Al-Quran Menceritakan Sifat dan Sikap Ahl Al-Kitab terhadap Kaum Muslimin
loading...
A
A
A
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Wawasan al-Quran , Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat" mengatakan Al-Qur'an banyak berbicara tentang sifat dan sikap Ahl Al-Kitab terhadap kaum Muslim, dan berbicara tentang keyakinan dan sekte mereka yang beraneka ragam. Surat An-Nisa, [4] : 171 dan Al-Maidah [5] : 77 mengisyaratkan bahwa mereka memiliki paham keagamaan yang ekstrem.
"Wahai Ahl Al-Kitab, jangan melampaui batas dalam agamamu, dan jangan mengatakan terhadap Allah kecuali yang hak" {QS Al-Nisa, [4]: 171).
Mereka juga dinilai oleh Al-Qur'an sebagai telah mengkufuri ayat-ayat Allah, serta mengingkari kebenaran (kenabian Muhammad SAW).
"Wahai Ahl Al-Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah padahal kamu mengetahui (kebenarannya)? Hai Ahl Al-Kitab, mengapa kamu mencampuradukkan yang hak dengan yang batil, dan menyembunyikan kebenaran padahal kamu mengetahui?" ( QS Ali 'Imran [3] : 70-71).
Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan kepada mereka:
Katakanlah: "Hai Ahl Al-Kitab, apakah kamu memandang kami salah hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang banyak di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?" (QS Al-Maidah [5]: 59).
Bahkan Allah SWT secara langsung dan berkali-kali mengingatkan kaum Muslim untuk tidak mengangkat mereka sebagai pemimpin-pemimpin atau teman-teman akrab atau tempat menyimpan rahasia.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu yang mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orany-orang yang zalim" (QS Al-Maidah [5]: 51).
Dalam QS Ali 'Imran [3]: 118 kaum Muslim diingatkan untuk tidak menjadikan orang-orang di luar kalangan Muslim sebagai bithanah (teman-teman tempat menyimpan rahasia) dengan alasan bahwa:
"... mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kerugian bagi kamu (kaum Muslim). Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka sedang apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda (siapa kawan dan siapa lawan), jika kalian memahaminya." ( QS Ali 'Imran [3] : 118).
"Wahai Ahl Al-Kitab, jangan melampaui batas dalam agamamu, dan jangan mengatakan terhadap Allah kecuali yang hak" {QS Al-Nisa, [4]: 171).
Mereka juga dinilai oleh Al-Qur'an sebagai telah mengkufuri ayat-ayat Allah, serta mengingkari kebenaran (kenabian Muhammad SAW).
"Wahai Ahl Al-Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah padahal kamu mengetahui (kebenarannya)? Hai Ahl Al-Kitab, mengapa kamu mencampuradukkan yang hak dengan yang batil, dan menyembunyikan kebenaran padahal kamu mengetahui?" ( QS Ali 'Imran [3] : 70-71).
Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan kepada mereka:
Katakanlah: "Hai Ahl Al-Kitab, apakah kamu memandang kami salah hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang banyak di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?" (QS Al-Maidah [5]: 59).
Bahkan Allah SWT secara langsung dan berkali-kali mengingatkan kaum Muslim untuk tidak mengangkat mereka sebagai pemimpin-pemimpin atau teman-teman akrab atau tempat menyimpan rahasia.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu yang mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orany-orang yang zalim" (QS Al-Maidah [5]: 51).
Dalam QS Ali 'Imran [3]: 118 kaum Muslim diingatkan untuk tidak menjadikan orang-orang di luar kalangan Muslim sebagai bithanah (teman-teman tempat menyimpan rahasia) dengan alasan bahwa:
"... mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kerugian bagi kamu (kaum Muslim). Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka sedang apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda (siapa kawan dan siapa lawan), jika kalian memahaminya." ( QS Ali 'Imran [3] : 118).
(mhy)