Membela Palestina Adalah Jalannya Para Sahabat dan Jihadnya Pejuang Muslim
loading...
A
A
A
Perjuangan membela Palestina dari kezaliman Zionis Israel adalah perjuangan panjang dan penuh kejutan. Ikut membantu perjuangannya merupakan jalannya para Sahabat dan jihadnya pejuang muslim.
Palestina adalah negeri yang diberkahi Allah selain Makkah dan Madinah. Bahkan, penyebutannya sebagai negeri yang "barokah" disebut lima kali dalam Al-Qur'an yaitu: Surat Al-Anbiya' Ayat 71 dan 81; Surat Saba Ayat 18; Surat Al-A'raf Ayat 137 dan Surat al-Isra' ayat 1.
Empat ayat pertama berkaitan dengan masa sebelum Islam, menyebut apa yang berada di dalam negeri Palestina sebagai tanah yang diberkahi. Sedangkan ayat kelima berkaitan dengan perjalanan malam (Isra') Rasulullah ﷺ yang mengacu kepada Masjid al-Aqsha. Sehingga dapat dikatakan bahwa pusat keberkahan yang berada di negeri Palestina adalah Masjid Al-Aqsha (Baitul Maqdis).
Membebaskan Palestina dari cengkraman kaum musyrik telah lama diperjuangkan oleh Sahabat Nabi. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ sendiri telam lama memperjuangkan hal tersebut. Untuk diketahui, Baginda ﷺ sudah terhubung dengan Baitul Maqdis ketika masih berada di Makkah yang kita kenal dengan peristiwa Isra Miraj pada Tahun 10 kenabian.
Di sana (Baitul Maqdis) beliau memimpin sholat bersama para Nabi dan kemudian naik ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Ta'ala. Setelah Nabi Hijrah ke Madinah, beliau mengusung dua misi besar yaitu membebaskan Kota Makkah (Fathu Makkah) dan pembebasan Baitul Maqdis sebagai rumah Allah kedua yang dibangun di atas bumi (Masjid Al-Aqsa).
Setelah Rasulullah ﷺ berhasil membebaskan Makkah Tahun ke-8 Hijriyah, beliau menyusun strategi untuk membebaskan Baitul Maqdis. Diawali dengan mengutus Sarayah (Sariah) yang bertugas mengintai kekuatan musuh, kemudian berlanjut ke Perang Mu'tah (melawan Romawi Timur) pada Tahun ke-8 H, dan Perang Tabuk. Dalam perang Tabuk Rasulullah ﷺ melakukan perjanjian dengan orang-orang yang ada di perbatasan Syam.
Setelah wafatnya Rasulullah, isyarat ini dipahami oleh para Sahabat untuk meneruskan perjuangan beliau membebaskan Baitul Maqdis. Dalam catatan Sipirit of Aqsa, generasi pertama yang membebaskan Baitul Maqdis adalah sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Tahun 16 H menjadi tahun bersejarah bagi umat Islam karena saat itu Baitul Maqdis jatuh ke tangan Islam. Khalifah Umar datang dengan sangat sederhana dan menerima kunci Baitul Maqdis dari pendeta dan petinggi Nasrani bernama Sofronius.
Generasi kedua yang merebut Baitul Maqdis adalah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi pada Tahun 573 H (1187 M). Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan pasukan Salibis. Generasi terakhir adalah Sultan Abdul Hamid II Tahun 1876-1911 M ketika memimpin Khilafah Turki Utsmani. Beliau mempertahankan hak kaum muslimin dengan tidak memberikan sejengkal pun tanah Baitul Maqdis dan tanah Palestina kepada orang-orang Yahudi.
Jihadnya Pejuang Muslim
Kini, Palestina berada dalam cengkraman kaum Yahudi Israel. Kaum Zionis melakukan penjajahannya sejak negara Israel berdiri 1948. Hingga hari ini warga Palestina menghadapi berbagai bentuk kezaliman. Serangan bom dan rudal-rudal Israel setiap hari memborbardir pemukiman warga Palestina.
