Apakah Al-Qur'an Mengemukakan Ramalan tentang Masa Depan Nabi? Begini Jawaban Imam Chrri

Selasa, 09 Januari 2024 - 15:11 WIB
loading...
Apakah Al-Quran Mengemukakan Ramalan tentang Masa Depan Nabi? Begini Jawaban Imam Chrri
Imam Mohammad Jawad Chirri. Foto/Ilustrasi: Historic Images
A A A
Berikut ini adalah dialog Prof Dr Wilson H. Guertin dan Imam Muhammad Jawad Chirri yang dikutip dari buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981).

Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika Serikat . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).

Berikut petikan dialog tersebut:



Prof Wilson: Hingga kini kita telah membicarakan dua jenis pernyataan Qur'an tentang masa depan yang tidak di-sangka-sangka: satu tipe mengenai nasib Qur'an itu sendiri, dan yang lain mengenai masa depan Islam.

Apakah Qur'an mengemukakan ramalan-ramalan tentang masa depan Nabi?

Imam Chirri: Kitab Suci Qur'an berisikan penjelasan-penjelasan yang amat jelas mengenai keamanan Nabi Muhammad.

"Hai Rasul! Sampaikan apa yang diwakyukan kepada engkau dari Tuhan. Dan kalau itu tidak engkau kerjakan, maka berarti engkau tidak menyampaikan (menjalankan) tugas perutusan dari Tuhan. Tuhan memelihara engkau dari manusia. Sesungguhnya Tuhan tidak memberi petunjuk kepada kaum yang tidak beriman." QS 5 : 67

Ayat itu menjamin Nabi Muhammad perlindungan terhadap seluruh manusia. Tidak ada kekuatan manusia, sesuai dengan ramalan itu, dapat menghancurkan kehidupan Muhammad. Apabila Nabi meninggal di medan peperangan atau dibunuh, pernyataan ini akan menjadi tidak benar dan kenabian akan dibuktikan kesalahannya.



Dengan kondisi di mana Nabi hidup (tinggal), ramalan itu bertentangan dengan harapan manusia. Dari saat Islam diproklamirkan, Nabi dihadapkan dengan permusuhan-permusuhan.

Dia dipilih sebagai satu-satunya musuh orang-orang Makkah . Hidupnya dikelilingi dengan bahaya-bahaya. Dia hidup di bawah ancaman, dan untuk selama beberapa tahun tanpa perlindungan fisik. Pada saat pembelanya, Abu Thalib , meninggal, dia bahkan tidak mendapatkan perlindungan di tempat suci guna membawa pesannya kepada orang-orang yang berziarah. Pemimpin-pemimpin penting dengan siasat yang sopan memburu dia dan berniat membunuhnya.

Bila dia lolos, hadiah besar diumumkan untuk penangkapannya, hidup atau mati. Sebelum berangkat ke Madinah, Muhammad dipastikan ditangkap, dan Islam diharapkan dihilangkan sampai ke akar-akarnya.

Setelah sampai di Madinah, peperangan terjadi dan orang-orang Islam dihadapkan dengan suatu perang yang hebat, yang mana musuh selalu jauh lebih besar jumlahnya.

Orang-orang Makkah menyuruh penduduk padang pasir untuk melawan orang-orang Islam. Lebih lanjut, pemerintah-pemerintah dari bangsa-bangsa yang bukan Arab marah karena bahasa Muhammmad yang sangat kuat yang digunakan mengundang mereka untuk memeluk Islam.



Suatu contoh ialah pesannya kepada Heraclius, Kaisar Byzantine (Rum):

"Dengan nama Tuhan Pengasih dan Penyayang.

Dari Muhammad, anak Abdullah, Rasul Tuhan, untuk Heraclius, raja Romawi. Sudah tentu saya mengajak anda memeluk Agama Islam. Jadilah orang Islam, dan anda akan selamat. Tuhan akan menghadiahi anda dua kali. Bila anda mengelak, anda akan dibebani dengan dosa. Marilah bersepakat antara kita dan anda: bahwa kita akan memuja tidak lain kecuali Tuhan dan bahwa kita akan tunduk dihadapanNya, dan bahwa kita tidak akan mengakui Tuhan di samping Tuhan Yang Maha Kuasa."

Meskipun bahaya-bahaya mengelilingi Nabi, dia hidup secara biasa. Dia tidak memiliki pengawal-pengawal dan berperang di medan perang, kadang-kadang di baris terdepan. Dia berjalan di jalan tengah malam dan tinggal tanpa penjagaan. Ada banyak kesempatan baik untuk membunuhnya, dan banyak percobaan telah dilakukan.

Beberapa percobaan pembunuhan di bawah ini akan saya sebutkan:

Pada suatu hari dia sedang tidur sendiri di bawah pohon, tidak jauh dari perkemahannya. Dia dibangunkan oleh suara! Dia melihat Durthur, prajurit musuh, sedang berdiri di hadapannya dengan mencabut pedang. "Hai Muhammad" dia berseru, "Siapa yang akan menyelamatkan anda?" "Tuhan" jawab Nabi. Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, Durthur menjatuhkan pedangnya, yang langsung dipegang oleh Nabi.



Sambil melambaikan pedangnya, dia berseru sebaliknya, "Siapa yang akan menyelamatkan anda, hai Durthur?" "Tak seorangpun" jawab prajurut itu. "Maka belajarlah dari saya untuk menjadi pengasih." Sambil berkata dia mengembalikan pedangnya pada prajurit itu.

Prajurit itu sangat terharu. Dia mengakui Muhammad sebagai seorang Nabi dan masuk Islam.

Pada kesempatan lain, Muhammad pergi membawa beberapa pengikut-pengikutnya untuk mengunjungi suku yang bukan Islam. Santapan diselenggarakan di ruang terbuka, berdekatan tempat tinggal kepala suku. Nabi mengetahui bahwa dia diberi umpan untuk dikhianati, dan akan dibunuh ketika dia duduk di pesta itu.

Dia dilempar batu dari atap Rumah bertingkat. Tanpa menerangkan pengkhianatan ini pada rekan-rekannya ia meninggalkan pesta dan kembali ke Medinah.

Lebih dari sekali, Muhammad ditinggalkan oleh prajurit-prajuritnya sendiri di dalam peperangan melawan
beribu-ribu musuh.

Pada saat-saat demikian, dia adalah sasaran kekuatan musuh. Muhammad yakin akan perlindungan Tuhan, dan ramalan telah dipenuhi.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2243 seconds (0.1#10.140)