Konspirasi Yahudi: Kisah Rusia Kalah dalam Perang Dunia I dan Revolusi Bolshevik

Jum'at, 08 Desember 2023 - 15:11 WIB
loading...
A A A
Peran Freemasonry bukan hanya sampai di situ. Banyak peran penting lainnya yang sangat berbahaya. Di satu sisi, Freemasonry mengawasi dan mengatur gerakan dan jaringan terselubung.

Di sisi lain, Freemasonry memberikan dana besar-besaran kepada kaki-tangan yang menyelusup ke dalam instansi pemerintah, angkatan bersenjata, kalangan buruh dan berbagai perkumpulan.

Ditambah lagi, Konspirasi Yahudi melakukan sejumlah operasi rahasia untuk menggoyahkan pasukan Rusia di medan tempur. Contoh operasi terselubung seperti itu adalah sebuah instruksi palsu yang diberikan oleh seorang komandan kaki-tangan Konspirasi kepada pasukannya untuk mengadakan serbuan terhadap musuh.

Pada saat yang sama, pasukan pelindung yang di garis belakang mendapat instruksi untuk segera mundur. Akibatnya, pasukan Rusia ketika itu mendapat pukulan hebat dengan korban jiwa dan sejumlah lainnya menjadi tawanan musuh.

Lebih parah lagi, di sana terjadi pembangkangan dan desersi dalam barisan angkatan bersenjata, karena tidak puas terhadap komandan yang mengecewakan bawahannya itu.



The Grand Eastern Lodge juga memakai taktik suap-menyuap kepada para perwira tinggi dan menengah, untuk merebut simpati pasukan pengawal kerajaan di San Petersburg.

Di samping itu, taktik propaganda atheisme dan teori Marxisme juga dipakai, sehingga pada saat menjelang pecahnya revolusi pada tanggal 12 Maret 1917 terjadi desersi atau pembelotan besar-besaran dalam pasukan pengawal kerajaan di San Petersburg, sampai terjadi baku hantam antara mereka sendiri.

Menyusul kemudian, terjadinya suatu peristiwa di luar dugaan, yaitu dua barak militer menyerahkan diri dan bergabung kepada pemberontak revolusioner. Maka jatuhlah ibukota San Petersburg ke tangan mereka. Kemudian diumumkan berakhirnya sistem kerajaan Czar Rusia oleh pihak pemberontak revolusioner.

Seusai revolusi, secara umum kekuasaan belum jatuh ke tangan Komunis atau Bolshevik, seperti yang diduga. Bahkan sebuah komite telah berdiri dengan jumlah anggota sebanyak 12 orang dari majelis Duma, untuk membentuk pemerintahan sementara di bawah pimpinan Krinsky, segera setelah terjadi Revolusi Merah itu.



Sementara itu, kelompok Manshevik juga membentuk Majelis Sovyet atau juga disebut Majelis Buruh, untuk mengambil kendali pemerintahan San Petersburg, sampai Lenin membubarkannya pada tanggal 19 Oktober 1917.

Pada saat revolusi meletus, Lenin masih berada di Swiss. Kemudian para sesepuh Yahudi Internasional mengatur perjalanannya kembali ke Rusia, setelah terlebih dulu mengatur pertemuan antara Lenin dan pemerintah Jerman.

Dalam pertemuan itu disepakati, bahwa pemerintah Jerman akan membantu kepulangan Lenin dan pembubaran pemerintahan sementara. Pemerintahan itu telah bertekad untuk meneruskan perang, dengan imbalan Lenin kelak akan menarik pasukan Rusia dari medan tempur.

Lenin, Martov dan para tokoh Komunis Yahudi kembali ke Rusia dengan menumpang kereta khusus yang disediakan oleh pemerintah kerajaan Jerman, setelah sebelumnya pemerintahan sementara mengumumkan amnesti umum bagi semua tahanan politik, dan memberi izin kepada semua pelarian untuk kembali ke Rusia.

Peristiwa yang terjadi kemudian menunjukkan, bahwa pemerintah sementara tidak melakukan kesalahan besar dengan menandatangani keputusan ini, yang pada hakikatnya merupakan penyerahan kekuasaan kepada pihak Bolshevik.



Rusia dibanjiri lebih dari 90.000 anggota revolusioner dan kelompok teroris yang kembali ke Rusia. Trotsky juga memanfaatkan keputusan amnesti pemerintah itu, untuk kembali ke Rusia beserta orang-orang Yahudi yang telah ia rekrut dan dilatih di New York. Sebagian besar dari mereka kemudian bergabung dengan partai Bolshevik, yang makin besar dan ganas.

Tidak lama kemudian Lenin dan Trotsky mulai menyerang pemerintahan sementara. Setelah itu, terjadilah peristiwa demi peristiwa, yang akhirnya Lenin dan para pendukungnya berhasil menumbangkan pemerintahan sementara di bawah Krinsky.

Kemudian ia membentuk pemerintahan baru, berdasarkan Komunisme. Sejak itulah berawal pemerintahan diktatorisme Lenin di Rusia. Para tokoh yang tidak sependapat dengan Lenin mendapat perlakuan keji dari Lenin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4773 seconds (0.1#10.24)