Hukum Yasinan Menurut Muhammadiyah

Selasa, 23 Juli 2024 - 09:38 WIB
loading...
Hukum Yasinan Menurut...
Yasinan merupakan kegiatan membaca surat Yasin dalam rangkaian ibadah di kalangan umat Islam di Indonesia, termasuk warga Muhammadiyah hanya saja tidak harus semua ayat dibaca cukup satu ayat juga bisa disebut yasinan. Foto ilustrasi/ist
A A A
Bagaimana hukum Yasinan menurut Muhammadiyah ? Benarkah ormas terbesar kedua di Indonesia ini tidak melakukan kegiatan yang identik dengan aktivitas warga Nahdatul Ulama (NU) ini?

Dalam situs resmi Muhammadiyah, dijelaskan bahwa ormas ini juga melakukan kegiatan Yasinan , meski tidak menampilkan secara simbolis kegiatan Yasinan sebagaimana umat Islam lain di Indonesia.

Seperti diketahui, Yasinan merupakan kegiatan membaca surat Yasin dalam rangkaian ibadah di kalangan umat Islam di Indoensia. Surat Yasin adalah surah ke-36 dalam Al Quran yang memiliki banyak keutamaan dan nilai spiritual. Yasinan sering dilakukan sebagai amalan yang dikerjakan secara berjamaah atau individu, baik dalam acara tertentu atau secara rutin.

“Muhammadiyah dan Aisyiyah itu juga Yasinan, tapi pada umumnya tidak dari Yasin sampai kemudian ayat yang terakhir. Kadang-kadang Yasinan itu cukup satu ayat itu sudah dianggap Yasinan karena satu ayat itu tetap bagian dari Surat Yasin,” ujar Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dalam sebuah acara beberapa waktu lalu.

Menurutnya, tidak bisa dibilang kalau Warga Muhammadiyah-Aisyiyah itu tidak Yasinan. Hanya saja cara Yasinannya berbeda dari pengetahuan mainstrem masyarakat Islam di Indonesia.

Saad kemudian menjelaskan, merujuk Surat Yasin ayat 82, dari ayat tersebut dapat dipetik dua pengajaran, yang pertama yaitu untuk memperkokoh dimensi teologis muslim. Sebab dengan kehendak yang begitu variatif, Allah SWT merealisasikannya hanya dengan bilang kun faya kun.

“Yaitu untuk menimbulkan di hati kita ini perasaan bahwa begitu hebatnya Allah SWT, kalau menghendaki sesuatu cukup mengatakan kun lalu fayakun. Tentu antara kun dan fayakun itu tidak penting kapan terjadinya, bisa seketika, bisa lama tidak penting. Tapi tetap kemudian terwujud,” ucap dia.

Pengajaran yang kedua yaitu supaya sebagai hamba, manusia bisa mengikuti akhlak Allah. Oleh karena itu, jika ingin merealisasikan kehendak, manusia diminta supaya memiliki kemauan yang baik dan besar.



Wallahu A'lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2176 seconds (0.1#10.140)