Ribuan penduduk Palestina gugur sebagai Syahid. Selama 62 hari perang sejak 7 Oktober 2023, korban jiwa Palestina telah mencapai 17.000 orang. Data ini bisa saja bertambah karena banyaknya warga Gaza yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Rudal-rudal Israel yang membabi-buta menghujani Kota Gaza Palestina memang tampak menyeramkan. Namun, hal itu tidak menyurutkan keimanan penduduk Gaza. Meski sebagian memilih mengungsi, namun para pejuang Muslim dan sebagian warga tetap memilih bertahan. Betapa kuatnya keimanan dan kesabaran mereka menghadapi serangan Zionis tersebut.
Dari lisan mereka kerap keluar kalimat Tauhid: "Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil" yang artinya cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung. (QS Ali 'Imran: 173)
Ketakutan Kaum Munafik dan Zionis Israel
Di tengah meningkatnya serangan barbar Zionis Israel terhadap Palestina, pasukan Zionis dan kaum munafik yang membela mereka, ternyata ketakutan. Meski dilengkapi rudal dan senjata canggih, Israel kewalahan melawan pejuang Gaza bahkan memilir mundur. Terbukti hingga hari ini, Israel tidak dapat menguasai wilayah Gaza.
Perlawanan pejuang muslim Palestina telah membuat Israel menderita kerugian materi yang sangat banyak. Bahkan ribuan tentaranya tewas dalam perang tersebut, namun media barat tidak memberitakannya.
Ketakutan kaum musyrik dan munafik menghadapi kaum mukmin ternyata diabadikan Allah dalam Al-Qur'an. Surat Al-Hasyr Ayat 13 menjadi dalil yang menegaskan bahwa kaum Munafik yang membela Yahudi sangat takut terhadap kaum mukmin.
لَاَنۡتُمۡ اَشَدُّ رَهۡبَةً فِىۡ صُدُوۡرِهِمۡ مِّنَ اللّٰهِؕ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَفۡقَهُوۡنَ
Artinya: "Sesungguhnya dalam hati mereka, kamu (Muslimin) lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti." (QS Al-Hasyr: 13)
Dalam tafsir ringkas Kemenag dijelaskan, orang-orang munafik tidak akan pernah berani memerangi kaum mukmin secara terbuka bersama-sama menggabungkan dua kekuatan, yaitu orang-orang munafik Bani 'Auf dan Yahudi Bani Nadir. Kecuali di negeri-negeri yang memiliki benteng atau di balik tembok agar mereka bisa berlindung di dalamnya.
Faktanya, pasukan Zionis Israel tidak berani berhadapan secara terbuka dengan pejuang Gaza. Mereka berperang di balik tank-tank mereka dan menembakkan rudal lewat pesawat dan markas militer mereka. Begitu juga halnya kaum munafik yang membela Israel, beraninya hanya berkoar-koar lewat media sosial, melakukan propoganda dan semacamnya. Ketika diajak untuk berperang membantu Israel, mereka justru memilih diam dan menonton dari rumah mereka.
Kekuatan Umat Muslim
Bagi seorang muslim, iman merupakan ajaran paling mendasar dan paling esensial dalam Islam. Allah mempersaudarakan kaum muslimin seperti layaknya satu tubuh. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: "Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Artinya: "Orang-Orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim 4685)
Berjuang membantu Palestina yang mayoritas muslim adalah Jihad yang sah. Apalagi ketika umat muslim dizalimi oleh umat lain, maka wajib hukumnya untuk membela mereka. Tentu dengan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Hal ini diterangkan dalam Hadis yang artinya: "Jika dia berbuat zalim, maka engkau cegah dia dari kezalimannya itu, itulah yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia dizalimi maka wajib pula bagi yang lain untuk menolongnya agar terbebas dari kezaliman itu." (HR Muslim 4681)
Jika seorang muslim tidak mampu berjihad membantu Palestina secara fisik melawan penjajah, ada cara lain yaitu dengan mengulurkan bantuan dan mendoakannya dalam sholat. Dalam Hadis disebutkan, doa merupakan sejata utama seorang kaum mukmin termasuk doa mustajab yang dikabulkan Allah.
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ
Artinya: "Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya akan dikabulkan oleh Allah (mustajab)." (HR Muslim)
Yang terpenting, seorang muslim jangan sampai mengikuti kaum munafik dan jalan yang ditempuhnya. Akan tetapi, teruslah membantu perjuangan Palestina baik lewat media sosial, bantuan donasi, maupun doa-doa yang dipanjatkan. Karena membantu Palestina adalah jalannya para Sahabat dan jihadnya para pejuang muslim.
