Haedar Nashir: Waspadai Virus yang Ganggu Ukhuwah

Minggu, 06 Juni 2021 - 09:04 WIB
loading...
Haedar Nashir: Waspadai...
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir/Foto/Muhammadiyah
A A A
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan agar kita mewaspadai benih atau virus yang mengganggu ukhuwah.

Di surat al-hujarat ada frasa, sesungguhnya antar kaum mukmin itu bersaudara maka islahlah. “Islah itu supaya damai, dan InsyaAllah kalau kita damai maka Allah akan menurunkan rahmatnya," ujarnya pada kegiatan Halal bi Halal secara daring di Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh November (IKA ITS) , Jumát (4/6/2021).



Di ayat sebelumnya kenapa, ada kata Islah, tutur Haedar lagi, karena ada kemungkinan atau ada peristiwa di mana antarkaum beriman sekalipun yang satu agama itu dia bertengkar satu sama lain. "Jadi berselisih, bertentangan, bertengkar itu bagian dari sunatullah sebenarnya. Tapi bagaimana bertengkar berselisih itu tidak berkepanjangan dan memperoleh titik temu, itulah yang disebut Islah,” jelas Haedar Nashir .

Dalam kehidupan manusia tidak ada hidup tanpa berselisih lebih-lebih kita umat manusia ini berbeda suku, ras, golongan, juga alam pikiran itu tentu selalu ada perselisihan tetapi kita diingatkan Allah SWT supaya perselisihan itu jangan diawetkan.

“Perselisihan itu jangan terus diperbesar, dikapitalisasi, sebaiknya perselisihan pertengkaran itu diminimalisasi bahkan harus kita reduksi dan kita ganti dengan solidaritas kemanusiaan kita, dengan al-ukhuwah al basyariyah (salah satu konsep persaudaraan),” kata Haedar.

Pada masa lampau, Haedar berkisah, Nabi Muhammad SAW berhasil mempertemukan kaum pendatang dari Makkah dan kaum setempat yang ada di Madinah. Kaum yang berada di Madinah tersebut sudah ada yang muslim dan ada juga yang tidak.



Di antara kaum tersebut ada suku Aus dan Khazraj yang sudah bertahun-tahun selalu bertengkar, berselisih bahkan berperang lalu kemudian mereka masuk Islam.

“Suatu ketika mereka begitu tampak rukun, damai, guyub dan mesra. Ada oknum Yahudi yang tidak suka melihat kerukunan itu, perdamaian antara Aus dan Khazraj. Kemudian dia menyelinap masuk ditengah-tengah kerumunan mereka yang sedang mesra. Sang Yahudi yang provokator itu menyulut dan mengungkit peristiwa di masa lampau ketika Aus dan Khazraj bertengkar, berperang,” tutur Haedar.

Tentu saja, masa lalu yang terungkit itu menimbulkan trauma pada keduanya dan memicu kembalinya pertengkaran. Nyaris saja Aus dan Khazraj bangkit untuk saling bertengkar kembali sampai terdengar oleh Nabi Muhammad SAW.

Kemudian Nabi merukunkan sekaligus berkata “Apakah kalian mau mendengarkan ocehan kaum jahiliyah yang ingin membangkitkan kembali kalian untuk bertengkar?”

Haedar melanjutkan melihat Aus dan Khazraj yang hendak kembali bertengkar, nyaris saja mereka seperti berdiri di tebing jurang neraka.

“Artinya bahwa ketika kita ingin membangun solidaritas sosial, solidaritas umat, solidaritas bangsa, solidaritas lebih luas lagi kemanusiaan maka selain hal-hal yang positif harus terus kita kembangkan tetapi pada saat yang sama kita harus seksama kita harus waspada tanpa paranoid terhadap benih-benih dan kemungkinan provokasi yang membuat kita tidak solider lagi, yang membuat solidaritas kita itu luruh, longgar dan kemudian rapuh maka silaturahmi ini tentu pertama mempertautkan hubungan yang sudah terjalin bagus,” terang Haedar.



Di sisi lain, Haedar juga menjelaskan bahwa agama Islam mempunyai rujukan yang jelas terkait silaturahmi. Salah satunya tertuang dalam surat Ali Imron ayat 103, “Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”

Dari ayat tersebut kita hendaknya menjalin hubungan dalam jalinan tali Allah dan jagan sekali-kali kita itu berpecah belah.
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2766 seconds (0.1#10.140)