Tahun Abu: Kisah Datangnya Bantuan dari Syam dan Irak ke Madinah dan Makkah

Minggu, 17 Desember 2023 - 08:39 WIB
loading...
Tahun Abu: Kisah Datangnya Bantuan dari Syam dan Irak ke Madinah dan Makkah
Sesudah unta yang dari Irak dan Syam datang setiap hari disembelih dua puluh ekor untuk makan mereka. Ilustrasi: Ist
A A A
Pada saat Tahun Abu, yakni tahun paceklik , saat wabah kelaparan melanda Madinah , Makkah dan sekitarnya, Khalifah Umar bin Khattab meminta bantuan para gubernurnya di Syam dan Irak.

" Abu Ubaidah bin Jarrah yang menjadi Amir di Syam paling cepat memenuhi seruan Umar itu. Ia segera memberi pertolongan kepada Semenanjung, mendahului yang lain," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" yang diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987).



Abu Ubaidah mengirim 4000 unta dengan muatan makanan. Umar pun segera membagikannya kepada penduduk sekitar Madinah. Selesai mengerjakan itu Umar memerintahkan agar mengirimkan uang 4000 dirham kepada kepada Abu Ubaidah.

Abu Ubaidah pun membalas: "Amirulmukminin, saya tidak memerlukan itu! Saya mengharapkan Allah akan menerima amal saya. Janganlah sampai saya terpengaruh oleh dunia."

Umar menjawab: "Terimalah. Tidak apa selama Anda tidak memintanya. Saya sudah pernah melakukan yang semacam ini dengan Rasulullah, lalu ia memberi saya sesudah saya katakan kepadanya seperti yang Anda katakan kepada saya."

Uang itu diterima oleh Abu Ubaidah, setelah itu ia kembali ke tempat pekerjaannya.



Sementara itu, dari Palestina Amr bin Ash mengirimkan makanan dengan unta dan kapal melalui pelabuhan Ailah (Elat). Amr bin Ash mengirim melalui laut dua puluh kapal bermuatan tepung dan lemak. Sedangkan yang melalui darat terdiri atas seribu ekor unta dengan muatan tepung.

Dari Syam Mu'awiah bin Abi Sufyan juga mengirim tiga ribu unta, sedang Sa'd bin Abi Waqqas mengirim dari Irak seribu unta, semua membawa tepung. Di samping itu Amr mengirim lima ribu pakaian dan Mu'awiah mengirim tiga ribu mantel.

Umar mengangkat beberapa orang untuk membagikan makanan dan pakaian ke kota-kota dan pedalaman kawasan itu, dan dia sendiri bertugas mengurus makanan penduduk Madinah dan orang-orang yang datang mengungsi ke sana.

Utusan-utusan Umar itu segera berangkat ke segenap penjuru Semenanjung untuk meringankan penderitaan penduduk.

Para wakil yang ditugasi membagi-bagikan makanan yang dikirim Sa'd bin Abi Waqqas itu bertemu di pintu masuk ke Irak. Mereka menyembelih hewan kemudian membagikannya kepada warga, begitu juga tepung dan pakaian. Maka dengan pertolongan Allah sekarang mereka terangkat dari bencana yang selama ini menimpa mereka.



Begitu juga yang dikerjakan oleh utusan-utusan yang bertugas sepanjang Makkah dan Madinah.

Umar berkata kepada utusannya yang dikirim untuk menemui kafilah dari Syam: "Mengenai makanan yang Anda terima bagikanlah kepada penduduk pedalaman, pembungkusnya dapat dijadikan selimut, begitu juga unta agar disembelih, dagingnya untuk makanan mereka dan lemaknya dapat mereka bawa dan jangan menunggu sampai mereka mengatakan, dengan itulah kami mengharapkan kelapangan hidup. Mengenai tepung dapat mereka olah dan mereka simpan sampai nanti Allah memberikan jalan keluar kepada kita."

Umar sendiri menguruskan makanan penduduk Madinah dan mereka yang mengungsi ke sana. Ia mengolah roti dengan zaitun untuk dijadikan roti kuah. Beberapa hari sekali ia menyembelih hewan untuk lauk pauk roti kuah, lalu dimakan bersama-sama dengan orang banyak.

Sesudah unta yang dari Irak dan Syam datang setiap hari disembelih dua puluh ekor untuk makan mereka. Setiap malam mereka berkumpul dan melaporkan kepadanya segala yang mereka alami siangnya.

Selesai salat isya ia menyuruh orang menghitung jumlah mereka yang makan di sana dalam beberapa hidangan. Jumlah mereka mencapai tujuh ribu orang.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1438 seconds (0.1#10.140)