7 Jalan Masuk Kota Makkah: Nabi Ibrahim Orang Pertama yang Menandai Batas Kawasan Suci
loading...
A
A
A
Orang yang pertama kali membangun masjid tersebut adalah Muhammad bin Ali Assyafi'ie kemudian kerap direnovasi dari masa ke masa, dan terakhir oleh King Malik Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud.
Masjid dengan luas 6000 meter persegi dan luas keseluruhan 84.000 meter persegi ini dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, termasuk dua menara setinggi 50 meter.
Kemudian, Ji Ranah yang diambil dari nama seorang perempuan yang hidup di daerah tersebut. Saat ini, Ji Ranah menjadi perkampungan di Wadi Saraf yang berjarak sekitar 24 km dari Masjidilharam di sebelah timur laut yang dihubungkan dengan jalan Ma’bad.
Kawasan ini dikenal dengan keistimewaan airnya dan di dalamnya terdapat masjid untuk berihram dalam ibadah umrah oleh penduduk Mekkah.
Ada pula Hudaibiyah yang berada di luar batas tanah suci antara Makkah dengan Jeddah lama yang saat ini dikenal dengan al-Syumaisi.
Di daerah ini terdapat sebuah masjid yang berjarak 24 km atau dua kilometer dari batas tanah suci. Tak jauh dari situ ada bekas bangunan masjid kuno yang dibangun dengan batu hitam dan plester semen.
Ada pula batas suci di Nakhlah sebagai tempat pemusnahan berhala Uzza, kemudian Adlat Laban yang merupakan perbukitan dengan warna menyerupai putih susu, di mana terdapat batas suci di sebelah selatan. Jaraknya sekitar 16 km dari Masjidilharam dan kini lebih dikenal dengan Al Aqisyisyah.
Panduan
Batas suci Kota Makkah menjadi sangat berguna untuk panduan bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah di Masjidilharam.
Miqat atau berniat di batas yang telah ditetapkan untuk memulai ibadah umrah tempatnya telah ditetapkan sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadis dan dalil.
Nabi Muhammad telah menetapkan Dzul Hulaifah sebagai miqat bagi penduduk Madinah, sedangkan untuk penduduk Syria dari Juhfah, penduduk Najd di Qarn al Manazil, dan penduduk Yaman di Yalamlam. Ada pula hadis yang menyebut penduduk Irak bermiqat di Dzaf Irq.
Dzul Hulaifah disebut juga Bir Ali sebagai miqat bagi penduduk Madinah dan terletak di utara Mekkah sekitar 410 km atau sekitar 10 km dari Masjid Nabawi.
Di sana terdapat Masjid Dzul Hulaifah atau Masjid Miqat dan ada pula yang menyebutnya Masjid Syajarah.
Sementara Qarn al Manazil merupakan miqat bagi penduduk sekitar Teluk dan mereka yang datang melalui jalan Riyadh-Thaif. Lantaran ada dua jalan utama menuju Mekkah maka ditentukanlah batas miqat dengan membangun dua masjid, yakni Masjid Miqat al Saili al Kabir dan Miqat Wadi Mahram.
Miqat al Saili al Kabir terletak 80 km di sebelah timur laut Masjidilharam, sedangkan Wadi Mahram terletak sebelah selatan Masjid al Saili al Kabir dengan jarak keduanya 33 km atau 76 km dari Masjidilharam, sedangkan DzatIrq sebagai miqat penduduk Irak terletak di timur laut Masjidilharam sekitar 90 km.
Yalamlam yang dikenal dengan al Sa’diyyah berjarak 100 km sebelah selatan Kota Mekkah dan Juhfah terletak di barat laut Masjidil Haram berjarak 187 km.
Seluruh tapal batas Kota Makkah itu menjadi penanda di mana dimulai dari titik itulah kesucian Tanah Haram berlaku dengan segala keutamaan dan keistimewaannya
Masjid dengan luas 6000 meter persegi dan luas keseluruhan 84.000 meter persegi ini dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, termasuk dua menara setinggi 50 meter.
Kemudian, Ji Ranah yang diambil dari nama seorang perempuan yang hidup di daerah tersebut. Saat ini, Ji Ranah menjadi perkampungan di Wadi Saraf yang berjarak sekitar 24 km dari Masjidilharam di sebelah timur laut yang dihubungkan dengan jalan Ma’bad.
Kawasan ini dikenal dengan keistimewaan airnya dan di dalamnya terdapat masjid untuk berihram dalam ibadah umrah oleh penduduk Mekkah.
Ada pula Hudaibiyah yang berada di luar batas tanah suci antara Makkah dengan Jeddah lama yang saat ini dikenal dengan al-Syumaisi.
Di daerah ini terdapat sebuah masjid yang berjarak 24 km atau dua kilometer dari batas tanah suci. Tak jauh dari situ ada bekas bangunan masjid kuno yang dibangun dengan batu hitam dan plester semen.
Ada pula batas suci di Nakhlah sebagai tempat pemusnahan berhala Uzza, kemudian Adlat Laban yang merupakan perbukitan dengan warna menyerupai putih susu, di mana terdapat batas suci di sebelah selatan. Jaraknya sekitar 16 km dari Masjidilharam dan kini lebih dikenal dengan Al Aqisyisyah.
Panduan
Batas suci Kota Makkah menjadi sangat berguna untuk panduan bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah di Masjidilharam.
Miqat atau berniat di batas yang telah ditetapkan untuk memulai ibadah umrah tempatnya telah ditetapkan sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadis dan dalil.
Nabi Muhammad telah menetapkan Dzul Hulaifah sebagai miqat bagi penduduk Madinah, sedangkan untuk penduduk Syria dari Juhfah, penduduk Najd di Qarn al Manazil, dan penduduk Yaman di Yalamlam. Ada pula hadis yang menyebut penduduk Irak bermiqat di Dzaf Irq.
Dzul Hulaifah disebut juga Bir Ali sebagai miqat bagi penduduk Madinah dan terletak di utara Mekkah sekitar 410 km atau sekitar 10 km dari Masjid Nabawi.
Di sana terdapat Masjid Dzul Hulaifah atau Masjid Miqat dan ada pula yang menyebutnya Masjid Syajarah.
Sementara Qarn al Manazil merupakan miqat bagi penduduk sekitar Teluk dan mereka yang datang melalui jalan Riyadh-Thaif. Lantaran ada dua jalan utama menuju Mekkah maka ditentukanlah batas miqat dengan membangun dua masjid, yakni Masjid Miqat al Saili al Kabir dan Miqat Wadi Mahram.
Miqat al Saili al Kabir terletak 80 km di sebelah timur laut Masjidilharam, sedangkan Wadi Mahram terletak sebelah selatan Masjid al Saili al Kabir dengan jarak keduanya 33 km atau 76 km dari Masjidilharam, sedangkan DzatIrq sebagai miqat penduduk Irak terletak di timur laut Masjidilharam sekitar 90 km.
Yalamlam yang dikenal dengan al Sa’diyyah berjarak 100 km sebelah selatan Kota Mekkah dan Juhfah terletak di barat laut Masjidil Haram berjarak 187 km.
Seluruh tapal batas Kota Makkah itu menjadi penanda di mana dimulai dari titik itulah kesucian Tanah Haram berlaku dengan segala keutamaan dan keistimewaannya
(mhy)