Pentingnya Menjaga Nikmat Afiyah Dunia dan Akhirat

Jum'at, 19 Januari 2024 - 10:05 WIB
loading...
A A A
الَّلهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ


Termasuk dalam kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di waktu pagi dan petang adalah memohon agar dikaruniai nikmat al-’afiyah, seperti pada doa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي


Tidak hanya itu, al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 637 meriwayatkan, bahkan ketika ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya kepadanya,

يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الدُّعَاءِ أَفْضَل؟


“Wahai Rasulullah, doa apa yang paling utama?” beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,

سَلِ اللهَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ


“Mintalah kepada Allah al-’afwu, ampunan, dan al-’afiyah—kesehatan dan keselamatan—di dunia dan di akhirat.”

Kemudian laki-laki tadi keesokan harinya datang lagi kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama. Ia katakan,

يَا نَبِيَّ اللهِ، أَيُّ الدُّعَاءِ أَفْضَلُ؟
]

“Wahai Nabinya Allah, doa apa yang paling utama?” Rasul menjawab,

سَلِ اللهَ العَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، فَإِذَا أُعْطِيْتَ العَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، فَقَدْ أَفْلَحْتَ


“Mintalah al-’afiyah (kesehatan, keselamatan) kepada Allah di dunia dan di akhirat. Apabila engkau diberi kesehatan dan keselamatan di dunia dan di akhirat, sungguh engkau telah beruntung.”

Menjaga Nikmat Afiyah

Ustaz Dr. (C) Mubin Amrulloh, Lc. dalam ceramahnya yang dikutip di laman dakwah.id menjelaskan, sesungguhnya nikmat al-’afiyah menjadi suatu anugerah yang begitu agung yang Allah berikan kepada segenap hamba-Nya. Ia lebih utama dari kekayaan, pangkat, dan kedudukan.

Karenanya, tidaklah semua kesenangan itu dapat kita rasakan kenikmatannya kecuali jika disertai dengan nikmat keselamatan dan nikmat kesehatan.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayat Imam at-Tirmidzi hadits nomor 2346, dan Imam Ibnu Majah hadis nomor 4280,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِيْ سِرْبِهِ، مُعَافًى فِيْ جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا


“Siapa yang di pagi hari dalam kondisi aman jiwanya, sehat raganya, dan dia punya bahan makanan yang cukup di hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya.”

"Untuk itu, mari kita jaga nikmat ini sebaik-baiknya dengan selalu memaksimalkan kebersyukuran kita. Baik lisan kita dengan banyak memuji-Nya, maupun anggota badan kita dengan mengupayakan ketaatan yang sempurna,"ujarnya.

Ketaatan yang tidak diiringi dengan riya’, iri hati, dengki, dan penyakit-penyakit hati lainnya. Ketaatan karena didorong rasa cinta yang suci kepada-Nya, ketaatan karena didorong pengharapan akan ridha dan surga-Nya.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2018 seconds (0.1#10.140)