Wallahu A'lam
Palestina adalah negeri yang diberkahi Allah selain Makkah dan Madinah. Bahkan, penyebutannya sebagai negeri yang "barokah" disebut lima kali dalam Al-Qur'an yaitu: Surat Al-Anbiya' Ayat 71 dan 81; Surat Saba Ayat 18; Surat Al-A'raf Ayat 137 dan Surat al-Isra' ayat 1.
Empat ayat pertama berkaitan dengan masa sebelum Islam, menyebut apa yang berada di dalam negeri Palestina sebagai tanah yang diberkahi. Sedangkan ayat kelima berkaitan dengan perjalanan malam (Isra') Rasulullah ﷺ yang mengacu kepada Masjid al-Aqsha. Sehingga dapat dikatakan bahwa pusat keberkahan yang berada di negeri Palestina adalah Masjid Al-Aqsha (Baitul Maqdis).
Membebaskan Palestina dari cengkraman kaum musyrik telah lama diperjuangkan oleh Sahabat Nabi. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ sendiri telam lama memperjuangkan hal tersebut. Untuk diketahui, Baginda ﷺ sudah terhubung dengan Baitul Maqdis ketika masih berada di Makkah yang kita kenal dengan peristiwa Isra Miraj pada Tahun 10 kenabian.
Di sana (Baitul Maqdis) beliau memimpin sholat bersama para Nabi dan kemudian naik ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Ta'ala. Setelah Nabi Hijrah ke Madinah, beliau mengusung dua misi besar yaitu membebaskan Kota Makkah (Fathu Makkah) dan pembebasan Baitul Maqdis sebagai rumah Allah kedua yang dibangun di atas bumi (Masjid Al-Aqsa).
Setelah Rasulullah ﷺ berhasil membebaskan Makkah Tahun ke-8 Hijriyah, beliau menyusun strategi untuk membebaskan Baitul Maqdis. Diawali dengan mengutus Sarayah (Sariah) yang bertugas mengintai kekuatan musuh, kemudian berlanjut ke Perang Mu'tah (melawan Romawi Timur) pada Tahun ke-8 H, dan Perang Tabuk. Dalam perang Tabuk Rasulullah ﷺ melakukan perjanjian dengan orang-orang yang ada di perbatasan Syam.
Setelah wafatnya Rasulullah, isyarat ini dipahami oleh para Sahabat untuk meneruskan perjuangan beliau membebaskan Baitul Maqdis. Dalam catatan Sipirit of Aqsa, generasi pertama yang membebaskan Baitul Maqdis adalah sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Tahun 16 H menjadi tahun bersejarah bagi umat Islam karena saat itu Baitul Maqdis jatuh ke tangan Islam. Khalifah Umar datang dengan sangat sederhana dan menerima kunci Baitul Maqdis dari pendeta dan petinggi Nasrani bernama Sofronius.
Generasi kedua yang merebut Baitul Maqdis adalah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi pada Tahun 573 H (1187 M). Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan pasukan Salibis. Generasi terakhir adalah Sultan Abdul Hamid II Tahun 1876-1911 M ketika memimpin Khilafah Turki Utsmani. Beliau mempertahankan hak kaum muslimin dengan tidak memberikan sejengkal pun tanah Baitul Maqdis dan tanah Palestina kepada orang-orang Yahudi.
Jihadnya Pejuang Muslim
Kini, Palestina berada dalam cengkraman kaum Yahudi Israel. Kaum Zionis melakukan penjajahannya sejak negara Israel berdiri 1948. Hingga hari ini warga Palestina menghadapi berbagai bentuk kezaliman. Serangan bom dan rudal-rudal Israel setiap hari memborbardir pemukiman warga Palestina.
Ribuan penduduk Palestina gugur sebagai Syahid. Selama 62 hari perang sejak 7 Oktober 2023, korban jiwa Palestina telah mencapai 17.000 orang. Data ini bisa saja bertambah karena banyaknya warga Gaza yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Rudal-rudal Israel yang membabi-buta menghujani Kota Gaza Palestina memang tampak menyeramkan. Namun, hal itu tidak menyurutkan keimanan penduduk Gaza. Meski sebagian memilih mengungsi, namun para pejuang Muslim dan sebagian warga tetap memilih bertahan. Betapa kuatnya keimanan dan kesabaran mereka menghadapi serangan Zionis tersebut.
