Kiai Ahmad Dahlan Terinspirasi Surat Ali Imran Ayat 104 dalam Membangun Organisasi Modern

Selasa, 10 Desember 2024 - 10:50 WIB
loading...
Kiai Ahmad Dahlan Terinspirasi...
Konon ayat ini sebagai dasar dan alasan bagi KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi modern. Foto/Ilustrasi: Ist/mhy
A A A
Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104 amat populer di kalangan Muhammadiyah . Konon ayat ini sebagai dasar dan alasan bagi KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi modern.

"Ini sebagai instrumen dari berbagai ritual ibadah yang difungsikan bagi pemecahan problem kehidupan manusia," tulis Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan dalam buku "KH Ahmad Dahlan (1868-1923)" bab "Kiai Ahmad Dahlan Mengganti Jimat, Dukun, dan Yang Keramat Dengan Ilmu Pengetahuan Basis Pencerahan Umat Bagi Pemihakan Terhadap Si Ma’un".

Buku ini diterbitkan Museum Kebangkitan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. Abdul Munir Mulkan adalah Guru Besar tetap UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Guru Besar Emiritus Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Menurutnya, beberapa gagasan Kiai Ahmad Dahlan berhubungan dengan problem teologis dan epistemologis dalam pemikiran Islam, tapi pembaruan dan reformasi sosial-budaya yang dilakukannya lebih beroperasi pada wilayah praksis.

"Sulit diperoleh data mengenai jalan pikiran Kiai Ahmad Dahlan ketika menafsirkan surat Ali Imran ayat 104 sebagai dasar dan alasan baginya mendirikan organisasi modern," ujar Abdul Munir Mulkhan.



Informasi tentang jalan pikiran Kiai Ahmad Dahlan ketika menafsirkan surat Al-Ma’un sebagai dasar inovasi kreatifnya dalam berbagai aksi pemberdayaan yatim-piatu, anak gelandangan dan jalanan, kaum terlantar dan korban perang.

Pemberdayaan kaum perempuan dalam dunia pendidikan dan ruang publik ketika gerakan Feminisme belum muncul di Eropa lebih didasari pertimbangan pragmatis mengenai peran perempuan di dalam kehidupan sosial dalam lingkungan keluarga dan masyarakat luas.

Abdul Munir Mulkhan mengatakan penjelasan paling mungkin dari pendirian sekolah modern dan rumah sakit yang saat itu hanya dilakukan kaum Kristiani dan Pemerintah Kolonial ialah kepentingan pragmatis.

Sikap pragmatis itu menjadi terbuka ketika Kiai Ahmad Dahlan memandang adanya kesesuaian natural tafsir atas ayat-ayat Al-Quran dan pengalaman kemanusiaan yang bersifat universal.

Beberapa ilmu yang dipelajari di sekolah modern yang didirikan Muhammadiyah itu hingga kini masih dipandang bertentangan atau paling kurang tidak sesuai ajaran Islam.

Sikap serupa bisa dilihat terhadap penggunaan jasa dokter-dokter berkebangsaan Belanda dan Inggris beragama Nasrani yang hingga kini sulit diterima secara objektif.



Kiai Ahmad Dahlan justru menjadikan mereka sebagai tulang punggung Rumah Sakit PKO (U) Muhammadiyah di Jogja dan Surabaya (berdiri 1923 dan 1924).

Kesesuaian pengalaman universal kemanusiaan dari beragam bangsa dan agama dengan makna otentik ayat-ayat Al-Qur'an guna menemukan fungsi praktis pemecahan problem umat ketika itu, menempatkan pandangan Kiai Ahmad Dahlan mungkin bisa disebut sebagai bentuk dari Pragmatisme Humanistik.

Beberapa kata kunci yang bisa dipakai menelusuri jejak pandangan humanis Kiai Ahmad Dahlan ialah kosa kata “akal suci” dan “hati suci” (otentik dan perenialistik) serta kemanfaatan bagi perbaikan hidup seluruh umat manusia.

Berkali-kali Kiai Dahlan menyebut mengenai kesesuaian tafsir ayat-ayat Alquran yang benar dengan teori iptek yang benar.

Ukuran kebenaran tafsir Al-Quran dan temuan iptek menurut pandangan Kiai Dahlan ialah kemanfaatannya bagi penyelesaian problem kemanusiaan seperti tercermin dari uraiannya tentang kesatuan hidup manusia dan pengembangan pendidikan Islam.

Pertimbangan pragmatis dan praktis mewarnai hampir seluruh inovasi kreatif Kiai Ahmad Dahlan dalam pengembangan sekolah modern, rumah sakit, dan organisasi, serta penggunaan jasa manajemen modern dalam berbagai kegiatan ritual ibadah dan penerjemahan Alquran dengan bahasa Indonesia (Melayu) dan Jawa.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4349 seconds (0.1#10.24)