Mengapa Allah Merahasiakan Malam Lailatul Qadar? Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
Memasuki 10 malam terakhir di Bulan Ramadan , perbincangan yang hangat di masyarakat muslim adalah tentang malam Lailatul Qadar . Hanya allah Subhanahu wa ta'ala yang tahu kapan malam mulia yang lebih baik dari 1.000 bulan itu. Lantas, apa alasan Allah SWT merahasiakannya?
Dalam buku "Mengisi Ramadhan Seperti Mereka" karya Qasim Abdullah Yasir Abdurrahman (penerjemah Muhtadi kadi dan Kusrin Karyadi) diterangkan bahwa Lailatul Qadar terdiri dari dua kata, yaitu Lail atau Lailah dan Qadar. Lailah artinya malam, yaitu mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar shadiq. Sedangkan Al-Qadar merupakan masdar dari lafaz qadartu aqdiru qadaron, yang dikehendaki dengan Qadar (ketentuan) yang ditetapkan oleh Allah.
Alasan dan hikmah disembunyikannya waktu turunnya Lailatul Qadar supaya umat muslim berusaha mencarinya, meningkatkan ibadah di setiap malam, sebagaimana yang dilakukan oleh para ulama salaf terdahulu.
2. Allah sengaja merahasiakan salat Al-Wustha dari salat lima waktu, agar semua salat dikerjakan.
3. Allah sengaja merahasiakan waktu dikabulkannya doa pada hari Jumat agar orang-orang berdoa di seluruh waktu yang ada.
4. Allah sengaja merahasiakan Asma-Nya yang paling mulia agar orang-orang menggunakan seluruh Asma-Nya untuk berdoa.
5. Allah sengaja tidak menampakkan kemarahan-Nya pada perbuatan maksiat tertentu, agar orang-orang menjauhi semua maksiat.
6. Allah sengaja merahasiakan wali (kekasih-Nya) di antara kaum muslimin agar mereka senantiasa siap menjemput kematian dengan melakukan amal kebaikan.
7. Allah sengaja merahasiakan kapan datangnya hari kiamat, agar semua orang takut kepadanya.
8. Allah sengaja merahasiakan anugerah-Nya yang diturunkan di antara hari-hari yang ada, seperti Asyura, Arafah dan yang lainnya agar manusia beribadah dan berdoa setiap saat.
Menurut Fakhrur Razi dalam Tafsir Mafatihul Ghaib, Allah menyembunyikan Lailatul Qadar dari pengetahuan kita sebagaimana Allah menyembunyikan segala sesuatu yang lain. Dia menyembunyikan keridhaan-Nya pada setiap ketaatan sehingga timbulkeinginan untuk melakukan semua ketaatan atau ibadah itu.
Begitu juga, Dia menyembunyikan kemurkaan-Nya pada setiap perkara maksiat, agar kita berhatihati dan menjauhi segala maksiat dan tidak memilih antara dosa besar dan kecil untuk melakukannya, karena dosa kecil yang dilakukan secara terus-menerus akan menjadi dosa besar jika kita tidak bertobat dan berusaha meninggalkannya.
Dia menyembunyikan wali-wali-Nya agar manusia tidak bergantung pada mereka dalam berdoa. Sebaliknya, berusaha sendiri dengan penuh keikhlasan dalam berdoa untuk mendapatkan sesuatu dari-Nya. Karena Allah menerima segala dosa orang yang bersungguh-sungguh dan tidak mudah putus asa.
Dia menyembunyikan masa mustajab doa pada hari Jumat supaya kita berusaha sepanjang harinya. Begitu juga, Allah menyembunyikan penerimaan tobat dan amalan yang telah dilakukan supaya kita senantiasa segera untuk bertaubat.
Demikian juga dengan penyembunyian malam Lailatul Qadar, agar kita membesarkan dan menghidupkan keseluruhan malam Ramadan dalam mendekatkan diri kepada-Nya. Bukan sekadar menunggu malam Lailatul Qadar untuk beribadah dan berdoa.
Inilah yang menyebabkan peyakit besar yang menimpa umat Islam sehingga menyebabkan malam-malam Ramadan sepi, karena mereka hanya menanti malam yang dianggap malam lailatul qadar saja untuk beribadah.
Mengejar kelebihan Lailatul Qadar yang tidak mengetahui masanya menyebabkan kita terlepas dengan kelebihan Ramadan itu sendiri yang hanya datang satu tahun sekali.
