Begini Wasiat Umar bin Khattab kepada Khalifah Penggantinya
loading...
A
A
A
Ia tidak puas sebelum tulang itu dibawa dan menghapus tulisan itu dengan tangannya sendiri.
Haekal mengatakan kita masih ingat ketika memulai pemerintahannya Umar memerintahkan supaya tawanan Perang Riddah dibebaskan dan dikembalikan kepada keluarga-keluarga mereka, dengan mengatakan kepada mereka: "Aku tidak ingin melihat adanya tawanan perang menjadi kebiasaan di kalangan Arab."
Hal ini membawa pengaruh yang besar sekali terhadap meluasnya kemenangan. Semua kaum Riddah itu di Semenanjung Arab. Mereka itu dari suku-suku dan kabilah-kabilah Arab yang dulu berimigrasi ke Syam dan ke Irak, dan ada pula yang jatuh ke tangan pasukan Muslimin sebagai tawanan selama perang yang terus-menerus.
Setelah Umar melihat bahwa ajalnya sudah pasti sampai, ia ingin melihat persatuan yang lebih kuat dan lebih dapat dibanggakan. Ia berkata sementara ia masih di tempat tidur: "Kalau ada tawanan orang Arab yang masih hidup waktu aku meninggal, maka bebaslah dia."
Menurut Haekal, kata-kata ini bukanlah ijtihad dari dia yang menyalahi pendapatnya yang lama, melainkan sebaliknya merupakan penerapan yang persis sekali dengan kata-katanya: "Aku tidak ingin melihat adanya tawanan perang menjadi kebiasaan di kalangan Arab."
Barangkali dia khawatir penggantinya tidak akan menerapkan hasil ijtihadnya saat ia tampil sebagai pengganti. Dia tidak ingin melepaskan dunia ini sebelum terlaksana apa yang sudah dimulainya itu, dan sebelum semua orang Arab bebas.
Haekal mengatakan kita masih ingat ketika memulai pemerintahannya Umar memerintahkan supaya tawanan Perang Riddah dibebaskan dan dikembalikan kepada keluarga-keluarga mereka, dengan mengatakan kepada mereka: "Aku tidak ingin melihat adanya tawanan perang menjadi kebiasaan di kalangan Arab."
Hal ini membawa pengaruh yang besar sekali terhadap meluasnya kemenangan. Semua kaum Riddah itu di Semenanjung Arab. Mereka itu dari suku-suku dan kabilah-kabilah Arab yang dulu berimigrasi ke Syam dan ke Irak, dan ada pula yang jatuh ke tangan pasukan Muslimin sebagai tawanan selama perang yang terus-menerus.
Setelah Umar melihat bahwa ajalnya sudah pasti sampai, ia ingin melihat persatuan yang lebih kuat dan lebih dapat dibanggakan. Ia berkata sementara ia masih di tempat tidur: "Kalau ada tawanan orang Arab yang masih hidup waktu aku meninggal, maka bebaslah dia."
Menurut Haekal, kata-kata ini bukanlah ijtihad dari dia yang menyalahi pendapatnya yang lama, melainkan sebaliknya merupakan penerapan yang persis sekali dengan kata-katanya: "Aku tidak ingin melihat adanya tawanan perang menjadi kebiasaan di kalangan Arab."
Barangkali dia khawatir penggantinya tidak akan menerapkan hasil ijtihadnya saat ia tampil sebagai pengganti. Dia tidak ingin melepaskan dunia ini sebelum terlaksana apa yang sudah dimulainya itu, dan sebelum semua orang Arab bebas.
(mhy)