Dari lisan mereka kerap keluar kalimat Tauhid: "Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil" yang artinya cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung. (QS Ali 'Imran: 173)
Ketakutan Kaum Munafik dan Zionis Israel
Di tengah meningkatnya serangan barbar Zionis Israel terhadap Palestina, pasukan Zionis dan kaum munafik yang membela mereka, ternyata ketakutan. Meski dilengkapi rudal dan senjata canggih, Israel kewalahan melawan pejuang Gaza bahkan memilir mundur. Terbukti hingga hari ini, Israel tidak dapat menguasai wilayah Gaza.
Perlawanan pejuang muslim Palestina telah membuat Israel menderita kerugian materi yang sangat banyak. Bahkan ribuan tentaranya tewas dalam perang tersebut, namun media barat tidak memberitakannya.
Ketakutan kaum musyrik dan munafik menghadapi kaum mukmin ternyata diabadikan Allah dalam Al-Qur'an. Surat Al-Hasyr Ayat 13 menjadi dalil yang menegaskan bahwa kaum Munafik yang membela Yahudi sangat takut terhadap kaum mukmin.
لَاَنۡتُمۡ اَشَدُّ رَهۡبَةً فِىۡ صُدُوۡرِهِمۡ مِّنَ اللّٰهِؕ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَفۡقَهُوۡنَ
Artinya: "Sesungguhnya dalam hati mereka, kamu (Muslimin) lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti." (QS Al-Hasyr: 13)
Dalam tafsir ringkas Kemenag dijelaskan, orang-orang munafik tidak akan pernah berani memerangi kaum mukmin secara terbuka bersama-sama menggabungkan dua kekuatan, yaitu orang-orang munafik Bani 'Auf dan Yahudi Bani Nadir. Kecuali di negeri-negeri yang memiliki benteng atau di balik tembok agar mereka bisa berlindung di dalamnya.
Faktanya, pasukan Zionis Israel tidak berani berhadapan secara terbuka dengan pejuang Gaza. Mereka berperang di balik tank-tank mereka dan menembakkan rudal lewat pesawat dan markas militer mereka. Begitu juga halnya kaum munafik yang membela Israel, beraninya hanya berkoar-koar lewat media sosial, melakukan propoganda dan semacamnya. Ketika diajak untuk berperang membantu Israel, mereka justru memilih diam dan menonton dari rumah mereka.
Kekuatan Umat Muslim
Bagi seorang muslim, iman merupakan ajaran paling mendasar dan paling esensial dalam Islam. Allah mempersaudarakan kaum muslimin seperti layaknya satu tubuh. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: "Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Artinya: "Orang-Orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim 4685)
Berjuang membantu Palestina yang mayoritas muslim adalah Jihad yang sah. Apalagi ketika umat muslim dizalimi oleh umat lain, maka wajib hukumnya untuk membela mereka. Tentu dengan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Hal ini diterangkan dalam Hadis yang artinya: "Jika dia berbuat zalim, maka engkau cegah dia dari kezalimannya itu, itulah yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia dizalimi maka wajib pula bagi yang lain untuk menolongnya agar terbebas dari kezaliman itu." (HR Muslim 4681)
Jika seorang muslim tidak mampu berjihad membantu Palestina secara fisik melawan penjajah, ada cara lain yaitu dengan mengulurkan bantuan dan mendoakannya dalam sholat. Dalam Hadis disebutkan, doa merupakan sejata utama seorang kaum mukmin termasuk doa mustajab yang dikabulkan Allah.
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ
Artinya: "Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya akan dikabulkan oleh Allah (mustajab)." (HR Muslim)
Yang terpenting, seorang muslim jangan sampai mengikuti kaum munafik dan jalan yang ditempuhnya. Akan tetapi, teruslah membantu perjuangan Palestina baik lewat media sosial, bantuan donasi, maupun doa-doa yang dipanjatkan. Karena membantu Palestina adalah jalannya para Sahabat dan jihadnya para pejuang muslim.
Wallahu A'lam
(rhs)