menyaksikan pertunjukan yang mengerikan itu. Ini merupakan cemoohan ulang seperti pernah terjadi pada kematian Antoniette dan raja Louis XVI.

Adapun Mirabeau, setelah merasa dirinya terancam oleh bahaya, dan menyadari dijadikan alat permainan oleh kelompok Konspirasi dari balik layar, segera menyadari adanya kebejatan moral yang digerakkan oleh para penggerak revolusi.

Sebenarnya Mirabeau menentang perlakuan sadis terhadap raja Louis XVI. Dia tahu pula, bahwa mendiang raja sebenarnya orang yang lugu, baik hati dan berkemauan lemah, sehingga kurang waspada menanggapi kejadian di sekitarnya.

Mirabeau hanya menghendaki untuk menyingkirkan kekuasaan mutlak yang ada pada raja, untuk digantikan dengan raja yang memerintah berdasarkan konstitusi. Kemudian Mirabeau sendiri akan tampil sebagai penasihat raja.



Oleh karena itu, ketika ia menyaksikan kekuatan Konspirasi bermaksud membunuh raja Louis XVI, Mirabeau berusaha untuk melarikan raja dari penjara Paris, dan memindahkan ke markas pasukan yang masih setia kepada raja.

Usaha Mirabeau ini gagal dan bahkan akan dibunuh oleh kekuatan Konspirasi. Berbagai fitnah dilancarkan untuk mencari alasan bisa menuntut Mirabeau ke pengadilan. Akhirnya pihak Konspirasi memakai cara dengan meracun Mirabeau, dengan kesan seolah-olah Mirabeau mati bunuh diri.

Setelah peristiwa demi peristiwa mengantar meletusnya revolusi Perancis, tibalah saatnya sebuah periode dikenal dalam sejarah Perancis dengan sebutan "Pemerintahan Teror".

Pada masa itu, para mangsa pergolakan digiring ketempat pembantaian dalam jumlah ribuan setiap hari seperti ternak. Sebagai algojo telah ditunjuk Robespierre (1758-1794) dan Danton (1759-1794).

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1579 seconds (0.1#10.140)