Kisah Konspirasi Yahudi Merekrut Narapidana untuk Melakukan Kerusuhan di Prancis

Minggu, 03 Desember 2023 - 05:25 WIB
loading...
A A A
Setelah kedua algojo ini menyelesaikan tugasnya, mereka berdua juga dibantai dalam usia yang relatif muda.

Seorang sejarawan Inggris Walter Scott mengetahui dengan pasti peran yang dimainkan oleh kekuatan terselubung, yang mendalangi peristiwa yang terjadi di Perancis. Dalam karya tulisnya berjudul 'Kehidupan Napoleon' kita bisa menemukan data-data yang cukup tentang keterlibatan Konspirasi Yahudi dalam revolusi Perancis itu, dan peristiwa besar lainnya di Eropa.

Walter Scott memaparkan bukti-bukti yang bisa menimbulkan tanda tanya dengan mengungkapkan, bahwa kebanyakan wajah yang tampil dalam revolusi Perancis tampak asing bagi alam Perancis.

Lebih lanjut ia mengungkapkan secara khas, bagaimana seorang majhul bernama Manuelle muncul seketika di permukaan umum, dan seketika itu pula bisa menempati posisi sebagai jaksa Agung di Paris.

Padahal Manuelle adalah orang yang bertanggung jawab ata spenangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dikirim ke tempat-tempat hukuman mati di seluruh Perancis pada bulan September 1792.



Dalam penjara Paris saja ditemukan 7.000 orang menemui ajalnya. Manuelle didampingi oleh seorang Yahudi lainnya bernama David, seorang eksekutif Komite Keamanan Nasional di Paris, yang dikenal sebagai penjagal maut selama perjalanan revolusi berlangsung. David pula yang memasukkan paham Naturalisme ke dalam pemerintahan pada masa pasca revolusi, untuk menggantikan agama Kristen.

Karya besar Sir Walter Scott The Life of Napoleon sebanyak 9 jilid sudah lama tidak beredar. Diduga kuat karena pihak Konspirasi telah mengupayakan, agar buku itu lenyap dari peredaran umum.

Perlu juga kita simak sebuah karya lain yang ditulis oleh Renoult dengan judul 'Kehidupan Robespierre' (The Life of Robespierre). Buku ini menampilkan fakta-fakta penting, antara lain ucapan-ucapan Robespierre, ketika revolusi sedang panas-panasnya.

Pemerintahan Teror mencapai puncaknya antara tanggal 27 April-27 Juli 1794. Pada saat itu Robespierre berbicara panjang lebar di depan Majelis Nasional. la menyerang sengit apa yang dinamakan dengan kelompok teroris ekstrimis. Dia menuduh adanya suatu pihak yang berada di belakang tindakan teror itu. Namun dia tidak menyebutkan siapa pihak yang dimaksud.



Kata-kata asli yang diucapkan Robespierre adalah: "Aku tidak berani menyebut nama mereka di tempat ini dan di saat ini pula. Aku juga tidak bisa membuka tirai yang menutupi kelompok ini sejak awal peristiwa revolusi. Akan tetapi, aku bisa meyakinkan Anda sekalian, dan aku percaya sepenuhnya, bahwa di antara penggerak revolusi ini terdapat kaki tangan yang diperalat dan melakukan kegiatan amoral dan penyuapan besar-besaran. Kedua sarana itu merupakan taktik yang paling efektif untuk memporak-porandakan negeri ini."

Renoult memberikan komentar, seandainya Robespierre tidak mengucapkan kata-katanya di atas, nasib yang dialami akan lain. la telah mengucapkan kata-kata melewati batas yang dibolehkan. Kata-kata pedas meluncur dari mulutnya, sehingga hari berikutnya ia digiring ke tempat hukuman mati.

Demikianlah nasib seorang Freemason yang telah diberi kesempatan untuk mengetahui gerakan Freemasonry lebih dari apa yang seharusnya. Hanya sedikit orang yang tahu, bahwa Robespierre, Danton dan tokoh-tokoh revolusi Perancis lainnya yang muncul pada periode pemerintahan teror merupakan alat yang digenggam oleh komplotan 13 Sesepuh Yahudi.

Setelah boneka-boneka yang diperalat oleh Konspirasi satu per satu lenyap dari bumi, mereka mulai dengan tahap baru lagi dalam persekongkolan internasional selanjutnya.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2735 seconds (0.1#10.140)