Konspirasi Yahudi: Kisah Monopoli Terbesar dan Panen Raya Perang Dunia I dan II

Rabu, 06 Desember 2023 - 08:45 WIB
loading...
Konspirasi Yahudi: Kisah Monopoli Terbesar dan Panen Raya Perang Dunia I dan II
Perang Dunia I dan II adalah keuntungan besar bagi Konspirasi Yahudi Internasional. Ilustrasi: Ist
A A A
Pada malam 22 November 1910, sebuah kereta istimewa telah siap menunggu di stasiun Howkin, New Jersey. Orang yang pertama kali naik adalah senator Aldrick disertai oleh seorang ahli keuangan pada Kementerian Keuangan Amerika bernama A. Byatt.

"Belum pernah terjadi pertemuan sebesar kali ini, karena pada dasarnya para partisipan adalah para pialang ekonomi seluruh Amerika," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).

Dalam konferensi itu terdapat Frank Van der Pilt, direktur Bank International di New York, yaitu bank yang menangani perusahaan-perusahaan milik Rockefeller.

Selain itu juga terdapat wakil dari konglomerat Cohen-Lobe,yang bergerak khusus dalam bidang perkereta-apian, dan memiliki beberapa pabrik gula. Dari perusahaan Morgan datang utusannya Davidson. Bank International milik Morgan diwakili oleh direkturnya Charles Torton.



Kemudian Paul Warburg, yang saat itu dikenal sebagai salah seorang terkaya di dunia juga hadir. Dan yang terakhir adalah Benjamin Strong, salah satu bankir kenamaan d iWall Street, yaitu pusat lembaga keuangan terbesar di dunia yang terletak di London.

Dari Wall Street itu pula perusahaan Monopoli Morgan pernah membuat goncangan besar dalam keuangan pada tahun 1907, di mana para pemilik modal dunia berhasil mengeruk keuntungan sangat besar.

Pertemuan itu menarik perhatian kalangan pers dan para ahli ekonomi dunia. Mereka ingin mendapat informasi mengenai hasil pertemuan itu, yang beritanya dimuat dalam koran-koran besar. Akan tetapi, mereka tidak bisa mengetahui satu pernyataan pun yang dikeluarkan oleh para peserta konferensi.

Menurut William, yang mereka ketahui kemudian adalah, bahwa kereta khusus yang mengangkut para peserta berjalan menuju arah sebuah pulau terpencil di negara bagian Georgia, milik Morgan sebagai lokasi yang jauh dari mata umum.

Pertemuan itu diikuti oleh para pakar ekonomi dan keuangan, transportasi, industri berat, dan dilaksanakan dengan penuh kerahasiaan mengenai masalah yang mereka bahas. Namun hasil dari pertemuan itu menunjukkan, bahwa sebuah Monopoli Terselubung yang menguasai urat nadi perekonomian Amerika Serikat telah didirikan oleh para peserta.



Monopoli ini mengadakan perang terhadap lembaga keuangan nasional Amerika. Sebuah klub khusus juga telah mereka bentuk dengan mengambil nama 'Klub Nama Pertama' (First Name Club), yang anggotanya hanya terdiri dari mereka sendiri.

Klub ini dimaksudkan untuk bisa menjamin keamanan setiap kegiatan yang datang dari pihak luar.

Aldrick setelah pertemuan itu mengadukan proposal mengenai sebuah rancangan undang-undang Cadangan Keuangan Amerika kepada Kongres, dan dia sendiri adalah anggota lembaga eksekutifnya, di samping juga sebagai kepala komisi keuangan Amerika Serika t.

Akan tetapi, ia sebenarnya punya tugas terselubung yang lebih besar daripada jabatan di pemerintahan Amerika. la telah ditempatkan oleh para pemilik modal Amerika dan Eropa dalam pos yang memungkinkan mereka memberi dana dan menyulut peperangan Dunia Pertama, yang pada saat itu belum pecah.

Perang Dunia I dan II

William menyebut keuntungan materi yang mereka peroleh dalam peristiwa Perang Dunua I dan II yang membinasakan itu amat besar. Pada tahun 1914, yaitu ketika Undang-Undang Cadangan Keuangan Amerika disahkan, jumlah nota pinjaman Amerika, sesuai dengan undang-undang itu, dibagikan kepada 12 Bank yang nilainya mencapai 134 juta dolar Amerika.



Keuntungan yang diperoleh dari nota pinjaman itu, menurut hasil sensus Kongres nomor 8896 tanggal 29 Mei 1939, telah berlipat jumlahnya menjadi senilai 23.141.197.457 US dolar. Adapun dalam perang dunia II, jumlah uang cadangan pada tahun 1940 sebanyak 5 miliar US dolar.

Tahun 1945 jumlah itu berlipat menjadi 45 milyar US dolar. Ini adalah angka yang diumumkan. Dengan kata lain, ujar William, para pemilik modal dalam peristiwa perang ini telah bisa mengeruk keuntungan sebanyak 40 milyar US dolar.

Sementara hal itu terjadi, rakyat Amerika yang telah dikuasai oleh kekuatan Monopoli Yahudi itu mengira, bahwa undang-undang mengenai cadangan itu akan menjamin kepentingan rakyat biasa yang menyimpan uang di bank.

Mereka berkeyakinan, bahwa undang-undang itu menjamin bahwa bank-bank itu tidak akan bangkrut dan keuntungannya akan masuk ke dalam kas negara. "Mereka tidak tahu, bahwa keuntungan itu masuk kantong para pemilik modal Monopoli yang terselubung," ujar William G. Carr.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2032 seconds (0.1#10.140)