Kisah Isra Mikraj : Nabi Muhammad SAW Diperjalankan dengan Buraq

Selasa, 30 Januari 2024 - 19:13 WIB
loading...
Kisah Isra Mikraj : Nabi Muhammad SAW Diperjalankan dengan Buraq
Ketika peristiwa Isra Mikraj, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dengan Buraq, yakni hewan yang sangat indah berpelana dan bertali kekang. Buraq berwarna putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dan langkahnya sejauh mata memandang, mem
A A A
Banyak kisah dari peristiwa Isra Mikraj , yang diyakini peristiwa luar biasa yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam tersebut terjadi pada malam 27 Rajab, satu tahun sebelum Hijrah.

Isra Mikraj pun menjadi salah satu mukjizat agung Rasulullah SAW yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Allah Ta'ala berfirman:

سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ


Artinya: "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Al-Isra ayat 1)

Perjalanan yang diceritakan dalam ayat di atas itu, menggambarkan bahwa kejadian Isra' itu mengambil waktu malam yang singkat dan juga untuk menguatkan pengertian bahwa peristiwa Isra' itu memang benar-benar terjadi di malam hari.

Allah meng-isra'-kan hamba-Nya di malam hari, karena waktu itulah yang paling utama bagi para hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah. Alasan Nabi Muhammad diperjalankan pada malam hari, untuk memperlihatkan kepada Nabi tanda-tanda kebesaran Allah. Tanda-tanda itu disaksikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanannya dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa.

Diperjalankan dengan Buraq

Perjalanan 'luar biasa' tersebut, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dengan Buraq . Lantas seperti apakah sebenarnya Buraq ini? Buraq (البراق) adalah hewan tunggangan para Anbiya. Dalam sebuah riwayat disebut bahwa Buraq adalah hewan yang sangat yang indah berpelana dan bertali kekang. Buraq berwarna putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih kecil dari baghal (hasil perkawinan antara kuda dan keledai). Langkahnya sejauh mata memandang, memiliki dua telinga yang panjang.

Apabila mendaki gunung maka terangkat lebih tinggi kaki belakangnya, dan jika dia turun maka terangkat lebih tinggi kaki depannya. Buraq memiliki dua sayap di bagian pinggulnya yang membantu kakinya agar lebih cepat.

Dikisahkan, pada saat Rasulullah SAW ingin menaikinya, Buraq sempat berontak. Lalu Jibril meletakkan tangan ke Buraq sembari berkata: "Tidakkah kau malu wahai Buraq! Demi Allah tidak ada yang menaikimu seorang makhluk yang lebih mulia darinya." Maka Buraq pun tenang dan merasa malu sehingga keringatnya membasahi tubuhnya, lantas Rasulullah pun menaikinya. Buraq adalah kendaraan para Anbiya sebelum Rasulullah SAW.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Buraq memiliki kecepatan tinggi atau secepat kilat ketika bergerak.

عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِالْبُرَاقِ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ مُسْرَجًا مُلْجَمًا لِيَرْكَبَهُ، فَاسْتَصْعَبَ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ جِبْرِيلُ: مَا يَحْمِلُكَ عَلَى هَذَا؟ فَوَاللَّهِ مَا رَكِبَكَ قَطُّ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ مِنْهُ. قَالَ: فارفضَّ عَرَقًا.


Artinya: "Dari Anas radhiyallahu 'anhu, bahwa didatangkan kepada Nabi Muhammad SAW hewan Buraq di malam melakukan Isra. Buraq itu telah diberi pelana dan tali kendali untuk dinaiki Nabi, tetapi Buraq sulit untuk dinaiki. Maka Jibril berkata kepadanya, "Apakah yang mendorongmu bersikap demikian? Demi Allah, tiada seorang pun yang menaikimu lebih dimuliakan oleh Allah dari pada orang ini." Setelah itu Buraq mengucurkan keringatnya.

Mengenai wujudnya, Rasulullah SAW bersabda dalam satu Hadis dari Anas bin Malik.

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ، يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ، فَرَكِبْتُهُ فَسَارَ بِي حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ، فَرَبَطْتُ الدَّابَّةَ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ فِيهَا الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ دَخَلْتُ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ


Artinya: "Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu seekor hewan yang berwarna putih; tubuhnya lebih tinggi dari keledai, tetapi lebih rendah dari begal. Ia meletakkan kedua kaki depannya di ufuk batas jangkauan penglihatannya. Aku menaikinya dan Jibril membawaku berjalan hingga sampailah aku di Baitul Muqaddas. Lalu aku menambatkan hewan itu di lingkaran tempat para nabi biasa menambatkan hewan tunggangannya. Aku mema­suki masjid dan melakukan shalat dua rakaat di dalamnya, sesudah itu aku keluar."

Dahulu hewan Buraq ini merupakan tunggangan para Nabi sebelum Rasulullah SAW. Keistimewaan hewan ini yakni sekali melangkah dapat menempuh jarak jauh sejauh matanya memandang. Kecepatannya sangat dahsyat secepat cahaya.

Hal ini diungkapkan oleh Prof Agus Purwanto, guru besar teori fisika di Institut Teknologi Sepuluh November. Cahayanya diketahui oleh ilmuwan dan diidentifikasi bahwa kecepatan cahaya yang dimiliki buraq sama 300.000 km/detik.

"Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi bumi sekitar 6 sampai 7 kali,” ungkap Guru Besar Teori Fisika ITS ini dalam kajian Online Memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3701 seconds (0.1#10.140)