Pembebasan Iskandariah: Kisah Heroik Putra Amr bin Ash dalam Pertempuran Kiryaun

Sabtu, 13 Juli 2024 - 13:37 WIB
loading...
Pembebasan Iskandariah:...
Sebelum membebaskan Iskandariah Mesir pasukan Amr bin Ash harus menaklukkan terlebih dahulu Kiryaun. Ilustrasi: Ist
A A A
Tatkala Amr bin Ash dan pasukannya akan menaklukan Iskandariah, setelah sukses merebut benteng Babilon Mesir, mereka menyerang Naqiyus dan meraih sekses besar. Benteng di sini juga takluk. Tentara Romawi yang selamat mencoba melarikan diri ke Iskandariah.

Sebelum pasukan muslim sampai ke Iskandariah, mereka harus melalui Kiryaun. Di daerah ini pasukan Romawi sudah siap siaga untuk menghalau pasukan muslim.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" dan diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000) menceritakan pasukan yang menyertai Amr bin Ash tidaklah banyak.



Khalifah Umar bin Khattab mengirim 12.000 orang pasukan dari Madinah ke Mesir. Pasukan ini sudah terlibat dalam beberapa kali pertempuran, sementara itu tentu tidak sedikit di antara mereka yang terbunuh. Di samping itu, sebagian dari mereka harus tinggal di markas-markas untuk menjaga dan memelihara keamanan dan tata tertib tempat-tempat yang sudah ditaklukkan.

Adakah ia meminta bantuan orang-orang Kopti yang sudah menjadi pengikutnya lalu memasukkan mereka ke barisan pasukannya? Atau meminta bantuan orang-orang badui yang tinggal di sana sini di Sahara Mesir seperti yang dilakukannya dulu setelah kemenangannya di Farama?

Haekal mengatakan sukar mengatakannya, mana yang mungkin dari keduanya. Besar dugaan bahwa Amirulmukminin telah mengirimkan bala bantuan baru kepada Amr sesudah kemenangannya di benteng Babilon dan ketika ia memberi izin berangkat ke Iskandariah.

Menurut Haekal, untuk mengirimkan bala bantuan waktu itu tidak begitu sulit. Markas-markas tentara di Basrah dan Kufah dulu pernah memberikan bala bantuan kepada pasukan Muslimin di Persia. Syam waktu itu sudah aman sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan terjadi pemberontakan penduduk kepada penguasa.

Sedang Romawi sendiri kala itu sibuk di Mesir tidak mungkin akan berusaha kembali ke Syam atau mengadakan serangan di sekitarnya, apalagi setelah terjadi intrik-intrik dalam istana mereka itu.



Di samping itu semua, kalau kita sebutkan bahwa Khalifah Umar bin Khattab tidak pernah menahan bala bantuan untuk para komandannya di negeri-negeri itu, kepada Amr pun ia sudah menjanjikan bala bantuan demikian jika ia sudah memasuki Mesir.

Beralasan juga kalau kita katakan bahwa dia sudah mengirimkan pasukan demi pasukan setelah melihat keberhasilannya di Mesir, dan bahwa Amr berangkat ke Iskandariah memimpin lebih dari 15.000 atau lebih dari 20.000 anggota pasukan.

Boleh jadi juga, menurut Haekal, ia sudah meminta bantuan orang-orang Mesir atau orang-orang badui untuk meratakan jalan dan menjaganya serta membawa bahan makanan untuk pasukannya. Bahkan barangkali ia meminta bantuan orang-orang yang sudah mendapat kepercayaannya, dan menempatkan mereka di markas-markas untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Sedangkan anggota pasukan yang sanggup bertempur menghadapi pasukan Romawi di medan pertempuran semua terdiri dari orang-orang Arab Muslimin.

Kala itu, pasukan muslim dan pasukan Romawi sudah berhadap-hadapan di Kiryaun, dan terjadi pertempuran yang begitu dahsyat yang tak pernah dialami dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya.



Pertempuran itu berlanjut sampai tiba gelap malam dan kedua-pihak tak ada yang menang. Malah barangkali hari itu Romawi lebih unggul mengingat jumlah pasukannya yang besar, dan bertempur mati-matian mempertahankan tempatnya itu, di samping karena benteng-benteng Kiryaun melindungi dan menopang mereka dari belakang.

Hari berikutnya pertempuran berkecamuk dari pagi, kemudian keduanya masing-masing berpisah seperti yang terjadi hari sebelumnya.Yang demikian ini berlangsung selama sekitar sepuluh hari, kadang pihak Muslimin yang lebih unggul, kadang pihak Romawi.

Pihak Romawi telah memperlihatkan segala macam kemahiran dan kekuatannya serta gigihnya bertempur. Hal ini dapat menimbulkan rasa gentar juga dalam hati pasukan Muslimin, sehingga pada suatu hari Amr dengan tiap kelompok pasukannya melakukan salat khauf satu rakaat dengan dua kali sujud.

Akan tetapi kekuatan Romawi tidak membuat hati pasukan Muslimin gentar atau semangat mereka akan menjadi kendor. Bahkan mereka lebih berapi-api dan dengan semangat menyambut maut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2644 seconds (0.1#10.140)