Prof Quraish Shihab: Tak Ada Ayat yang Secara Eksplisit Melarang Makanan Nabati
loading...
A
A
A
Prof Quraish Shihab mengatakan makanan yang diuraikan oleh Al-Quran dapat dibagi dalam tiga kategori pokok, yaitu nabati, hewani, dan olahan.
Khusus nabati, dalam bukunya berjudul "Wawasan al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat" (Penerbit Mizan, 196), Quraish menjelaskan tidak ditemukan satu ayat pun yang secara eksplisit melarang makanan nabati tertentu.
Surat 'Abasa yang memerintahkan manusia untuk memperhatikan makanannya menyebutkan sekian banyak jenis tumbuhan yang telah disiapkan Allah untuk kepentingan manusia dan binatang. Allah SWT berfirman dalam surat "abasa ayat 24-32:
Falyanzuril insanu ilaa ta-amih
24. Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Anna sabab nalmaa-a sabba.
25. Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),
Thumma sha qaqnal-arda shaqqa.
26. kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
Fa ambatna fiiha habba
27. lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian,
Wa 'inabaw-wa qadba
28. dan anggur dan sayur-sayuran,
Wa zaituunaw wanakh la'
29. dan zaitun dan pohon kurma,
Wa hadaa-iqa ghulba
30. dan kebun-kebun (yang) rindang,
Wa faki hataw-wa abba.
31. dan buah-buahan serta rerumputan.
Mata'al-lakum wa li-an'amikum.
32. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.
Quraish menjelaskan, kalaupun ada tumbuh-tumbuhan tertentu, yang kemudian terlarang, maka hal tersebut termasuk dalam larangan umum memakan sesuatu yang buruk, atau merusak kesehatan.
Khusus nabati, dalam bukunya berjudul "Wawasan al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat" (Penerbit Mizan, 196), Quraish menjelaskan tidak ditemukan satu ayat pun yang secara eksplisit melarang makanan nabati tertentu.
Surat 'Abasa yang memerintahkan manusia untuk memperhatikan makanannya menyebutkan sekian banyak jenis tumbuhan yang telah disiapkan Allah untuk kepentingan manusia dan binatang. Allah SWT berfirman dalam surat "abasa ayat 24-32:
فَلۡيَنۡظُرِ الۡاِنۡسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖۤۙ
Falyanzuril insanu ilaa ta-amih
24. Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
اَنَّا صَبَبۡنَا الۡمَآءَ صَبًّا
Anna sabab nalmaa-a sabba.
25. Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),
ثُمَّ شَقَقۡنَا الۡاَرۡضَ شَقًّا
Thumma sha qaqnal-arda shaqqa.
26. kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
فَاَنۡۢبَتۡنَا فِيۡهَا حَبًّا
Fa ambatna fiiha habba
27. lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian,
وَّ عِنَبًا وَّقَضۡبًا
Wa 'inabaw-wa qadba
28. dan anggur dan sayur-sayuran,
وَّزَيۡتُوۡنًا وَّنَخۡلًا
Wa zaituunaw wanakh la'
29. dan zaitun dan pohon kurma,
وَحَدَآٮِٕقَ غُلۡبًا
Wa hadaa-iqa ghulba
30. dan kebun-kebun (yang) rindang,
وَّفَاكِهَةً وَّاَبًّا
Wa faki hataw-wa abba.
31. dan buah-buahan serta rerumputan.
مَّتَاعًا لَّـكُمۡ وَلِاَنۡعَامِكُمۡؕ
Mata'al-lakum wa li-an'amikum.
32. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.
Quraish menjelaskan, kalaupun ada tumbuh-tumbuhan tertentu, yang kemudian terlarang, maka hal tersebut termasuk dalam larangan umum memakan sesuatu yang buruk, atau merusak kesehatan.
(mhy)