Ustaz Saeful Huda Ajarkan Cara Mengatasi Anak Nakal
loading...
A
A
A
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sultan Fatah Semarang Ustaz Saeful Huda memberikan tips dan cara mengatasi anak nakal. "Mengapa anak baik biasanya semakin baik, dan anak nakal biasanya semakin nakal?"
Ustaz Saeful Huda menukil sebuah hadis Nabi Muhammad SAW :
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
"Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua". ( )
Artinya, setiap anak yang baik, pasti membuat ridho orangtuanya dan hal ini akan membuat Allah Ridho juga. Sebaliknya setiap anak nakal, pasti membuat orangtuanya murka, dan itu akan membuat Allah murka juga.
Anak nakal dan anak baik itu bergantung pada ridho dan murka orangtuanya.
1. Siklus Anak Baik (siklus 1)
Anak Baik -> orangtua Ridho -> Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak makin baik.
2. Siklus Anak Nakal (siklus 2)
Anak Nakal -> orangtua murka -> Allah Murka -> keluarga tidak berkah -> tidak bahagia -> anak makin nakal.
Kalau tidak ada yang memutus siklus tersebut, maka akan terjadi pola anak baik akan semakin baik, anak nakal akan semakin nakal. Bagaimana cara memutus siklus anak nakal? Ternyata kuncinya bukan pada anak melainkan pada orangtuanya.
Anak Nakal -> orangtua ridho -> Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak jadi baik. ( )
Berat? iya, maka nilai kemuliaannya sangat tinggi. Bagaimana caranya kita sebagai orangtua/guru bisa ridho ketika anak kita nakal?
Berikut kuncinya:
*َإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ*
"Bila kalian memaafkannya, menemuinya dan melupakan kesalahannya. Maka ketahuilah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS At-Taghabun: Ayat 14).
Caranya, orangtua ridho menerima anak tersebut, memaafkan dan mengajaknya dialog, rangkul dengan sepenuh hati, terakhir lupakan kesalahannya. Kemudian sebagai pengingat selanjutnya, kami menguncinya dengan pesan dari Sayyidina Umar bin Khattab RA : "Jika kalian melihat anakmu/anak didik mu berbuat baik, maka puji dan catatlah. Apabila anakmu/anak didikmu berbuat buruk, tegur dan jangan pernah engkau mencatatnya".
Selanjutnya doakan anak dengan kalimat seperti ini, "Ya Allah, aku bersaksi bahwa aku ridho kepada anakku (dengan menyebutkan nama anak) dengan ridho yang paripurna, ridho yang sempurna dan ridho yang paling komplit. Maka turunkanlah ya Allah keridhoan-Mu kepadanya demi ridhoku kepadanya."
Tidak ada anak nakal, yang ada hanyalah anak belum tau. Tidak ada anak nakal, yang ada hanyalah orang tua yang tak sabar. Tak ada anak nakal, yang ada hanyalah pendidik yang terburu-buru melihat hasil. ( )
Semoga Bermanfaat
Ponpes Sultan Fatah Semarang
Ustaz Saeful Huda menukil sebuah hadis Nabi Muhammad SAW :
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
"Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua". ( )
Artinya, setiap anak yang baik, pasti membuat ridho orangtuanya dan hal ini akan membuat Allah Ridho juga. Sebaliknya setiap anak nakal, pasti membuat orangtuanya murka, dan itu akan membuat Allah murka juga.
Anak nakal dan anak baik itu bergantung pada ridho dan murka orangtuanya.
1. Siklus Anak Baik (siklus 1)
Anak Baik -> orangtua Ridho -> Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak makin baik.
2. Siklus Anak Nakal (siklus 2)
Anak Nakal -> orangtua murka -> Allah Murka -> keluarga tidak berkah -> tidak bahagia -> anak makin nakal.
Kalau tidak ada yang memutus siklus tersebut, maka akan terjadi pola anak baik akan semakin baik, anak nakal akan semakin nakal. Bagaimana cara memutus siklus anak nakal? Ternyata kuncinya bukan pada anak melainkan pada orangtuanya.
Anak Nakal -> orangtua ridho -> Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak jadi baik. ( )
Berat? iya, maka nilai kemuliaannya sangat tinggi. Bagaimana caranya kita sebagai orangtua/guru bisa ridho ketika anak kita nakal?
Berikut kuncinya:
*َإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ*
"Bila kalian memaafkannya, menemuinya dan melupakan kesalahannya. Maka ketahuilah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS At-Taghabun: Ayat 14).
Caranya, orangtua ridho menerima anak tersebut, memaafkan dan mengajaknya dialog, rangkul dengan sepenuh hati, terakhir lupakan kesalahannya. Kemudian sebagai pengingat selanjutnya, kami menguncinya dengan pesan dari Sayyidina Umar bin Khattab RA : "Jika kalian melihat anakmu/anak didik mu berbuat baik, maka puji dan catatlah. Apabila anakmu/anak didikmu berbuat buruk, tegur dan jangan pernah engkau mencatatnya".
Selanjutnya doakan anak dengan kalimat seperti ini, "Ya Allah, aku bersaksi bahwa aku ridho kepada anakku (dengan menyebutkan nama anak) dengan ridho yang paripurna, ridho yang sempurna dan ridho yang paling komplit. Maka turunkanlah ya Allah keridhoan-Mu kepadanya demi ridhoku kepadanya."
Tidak ada anak nakal, yang ada hanyalah anak belum tau. Tidak ada anak nakal, yang ada hanyalah orang tua yang tak sabar. Tak ada anak nakal, yang ada hanyalah pendidik yang terburu-buru melihat hasil. ( )
Semoga Bermanfaat
Ponpes Sultan Fatah Semarang
(rhs)