Apakah Boleh Puasa Syawal Kurang dari 6 Hari? Ini Penjelasannya

Senin, 08 April 2024 - 16:42 WIB
loading...
Apakah Boleh Puasa Syawal...
Setelah menjalani puasa sebulan penuh di Ramadan serta melewati Idulfitri, sebagian umat Muslim biasa melaksanakan puasa Syawal. Amalan sunnah ini bisa dikerjakan sejak tanggal 2 Syawal atau setelah Idulfitri. Foto ilustrasi/ist
A A A
Apakah boleh puasa Syawal kurang dari 6 hari? Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas di benak sebagian Muslim. Setelah menjalani puasa sebulan penuh di Ramadan serta melewati Idulfitri, sebagian umat Muslim biasa melaksanakan puasa Syawal. Amalan sunnah ini bisa dikerjakan sejak tanggal 2 Syawal atau setelah Idulfitri.

Keutamaan puasa Syawal telah disampaikan dalam berbagai hadis shahih. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim)

Melihat ketentuannya, puasa Syawal dikerjakan selama 6 hari. Lantas, bolehkah jika pelaksanaannya kurang dari jumlah tersebut?

Puasa Syawal Kurang dari 6 Hari, Bolehkah?

Mengacu pada ketentuan yang telah dianjurkan Nabi Muhammad SAW puasa Syawal dikerjakan selama 6 hari. Adapun pelaksanaannya sendiri bisa mulai sejak tanggal 2 Syawal.

Maka dari itu, agar memperoleh keutamaannya umat Muslim yang ingin mengerjakan puasa Syawal dianjurkan untuk melaksanakannya sesuai ketentuan, yakni 6 hari. Namun, apabila memang hanya ingin mengerjakannya kurang dari 6 hari, tetap akan mendapat pahala puasa sunnah biasa seperti Ayyamul Bidh misalnya.

Terlepas dari pendapat sebelumnya, umat Muslim tetap dianjurkan melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari penuh. Jika ada beberapa waktu yang tidak memungkinkan, tidak perlu khawatir karena puasa Syawal ini juga bisa dikerjakan secara tidak berurutan.

Misalnya, seorang Muslim memilih mengerjakan puasa 6 hari bulan Syawal itu setiap Senin dan Kamis sepanjang Syawal. Selain itu, bisa juga menentukan puasanya di hari-hari lain sepanjang dalam bulan Syawal, asalkan bukan 1 Syawal ketika Idulfitri.

Selain itu, ada juga pandangan bahwa puasa Syawal bisa diqadha di bulan lain jika kondisinya tidak memungkinkan. Mengutip laman Kantor Kemenag Musi Rawas Utara, Syaikh Nawawi Al-Bantani menyampaikan bahwa mengqadha puasa enam hari di bulan Syawal adalah diperbolehkan. Maka, bagi orang yang tidak sempat puasa enam hari di bulan Syawal karena sebab tertentu, seperti karena sakit, karena haid, karena nifas dan sebab lainnya bisa menggantinya di bulan lain, namun sangat dianjurkan untuk mengqadhanya di bulan Dzulqa’dah.

Syaikh Nawawi dalam kitab Qutul Habibil Gharib, Tausyih ala Ibni Qasim menjelaskan:

ومما يتكرر بتكرر السنة ستة من شوال وإن لم يعلم بها أو نفاها أو صامها عن نذر أو نفل آخر أو قضاء عن رمضان أو غيره. نعم لو صام شوالا قضاء عن رمضان وقصد تأخيرها عنه لم يحصل معه فيصومها من القعدة


Salah satu puasa tahunan adalah puasa enam hari di bulan Syawal sekalipun orang itu tidak mengetahuinya, menafikannya, atau melakukan puasa nadzar, atau puasa sunnah lainnya, atau puasa qadha Ramadan atau lainnya. Tetapi, kalau ia melakukan qadha puasa Ramadan di bulan Syawal dan ia sengaja menunda enam hari puasa hingga Syawal berlalu, maka ia tidak mendapat keutamaan sunnah Syawal sehingga ia berpuasa sunnah Syawal di bulan Dzulqa’dah.

Wallahu a’lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3843 seconds (0.1#10.140)