Konspirasi Yahudi: Pidato Pendeta Emanuel Robinovich Merancang Perang Dunia III

Rabu, 13 Desember 2023 - 05:15 WIB
loading...
Konspirasi Yahudi: Pidato Pendeta Emanuel Robinovich Merancang Perang Dunia III
Di sana tidak akan ada lagi agama setelah Perang Dunia III, dan tidak ada pula tokoh-tokoh agama. Ilustrasi: Ist
A A A
William G. Carr mengakui pada tahun 1952, sesuai dengan jabatannya dalam pemerintah sebagai perwira intelijen rahasia, ia mendapatkan sebuah dokumen rahasia berbahaya.

"Kami merasa wajib untuk menyertakan beberapa bagian dari dokumen itu, mengingat masalah ini punya arti tersendiri, yaitu yang berhubungan dengan konferensi puncak Sidang Darurat Para Pendeta Yahudi se-Eropa, yang diadakan di Budapest tanggal 22 Januari 1952," tutur William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).

Berikut ini adalah ringkasan dari dokumen tersebut yang mengandung beberapa paragraf harfiah:



Laporan dari Eropa tentang konferensi puncak Sidang Darurat Pendeta Yahudi se-Eropa, pidato rahasia yang disampaikan oleh pendeta tertinggi Yahudi Emanuel Robinovich tertanggal 12 Januari 1952.

"Selamat berbahagia putra-putraku . . .Kalian telah terpanggil untuk mengadakan pertemuan istimewa ini untuk mengkaji masalah dan rancangan pokok bagi program kita yang baru, yaitu program yang berkaitan dengan perang yang akan datang, sebagaimana yang kalian telah ketahui.

Rancangan kita semula membutuhkan tenggang waktu 20tahun, sehingga kita mendapatkan seluruh keuntungan yang dihasilkan dari Perang Dunia II. Akan tetapi, beberapa pertimbangan baru mengharuskan adanya pengurangan jangka waktu 5 tahun lebih dini.

Langkah-langkah yang masih kita lakukan demi tujuan kita, sejak 3000 tahun yang lalu sekarang telah berada dalam jangkauan tangan kita. Sebentar lagi kita pasti akan bisa memetik buahnya, dengan syarat kita harus melipat gandakan usaha keras dengan menggunakan pikiran dan pengalaman apa saja yang kita miliki.

Kami bisa meyakinkan Anda sekalian, bahwa beberapa tahun lagi bangsa kita akan bisa mengembalikan posisinya di tempat paling atas di dunia. Ini merupakan hak alami yang telah dirampas semenjak kurun waktu yang sangat panjang. Dan hal ini akan kembali kepada kita seperti semula, sehingga setiap orang Yahudi akan menjadi tuan, dan setiap gentile atau non-Yahudi akan menjadi budak ...(aplausbesar).



Sekarang ini, kami akan menawarkan pemikiran tentang perang mendatang. Kalian tentu ingat keberhasilan besar mengenai program yang kita laksanakan sejak tahun 1930.

Propaganda besar-besaran yang kita sebar luaskan telah berhasil meniupkan api kebencian di Jerman terhadap dunia Barat dan terhadap unsur semitik.

Kemudian kita juga meniupkan rasa kebencian bangsa Barat terhadap bangsa Jerman, yang disebabkan oleh sikap permusuhan Jerman terhadap unsur semitik.

Inilah program pokok yang sekarang sedang kita laksanakan untuk meniupkan rasa kebencian Timur terhadap Barat, dan di Barat terhadap Timur. Kita akan memerangi bangsa-bangsa yang bersikap netral untuk memaksa mereka bergabung dengan blok ini atau blok itu.

Kita tidak akan membiarkan seseorang menghalangi jalan yang kita tempuh. Untuk mencapai tujuan awal dari program ini, kita akan menanamkan orientasi militerisme dan naluri perang di Amerika.



Akan tetapi, rancangan undang-undang yang kita ajukan kepada kongres Amerika dengan dukungan dari jaksa agung mengenai wajib militer bagi setiap warga Amerika ternyata ditolak.

Kita mengalami kegagalan sementara. Kita akan mulai usaha baru lagi dengan bekerja keras, untuk melemparkan tuduhan kepada pihak Uni Sovyet, bahwa negara itu melakukan kebijakan anti semitik, meskipun terdapat hubungan erat antara kita dan Komunisme.

Kita akan mendukung dengan dana dan pengaruh bagi organisasi yang membela unsur semitik, khususnya di Amerika. Tujuan terakhir program ini adalah menciptakan Perang Dunia III, yang akan mengakibatkan kehancuran total, dan pengaruh yang jauh lebih besar daripada seluruh peperangan yang pernah terjadi.

Kita akan membuat Israel tetap netral dalam perang ini, sehingga terhindar dari kehancuran. Setelah itu, Israel akan menjadi tempat sidang-sidang perundingan, pengawasan dan lain-lain, yang saat itu akan diserahi tugas untuk mengawasi bangsa-bangsa yang tersisa.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1464 seconds (0.1#10.140)