Berdagang: Orang-Orang yang Jihad fi Sabilillah, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
Di antara apa-apa yang bermanfaat itu, tidak diragukan lagi ialah perdagangan.
Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa umat Islam pernah mengalami kesukaran berdagang pada musim haji, karena mereka beranggapan kalau-kalau dengan berdagang dapat mengaburkan keikhlasan niat mereka dalam beribadah atau dapat mengotori kesucian ibadah mereka. Waktu itu maka turunlah ayat yang menjelaskan dan menegaskan:
"Tidak ada dosa atas kamu untuk mencari rezeki dari Tuhanmu." ( QS al-Baqarah : 198)
Al-Quran juga memuji orang-orang yang suka pergi ke masjid untuk bersujud kepada Allah di waktu pagi dan petang. Mereka itu dipuji dengan firmannya:
"Laki-laki yang berdagang dan jual-belinya itu tidak melupakan mereka daripada berzikrullah dan menegakkan sembahyang serta mengeluarkan zakat." ( QS an-Nur : 37)
Oleh karena itu, orang-orang mukmin dalam pandangan al-Quran bukan berumahtangga di masjid, bukan pula seperti pendeta-pendeta yang mendiami gereja-gereja, tetapi orang-orang mu'min adalah manusia pekerja. Keistimewaan mereka, bahwa kesibukan duniawinya tidak memalingkan mereka dari memenuhi kewajiban agama.
Demikian sebagian apa yang tersebut dalam al-Quran, tentang masalah perdagangan.
Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa umat Islam pernah mengalami kesukaran berdagang pada musim haji, karena mereka beranggapan kalau-kalau dengan berdagang dapat mengaburkan keikhlasan niat mereka dalam beribadah atau dapat mengotori kesucian ibadah mereka. Waktu itu maka turunlah ayat yang menjelaskan dan menegaskan:
"Tidak ada dosa atas kamu untuk mencari rezeki dari Tuhanmu." ( QS al-Baqarah : 198)
Al-Quran juga memuji orang-orang yang suka pergi ke masjid untuk bersujud kepada Allah di waktu pagi dan petang. Mereka itu dipuji dengan firmannya:
"Laki-laki yang berdagang dan jual-belinya itu tidak melupakan mereka daripada berzikrullah dan menegakkan sembahyang serta mengeluarkan zakat." ( QS an-Nur : 37)
Oleh karena itu, orang-orang mukmin dalam pandangan al-Quran bukan berumahtangga di masjid, bukan pula seperti pendeta-pendeta yang mendiami gereja-gereja, tetapi orang-orang mu'min adalah manusia pekerja. Keistimewaan mereka, bahwa kesibukan duniawinya tidak memalingkan mereka dari memenuhi kewajiban agama.
Demikian sebagian apa yang tersebut dalam al-Quran, tentang masalah perdagangan.
(mhy)