Kisah Amr bin Ash Menaklukkan Mesir: Begini Kondisi Peninggalan Fir'uan saat Itu

Rabu, 10 Juli 2024 - 15:12 WIB
loading...
Kisah Amr bin Ash Menaklukkan...
Di depan Kuil ini terdapat dua deretan panjang patung-patung Abulhaul (Sphinx). Akan segera timbul rasa takut bagi orang yang masuk ke dalamnya. Ilustrasi: Ist
A A A
Setelah sukses menaklukkan benteng Babilon Mesir, Amr bin Ash menunggu perintah Khalifah Umar bin Kattab untuk menyerang kota berikutnya di Mesir . Sasaran utama kala itu adalah Iskandariah atau Aleksandria.

Wilayah ini merupakan pelabuhan utama di Mesir, dan kota terbesar kedua di negara tersebut. Letaknya di pantai Laut Tengah di sebelah barat laut Kairo.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" dan diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000) menceritakan kala itu Amr dan pasukannya sudah tidak sabar menunggu perintah Khalifah Umar.

Kemenangan yang diperoleh atas benteng Babilon dan segala isinya telah meningkatkan kekuatan moral mereka yang luar biasa.

Seperti dalam hati Amr, dalam hati pasukan muslim juga sudah tertanam keyakinan bahwa Allah bersama mereka, dan bahwa mereka tak akan dapat dikalahkan.



Dengan semangat yang penuh rasa harga diri demikian, mereka menyusup ke kampung-kampung, berpindah-pindah ke mana pun yang mereka kehendaki.

Mereka dapat menguasai kota-kota Firaun serta peninggalan-peninggalan yang masih ada di daerah, yang dalam kebisuannya dapat bercerita tentang kisah sejarah seluruhnya.

Mereka dapat menyaksikan menyingsingnya fajar peradaban baru, melihat lahirnya pribadi anak manusia dan mata akan terbuka. Bila sore hari mereka kembali ke markas, hati dan pikiran mereka penuh rasa takjub. Yang menjadi pembicaraan mereka hanyalah apa yang telah mereka saksikan: Segala peninggalan purbakala yang abadi, peninggalan­-peninggalan dunia yang tak ada taranya, begitu agung dan megah.

Dari kehidupan kota Memphis yang begitu cemerlang, dan Mesir yang tegak di hadapannya di tepi Sungai Nil yang hendak menyainginya dalam keagungan kehidupannya, kemudian berubah menjadi berkurang bila sejarah sudah memperlihatkan kemegahan dan kekuasaan Memphis kepada generasi demi generasi.

Di samping peninggalan-peninggalan Memphis yang begitu agung yang sangat berkesan dalam hati mereka itu, ialah kehijauan yang begitu menyegarkan dengan segala kenikmatan yang sejauh mata memandang di sekitarnya di tanah yang subur dan makmur itu.



Kehijauan demikian sudah pernah mereka lihat di Irak dan Syam, ditambah lagi setelah mereka sampai di Mesir, iman mereka bertambah kuat akan kekuasaan Al khalik Maha Pencipta. Tetapi apa yang mereka lihat di Memphis itu tak dapat dikalahkan oleh berdirinya kota Iskandariah, dan yang tidak mereka lihat bandingannya di kota-kota dunia selain Memphis.

Mereka melihat peninggalan-peninggalan yang dapat bercerita tentang peradaban Firaun purba serta peribadatan mereka dengan cerita yang menakjubkan.

Di tempat itu terdapat Kuil Ptah yang besar dan luas, tempat penyembahan matahari seperti yang terdapat di Karnak, Thebes. Di luar itu terdapat pula Kuil Sarapeum, tempat sapi suci Apis bersemayam, dikelilingi dengan segala kemegahan dan kebesaran.

Di depan Kuil ini terdapat dua deretan panjang patung-patung Abulhaul (Sphinx). Akan segera timbul rasa takut bagi orang yang masuk ke dalamnya.



Kuburan sapi-sapi suci itu terdapat di belakang Kuil itu, yang tampak begitu agung. Pemandangan ini tak lain hanya akan menimbulkan kekaguman terhadap suatu bangsa yang telah meninggalkan lukisan-lukisan, patung-patung, gedung-gedung pertunjukan dan bangunan-­bangunan besar, yang semuanya itu menunjukkan tingginya kedudukan reka dalam peradaban.

Demikianlah keadaannya dalam menggambarkan sembahan-sembahan mereka itu dan dalam mendirikan simbol-simbol berupa patung­patung yang begitu indah.

Tetapi bagaimana pendeta-pendeta dan firaun­ firaun itu sampai lupa akan penyembahan kepada Allah Yang Maha Esa, yang akan menjadi sumber keimanan hati manusia yang sudah mendapat cahaya kebenaran itu.

Maha benar Allah dalam firman-Nya ini: "Engkau tidak akan memberi hidayah kepada siapa pun yang kau cintai; tetapi Allah, Dialah yang akan memberi hidayah kepada siapa saja Ia kehendaki, dan Dia lebih tahu siapa yang menerima petunjuk." ( Qur'an, 28 : 56).

Karenanya agama Nasrani telah menghapus corak­corak dan upacara-upacara itu dari peribadatan. Dan sekarang pasukan Islam datang ke bumi Firaun ini, dan benderanya berkibar di atas kawasan itu untuk menegakkan agama yang benar hingga akhir zaman.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2110 seconds (0.1#10.140)