Tradisi Muharram di Aceh: Dari Tabut Hasan Husein sampai Kanji Acura

Kamis, 18 Juli 2024 - 05:33 WIB
loading...
Tradisi Muharram di...
Tradisi Tabot sudah ditiadakan di sejumlah daerah Sumatera. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Tradisi Muharram di Aceh tak jauh berbeda dengan daerah lain. Aboebakar Atjeh dalam bukunya berjudul "Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia" (Solo Ramadhani, 1985) menyebut di Kampung Kedah, Aceh , orang sering melaksanakan perayaan tabut Hasan Husein pada setiap tahun. Perayaan diadakan di Kutaraja.

Adalah Tuanku Raja Keumala, keluarga India yang memainkan peranan penting dalam upacara Tabut Hasan Husein di Kampung Kedah, sebagai penghormatan atas kejadian yang sedih di Karbala, masyarakat memasak bubur yang bercampur buah-buahan dan dibagikan kepada orang yang melewati jalan.

"Kini perayaan Tabut Hasan Husein sudah terhapus di beberapa daerah di Sumatera," tulisnua.



Siti Maryam dalam disertasinya berjudul "Tradisi Syiah dalam Komunitas Ahlusunah Waljamaah Indonesia" (pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009) menyebut di Aceh, untuk memperingati bulan Asyura masyarakat membuat Kanji Asyura yang terbuat dari beras, susu, kelapa, gula, buah-buahan, kacang tanah, pepaya, delima, pisang dan akar-akaran.

"Setiap bulan Muharram masyarakat Aceh memasak Kanji Asyura di suatu tempat, kemudian dibawa ke masjid atau ke perempatan jalan, dan setelah dibacakan doa, kemudian dibagikan kepada masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Rini Fitria, menyebut bahwa masyarakat Aceh melaksanakan ritual Asan Usen di bulan Muharam. Masyarakat memasak dan menyuguhkan makanan khas yang digunakan untuk memperingati bulan Asan Usen ini, yakni apa yang disebut dengan Kanji Acura, bahan makanan ini terdiri dari beras, santan kelapa, gula, kacang-kacangan (reute), pepaya (boh peute), delima (boh glima), dan umbi-umbian.

Kanji Acura ini akan diletakkan disuatu tempat yang telah ditentukan yang disiapkan secara komunal di Meunasah. "Pada hari pertama memasuki bulan Asan Usen, masyarakat melaksanakan puasa selama tiga hari berturut-turut, kemudian puasa akan dilanjutkan pada sore hari di hari kesembilan dengan berbuka puasa memakan kanji acura," tulis Rini Fitria dalam tesisnya berjudul "Ritual Tabut sebagai Media Komunikasi Pelaksanaan Ritul Tabut di Kota Bengkulu".

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2147 seconds (0.1#10.140)