Keikhlasan dan Keyakinan yang Bulat, Kunci Dikabulkannya Doa
loading...
A
A
A
Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar memohon doa , dan doa yang dimohonkan dilakukan dengan ikhlas akan diperkenankan-Nya, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an Surah Mukminuun ayat 60. Allah Ta'ala berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".(QS Al-Mukminuun : 60)
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad,ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dalam berdoa selalu memohon dengan cara, yaitu :
1. Hati yang khusyuk
2. Nafsu yang terkendali
3. Ilmu yang mendatangkan manfaat
4. Doa yang dikabulkan.
Selain itu, syarat utama terkabulnya suatu doa adalah keikhlasan, keyakinan yang bulat dan kesucian hati serta kesucian hidup. Jangan hanya mulut saja yang "kumat-kamit" memohon doa, tapi hati dan jiwanya sama sekali tidak menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.(Baca juga : Berlebihan dalam Berdoa Ternyata Tidak Disukai Allah )
Doa itu erat sekali hubungannya dengan keyakinan, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, "Apabila kamu meminta kapada Allah, berdoalah dalam keadaan bahwa kamu yakin sepenuhnya akan permohonan itu dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala tidak mengabulkan doa seorang hamba yang hatinya membelakang dan goncang".
Selain itu, faktor kesucian hidup memegang peranan yang penting, sebagaimana sebuah hadis yang menyatakan bahwa "Salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bernama Sa'ad bin Abi Waqash pernah bertanya kepada Beliau....apakah syarat-syaratnya supaya doa yang kumohonkan dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala?. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Makanlah dari harta yang halal, niscaya permohonanmu akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala".
Setiap doa haruslah disertai dengan ikhtiar dan perjuangan. Usaha-usaha yang bersifat fisik (perjuangan dan ikhtiar) harus dirangkaikan dengan kekuatan-kekuatan yang berbentuk doa itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri masih memerlukan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, apalagi kita sebagai manusia biasa.Lebih-lebih dalam kehidupan manusia ini, bagaimanapun kuatnya, pintarnya, kuasanya dan kelebihan-kelebihan lainnya, pada suatu ketika akan menemukan saat-saat kesulitan atau situasi yang tidak dapat diatasinya, dan sudah menjadi naluri manusia akan memohonkan doa meminta pertolongan kepada Kekuasaan yang lebih tinggi yakni Allah Ta'ala. ( )
Pada hakekatnya, sebab-sebab belum dikabulkan doa itu terletak pada si pemohon sendiri. Salah seorang ulama sufy bernama Ibrahim bin Adham (hidup pada abad ke 8 Masehi) memberikan jawaban bahwa sebab-sebab doa tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ada sepuluh macam, yaitu :
1. Tidak membayarkan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala
2. Tidak mengamalkan isi Al-Qur'an
3. Tidak menjalankan sunnah Rasulullah
4. Patuh kepada syaitan,
5. Menerjunkan diri ke jurang, artinya dia tidak mau mengerjakan yang ma'ruf tapi selalu bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat
6. Ingin masuk sorga tapi tidak beramal
7. Sadar akan mati, tapi tidak mempersiapkan diri, artinya mengakui dan insaf hidup di dunia ini hanya sementara, tapi tidak mengerjakan amal saleh yang akan menjadikan anak kunci membuka pintu kehidupan yang abadi itu
8. Melihat cacat orang lain, cacat sendiri tak tampak
9. Mengecap nikmat, tapi tidak bersyukur
10. Menguburkan jenazah, tapi tidak menyadari diri.
Karena itu, menurut Ibrahim bin Adham, yang seharusnya dilakukan setiap muslim dalam berdoa mengintropeksi dan mengenal diri sendiri sampai ke ulu hati. Untuk melatih keikhlasan dan keyakinan yang bulat, selain itu untuk melatih keikhlasan dalam doa setiap muslim harus membaca Al-Qur'an dengan perlahan-lahan sehingga mengerti artinya, memperbanyak zikir dan ibadah dengan ikhlas.