Beruntunglah orang yang menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan dengan amal saleh. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpesan:
Artinya: "Barangsiapa melaksanakan salat pada malam Lailatul Qadar karena didasari iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Al-Bukhari No 1901)
Wallahu A'lam
Dalam buku "Mengisi Ramadhan Seperti Mereka" karya Qasim Abdullah Yasir Abdurrahman (penerjemah Muhtadi kadi dan Kusrin Karyadi) diterangkan bahwa Lailatul Qadar terdiri dari dua kata, yaitu Lail atau Lailah dan Qadar. Lailah artinya malam, yaitu mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar shadiq. Sedangkan Al-Qadar merupakan masdar dari lafaz qadartu aqdiru qadaron, yang dikehendaki dengan Qadar (ketentuan) yang ditetapkan oleh Allah.
Alasan dan hikmah disembunyikannya waktu turunnya Lailatul Qadar supaya umat muslim berusaha mencarinya, meningkatkan ibadah di setiap malam, sebagaimana yang dilakukan oleh para ulama salaf terdahulu.
8 Alasan dan Hikmah Malam Lailatul Qadar Dirahasiakan oleh Allah SWT:
1. Allah sengaja merahasiakan datangnya Lailatul Qadar dari sekian banyak malam bulan Ramadan, agar manusia beribadah pada seluruh malam bulan Ramadan.2. Allah sengaja merahasiakan salat Al-Wustha dari salat lima waktu, agar semua salat dikerjakan.
3. Allah sengaja merahasiakan waktu dikabulkannya doa pada hari Jumat agar orang-orang berdoa di seluruh waktu yang ada.
4. Allah sengaja merahasiakan Asma-Nya yang paling mulia agar orang-orang menggunakan seluruh Asma-Nya untuk berdoa.
5. Allah sengaja tidak menampakkan kemarahan-Nya pada perbuatan maksiat tertentu, agar orang-orang menjauhi semua maksiat.
6. Allah sengaja merahasiakan wali (kekasih-Nya) di antara kaum muslimin agar mereka senantiasa siap menjemput kematian dengan melakukan amal kebaikan.
7. Allah sengaja merahasiakan kapan datangnya hari kiamat, agar semua orang takut kepadanya.
8. Allah sengaja merahasiakan anugerah-Nya yang diturunkan di antara hari-hari yang ada, seperti Asyura, Arafah dan yang lainnya agar manusia beribadah dan berdoa setiap saat.
Menurut Fakhrur Razi dalam Tafsir Mafatihul Ghaib, Allah menyembunyikan Lailatul Qadar dari pengetahuan kita sebagaimana Allah menyembunyikan segala sesuatu yang lain. Dia menyembunyikan keridhaan-Nya pada setiap ketaatan sehingga timbulkeinginan untuk melakukan semua ketaatan atau ibadah itu.
Begitu juga, Dia menyembunyikan kemurkaan-Nya pada setiap perkara maksiat, agar kita berhatihati dan menjauhi segala maksiat dan tidak memilih antara dosa besar dan kecil untuk melakukannya, karena dosa kecil yang dilakukan secara terus-menerus akan menjadi dosa besar jika kita tidak bertobat dan berusaha meninggalkannya.
Dia menyembunyikan wali-wali-Nya agar manusia tidak bergantung pada mereka dalam berdoa. Sebaliknya, berusaha sendiri dengan penuh keikhlasan dalam berdoa untuk mendapatkan sesuatu dari-Nya. Karena Allah menerima segala dosa orang yang bersungguh-sungguh dan tidak mudah putus asa.
Dia menyembunyikan masa mustajab doa pada hari Jumat supaya kita berusaha sepanjang harinya. Begitu juga, Allah menyembunyikan penerimaan tobat dan amalan yang telah dilakukan supaya kita senantiasa segera untuk bertaubat.
Demikian juga dengan penyembunyian malam Lailatul Qadar, agar kita membesarkan dan menghidupkan keseluruhan malam Ramadan dalam mendekatkan diri kepada-Nya. Bukan sekadar menunggu malam Lailatul Qadar untuk beribadah dan berdoa.
Inilah yang menyebabkan peyakit besar yang menimpa umat Islam sehingga menyebabkan malam-malam Ramadan sepi, karena mereka hanya menanti malam yang dianggap malam lailatul qadar saja untuk beribadah.
Mengejar kelebihan Lailatul Qadar yang tidak mengetahui masanya menyebabkan kita terlepas dengan kelebihan Ramadan itu sendiri yang hanya datang satu tahun sekali.
Beruntunglah orang yang menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan dengan amal saleh. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpesan:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Barangsiapa melaksanakan salat pada malam Lailatul Qadar karena didasari iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Al-Bukhari No 1901)
Wallahu A'lam
(wid)