Kisah Konspirasi Yahudi Internasional Mengakui sebagai Ayah Revolusi Prancis

Senin, 04 Desember 2023 - 15:50 WIB
loading...
Kisah Konspirasi Yahudi Internasional Mengakui sebagai Ayah Revolusi Prancis
Perancang Pemerintahan Prancis adalah putra Freemasonry Nasional Prancis. Dan perancang Republik Dunia besok adalah putri Freemasonry Internasional. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Tokoh-tokoh Konspirasi Yahudi Internasional dengan bangga menyebut dirinya sebagai bapak revolusi Prancis. "Perancang Pemerintahan Prancis adalah putra Freemasonry Nasional Prancis. Dan perancang Republik Dunia besok adalah putri Freemasonry Internasional ," ujar salah seorang di antara mereka.

William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebutkan sejatinya sedikit sekali orang yang bisa menemukan tokoh Freemason Eropa yang bisa menyingkap, bagaimana The Grand Freemason Lodge bisa menyusup ke posisi penting di negara-negara Eropa.

Paus Paulus Pius IX termasuk orang yang mengetahui gerakan yang dilakukan oleh Freemasonry itu, sehingga dia mengharamkan umat Kristen Katolik memasuki perkumpulan tersebut.



William mengatakan kalau masih ada orang yang meragukan peran Konspirasi dalam peristiwa revolusi Prancis , bisa ditunjukkan bukti-bukti yang lebih jelas, yaitu ketika terjadi diskusi dalam Majelis Nasional Prancis yang diadakan pada tahun 1904.

Menurutnya, kita bisa mengutip ucapan yang dilontarkan oleh De Rosanbe, seorang wakil anggota Majelis. Dia mengatakan:

"Kita telah yakin benar tentang masalah ini, yaitu bahwa Freemasonry adalah satu-satunya pihak yang merancang timbulnya revolusi Prancis. Dan sambutan serta tanggapan yang kita dengarkan dalam Majelis ini menunjukkan, bahwa sebagian kita tahu seperti yang saya ketahui."

Kemudian seorang anggota lain bernama Gommel, yang juga termasuk anggota perkumpulan The Grand Eastern Lodge Prancis berdiri mengatakan:

"Kita bukan hanya mengetahui hal itu, melainkan kita akan mengumumkan kepada khalayak ramai."



Pada acara makan malam besar-besaran yang diadakan di Paris pada tahun 1923, yang dihadiri oleh para politisi dan wakil-wakil dari Liga Bangsa-Bangsa (Nations-League) yang kelak menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations), seorang tokoh The Grand Eastern Lodge bangkit seraya mengatakan dengan penuh kebanggaan:

"Perancang Pemerintahan Prancis adalah putra Freemasonry Nasional Prancis. Dan perancang Republik Dunia besok adalah putri Freemasonry Internasional."

William G. Carr mengatakan kita melihat kekuatan Konspirasi yang sampai tahun 1923 telah berani berbangga-bangga di tengah-tengah Pemerintahan Republik Prancis sebagai ayah Revolusi Prancis, yang diberi sebutan akbar itu.

Dan mereka berani pula mengumumkan niatnya tentang program yang akan dilaksanakan di masa mendatang, seperti mendirikan Republik Dunia, yang dikatakannya sebagai anak putri kandung Freemasonry Internasional.

Fenomena ini tidak perlu mengherankan, sebagai akibat keberhasilan mereka dalam perjanjian Versailles dan dalam perang dunia I. Sebelum itu mereka telah berhasil menghancurkan sistem kerajaan Prancis, dan peristiwa yang terjadi pada abad ke-19 atas ulah tangan-tangan tersembunyi mereka.

Setelah tahun 1923, Kekuatan Konspirasi telah bisa mempersiapkan kaki tangannya untuk menduduki posisi penting dalam pemerintahan Prancis.



Monseour Edouard Herriot adalah seorang antek Konspirasi yang pertama kali bisa menduduki kursi Perdana Menteri Prancis pada tahun 1924. Sejak itu pula pengaruh Konspirasi sangat menentukan untuk mempersiapkan orang-orang yang akan menduduki jabatan penting.

Herriot telah berhasil memelopori gerakan sekulerisasi total di Prancis, menggantikan agama Kristen yang telah menjadi agama negara sejak berabad-abad lamanya.

Seorang anggota kawakan dari The Grand Eastern Lodge bernama Leon Bluem adalah seorang Yahudi, dan seorang politikus Prancis terkemuka yang memainkan peran penting dalam kebijakan politik Perancis sampai setelah perang dunia II. la berkali-kali menduduki jabatan menteri dan wakil perdana menteri.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1700 seconds (0.1#10.140)