Perang di Luar Benteng Babilon: Kisah Panglima Perang Romawi Muqauqis Menyerah

Rabu, 03 Juli 2024 - 15:50 WIB
loading...
Perang di Luar Benteng Babilon: Kisah Panglima Perang Romawi Muqauqis Menyerah
Sahabat-sahabat Amr menolak tawaran Muqauqis itu. Mereka memilih perang. Ilustrasi: Ist
A A A
Kisah pengepungan benteng Babilon Mesir dan kemenangan pasukan muslim di bawah pimpinan Amr bin Ash atas Romawi diceritakan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" dan diterjemahkan Ali Audah menjadi Umar bin Khattab "Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000).

Dikisahkan, setelah perundingan damai gagal antara utusan muslim dengan pimpinan militer tertinggi Romawi, Muqauqis, pasukan muslim memperketat pengepungan benteng Babilon.

Benteng Babilon adalah sebuah benteng kuno di Delta Nil, yang terletak di wilayah saat ini dari Kairo Koptik. Benteng tersebut terletak di Heliopolite Nome, tepi timur Sungai Nil.



Para sejarawan Arab mengatakan: "Sejak itu pasukan Muslimin memperketat pertempuran itu terhadap semua mereka yang ada di dalam benteng hingga mereka berhasil mengalahkan lawan. Tidak sedikit dari mereka yang terbunuh dan ditawan dan kapal-kapal itu semua menyingkir ke Jazirah."

Butler berkata: "Kita lihat tampaknya pembesar-pembesar Romawi itu meminta kepada pihak Arab agar mengadakan gencatan senjata untuk beberapa bulan, tetapi dengan tegas Amr menjawab dengan memberikan waktu tak lebih dari tiga hari.

Dalam pada itu usaha Muqauqis itu tak lama jadi tersiar luas. Di antara mereka ada yang marah dan pasukan Raja itu hanya menghendaki perang.

Begitu habis waktu gencatan senjata yang tiga hari, pasukan dalam benteng sudah bersiap-siap keluar untuk menyerbu para pengepung, dan tidak lagi mengirimkan jawaban kepada Amr.

Mereka keluar melalui jembatan dan menyerang pasukan Muslimin secara tiba-tiba sekali. Tetapi sergapan ini tidak membuat pihak Arab kebingungan. Cepat­-cepat mereka mengambil senjata dan membalas serangan Romawi itu sehingga terjadi pertempuran sengit.



Pasukan Romawi sendiri waktu itu memang bertempur mati-matian. Tetapi pihak Arab juga begitu ada pemberitahuan mereka segera datang berduyun-duyun sehingga mencapai jumlah yang cukup besar. Pihak Romawi tak dapat berbuat lain kecuali kembali ke benteng setelah banyak sekali di pihaknya korban yang mati."

Haekal menjelaskan kedua sumber itu kita lihat tidak berbeda. Keduanya sependapat bahwa pasukan Arab memperoleh kemenangan hanya dalam beberapa hari setelah terjadi perundingan antara Ubadah bin as-Samit dengan Muqauqis.

Tidak ingin kehilangan kesempatan, maka Muqauqis kembali lagi membicarakan dengan stafnya tentang perlunya tunduk pada tuntutan Arab dengan membayar jizyah. Mereka kemudian terpaksa menyetujui.

Ia segera mengirim utusan kepada Amr dengan mengatakan bahwa dia masih dengan pendapatnya semula untuk berdamai.

"Berikanlah jaminan kepada kami untuk bertemu, saya dengan Anda, saya dengan beberapa orang staf saya, dan Anda dengan beberapa orang staf Anda. Kalau tercapai persetujuan antara kita, selesailah sudah semua. Kalau tidak kami akan kembali seperti dalam keadaan semula."

Akan tetapi sahabat-sahabat Amr menolak tawaran Muqauqis itu. Mereka memilih perang sehingga apa yang ada dalam negeri itu menjadi pampasan perang bagi mereka.



Sungguhpun begitu Amr berkata kepada mereka: "Kalian sudah tahu apa yang dipesankan Amirulmukminin kepada saya: Kalau mereka setuju dengan salah satu dari tiga tawaran yang diamanatkan kepada saya itu, terimalah, di samping air (SUngai Nil) itu memang masih menjadi rintangan buat kita untuk memerangi mereka."

Pandangan Amr ini memang pandangan seorang politikus yang matang dan pandangan seorang panglima yang piawai. Air memang mengepung pasukan Muslimin dari segenap penjuru, sehingga mereka tak dapat melangkah maju ke Mesir Hulu serta kota-kota dan desa-desa lain.

Jadi bukan mereka memilih perang, perhitungan itu adalah suatu langkah yang salah. Menunggu sampai air surut berarti memberikan kesempatan ada musuh sementara Iskandariah sudah bersiap-siap mengirimkan bala bantuan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2493 seconds (0.1#10.140)
pixels