Dasar hukum memohon doa kepada AllahTa’ala seperti ditegaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah : 186)
AllahTa’ala bukan saja memerintahkan agar bermohon kepada-Nya, tetapi ditunjukkan-Nya rumusan-rumusan doa itu, sehingga manusia tinggal seperti makan pisang dikupas saja. (Baca juga : Perempuan yang Memiliki Dua Wajah dan Dua Lisan )
Wallahu A'lam
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".(QS Al-Mukminuun : 60)
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad,ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dalam berdoa selalu memohon dengan cara, yaitu :
1. Hati yang khusyuk
2. Nafsu yang terkendali
3. Ilmu yang mendatangkan manfaat
4. Doa yang dikabulkan.
Selain itu, syarat utama terkabulnya suatu doa adalah keikhlasan, keyakinan yang bulat dan kesucian hati serta kesucian hidup. Jangan hanya mulut saja yang "kumat-kamit" memohon doa, tapi hati dan jiwanya sama sekali tidak menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.(Baca juga : Berlebihan dalam Berdoa Ternyata Tidak Disukai Allah )
Doa itu erat sekali hubungannya dengan keyakinan, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, "Apabila kamu meminta kapada Allah, berdoalah dalam keadaan bahwa kamu yakin sepenuhnya akan permohonan itu dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala tidak mengabulkan doa seorang hamba yang hatinya membelakang dan goncang".
Selain itu, faktor kesucian hidup memegang peranan yang penting, sebagaimana sebuah hadis yang menyatakan bahwa "Salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bernama Sa'ad bin Abi Waqash pernah bertanya kepada Beliau....apakah syarat-syaratnya supaya doa yang kumohonkan dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala?. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Makanlah dari harta yang halal, niscaya permohonanmu akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala".
Setiap doa haruslah disertai dengan ikhtiar dan perjuangan. Usaha-usaha yang bersifat fisik (perjuangan dan ikhtiar) harus dirangkaikan dengan kekuatan-kekuatan yang berbentuk doa itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri masih memerlukan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, apalagi kita sebagai manusia biasa.Lebih-lebih dalam kehidupan manusia ini, bagaimanapun kuatnya, pintarnya, kuasanya dan kelebihan-kelebihan lainnya, pada suatu ketika akan menemukan saat-saat kesulitan atau situasi yang tidak dapat diatasinya, dan sudah menjadi naluri manusia akan memohonkan doa meminta pertolongan kepada Kekuasaan yang lebih tinggi yakni Allah Ta'ala. ( )
Pada hakekatnya, sebab-sebab belum dikabulkan doa itu terletak pada si pemohon sendiri. Salah seorang ulama sufy bernama Ibrahim bin Adham (hidup pada abad ke 8 Masehi) memberikan jawaban bahwa sebab-sebab doa tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ada sepuluh macam, yaitu :
1. Tidak membayarkan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala
2. Tidak mengamalkan isi Al-Qur'an
3. Tidak menjalankan sunnah Rasulullah
4. Patuh kepada syaitan,
5. Menerjunkan diri ke jurang, artinya dia tidak mau mengerjakan yang ma'ruf tapi selalu bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat
6. Ingin masuk sorga tapi tidak beramal
7. Sadar akan mati, tapi tidak mempersiapkan diri, artinya mengakui dan insaf hidup di dunia ini hanya sementara, tapi tidak mengerjakan amal saleh yang akan menjadikan anak kunci membuka pintu kehidupan yang abadi itu
8. Melihat cacat orang lain, cacat sendiri tak tampak
9. Mengecap nikmat, tapi tidak bersyukur
10. Menguburkan jenazah, tapi tidak menyadari diri.
Karena itu, menurut Ibrahim bin Adham, yang seharusnya dilakukan setiap muslim dalam berdoa mengintropeksi dan mengenal diri sendiri sampai ke ulu hati. Untuk melatih keikhlasan dan keyakinan yang bulat, selain itu untuk melatih keikhlasan dalam doa setiap muslim harus membaca Al-Qur'an dengan perlahan-lahan sehingga mengerti artinya, memperbanyak zikir dan ibadah dengan ikhlas.
Dasar hukum memohon doa kepada AllahTa’ala seperti ditegaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah : 186)
AllahTa’ala bukan saja memerintahkan agar bermohon kepada-Nya, tetapi ditunjukkan-Nya rumusan-rumusan doa itu, sehingga manusia tinggal seperti makan pisang dikupas saja. (Baca juga : Perempuan yang Memiliki Dua Wajah dan Dua Lisan )
Wallahu A'lam
(wid)