Amanat Haedar Nashir Sambut Tahun Ajaran Baru: Aktor Pendidikan Jadi Amal Jariyah
loading...
A
A
A
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah , Haedar Nashir menyampaikan amanat dalam Menyambut Tahun Ajaran Baru 2024/2025 yang diadakan Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah pada Kamis (18/7) secara daring.
Dari Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Haedar Nashir menyatakan apa yang dilakukan oleh para guru dan aktor pendidikan Muhammadiyah akan menjadi amal jariyah , sekaligus juga menjadi jejak penting bagi mendidik dan mencerdaskan anak bangsa demi masa depan yang lebih baik.
“Kita menyadari bahwa mengurus pendidikan bukan perkara mudah, karena menyangkut dengan mendidik anak manusia. Berbeda dengan menyelenggarakan kegiatan yang tidak terkait dengan hajat hidup kemanusiaan, terutama hal yang fisik,” tutur Haedar.
Hal itu karena tantangan yang dihadapi dalam mendidik anak manusia, yang terdiri dari fisik, roh, akal budi, dan pikiran serta tindakan. Kompleksitas manusia itu menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi oleh guru sebagai pendidik.
Mendidik manusia tak boleh disamakan dengan cara kita dalam memperlakukan sebuah benda. Melalui pendidikan Muhammadiyah ingin menjadikan manusia sebagai insan yang utuh – sempurna dalam makna kemanusiaannya.
“Maka pendidikan yang kita selenggarakan, bahkan pendidikan secara universal tidak hanya berisi kognisi semata. Tapi juga menyangkut berbagai aspek yang meliputi keutuhan manusia tadi, dan praktiknya itu tidak mudah,” ungkap Haedar.
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern yang concern terhadap pendidikan sejak sebelum kemerdekaan mampu bertahan sampai sekarang. Tidak hanya bertahan, pendidikan Muhammadiyah juga memiliki dampak manfaat yang begitu luas.
Haedar mengamati, bahwa pendidikan Islam modern yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah sejak 1912 untuk mencerdaskan dan memajukan bangsa dari dulu sampai dengan sekarang tetap berlanjut dan tidak pernah terputus.
“Saya yakin keberhasilan pendidikan Muhammadiyah itu juga menjadi jejak sejarah yang penting bagi Indonesia,” tuturnya.
Dari rahim pendidikan Muhammadiyah banyak lahir tokoh-tokoh yang berhasil menggoreskan tinta emas untuk kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Di antara tokoh penting itu adalah Jenderal Sudirman, Presiden Soeharto, termasuk Wapres Boediono.
Tokoh-tokoh tersebut dengan berbagai dinamikanya memberikan andil penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kenyataan itu menunjukan bahwa kehadiran lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam pembangunan sebuah bangsa.
Dari Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Haedar Nashir menyatakan apa yang dilakukan oleh para guru dan aktor pendidikan Muhammadiyah akan menjadi amal jariyah , sekaligus juga menjadi jejak penting bagi mendidik dan mencerdaskan anak bangsa demi masa depan yang lebih baik.
“Kita menyadari bahwa mengurus pendidikan bukan perkara mudah, karena menyangkut dengan mendidik anak manusia. Berbeda dengan menyelenggarakan kegiatan yang tidak terkait dengan hajat hidup kemanusiaan, terutama hal yang fisik,” tutur Haedar.
Hal itu karena tantangan yang dihadapi dalam mendidik anak manusia, yang terdiri dari fisik, roh, akal budi, dan pikiran serta tindakan. Kompleksitas manusia itu menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi oleh guru sebagai pendidik.
Mendidik manusia tak boleh disamakan dengan cara kita dalam memperlakukan sebuah benda. Melalui pendidikan Muhammadiyah ingin menjadikan manusia sebagai insan yang utuh – sempurna dalam makna kemanusiaannya.
“Maka pendidikan yang kita selenggarakan, bahkan pendidikan secara universal tidak hanya berisi kognisi semata. Tapi juga menyangkut berbagai aspek yang meliputi keutuhan manusia tadi, dan praktiknya itu tidak mudah,” ungkap Haedar.
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern yang concern terhadap pendidikan sejak sebelum kemerdekaan mampu bertahan sampai sekarang. Tidak hanya bertahan, pendidikan Muhammadiyah juga memiliki dampak manfaat yang begitu luas.
Haedar mengamati, bahwa pendidikan Islam modern yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah sejak 1912 untuk mencerdaskan dan memajukan bangsa dari dulu sampai dengan sekarang tetap berlanjut dan tidak pernah terputus.
“Saya yakin keberhasilan pendidikan Muhammadiyah itu juga menjadi jejak sejarah yang penting bagi Indonesia,” tuturnya.
Dari rahim pendidikan Muhammadiyah banyak lahir tokoh-tokoh yang berhasil menggoreskan tinta emas untuk kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Di antara tokoh penting itu adalah Jenderal Sudirman, Presiden Soeharto, termasuk Wapres Boediono.
Tokoh-tokoh tersebut dengan berbagai dinamikanya memberikan andil penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kenyataan itu menunjukan bahwa kehadiran lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam pembangunan sebuah bangsa.
(mhy)