Perang Salib: Kerajaan Surga Yerusalem, Ketika Katolik Ingin Menyaingi Kejayaan Islam
loading...
A
A
A
Perang Salib di Timur Tengah memakan waktu 269 tahun, dimulai dari tahun 1096 hingga 1365. Itu jika Perang Salib X dihitung. Jika tidak, maka selama 176 tahun, yaitu dari tahun 1096 hingga 1272.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut ketika Yerusalem dapat ditaklukkan Pasukan Salib pada tahun 1099, pada tahun itu juga didirikan Kerajaan Yerusalem. Pada tahun 1102 juga Pasukan Salib mendirikan pemerintahan Kristen di Tripoli.
"Jadi totalnya terdapat tiga pemerintahan Kristen dan satu kerajaan utama yang semuanya dikenal sebagai Kerajaan
Surga," ujar Jati Pamungkas. Sebelumnya, yakni pada tahun 1098 sudah berdiri dua pemerintahan Kristen di Edessa dan Antiokhia.
Namun, Kerajaan Surga lebih melekat pada Kerajaan Yerusalem saja, karena Yerusalem merupakan tempat yang disucikan umat Kristen. Kekuasaan Kerajaan Yerusalem tidak hanya di Kota Yerusalem saja, namun juga Acre, Yeriko, Betlehem, Ascalon, Nazaret, Jaffa, Sidon, Tiberias, Nablus, dan Kerak.
Pada saat berdirinya pemerintahan tersebut, pasukan Salib telah mempunyai status yang kuat di Timur Tengah karena berhasil mendirikan kerajaan. Pendirian kerajaan dan pemerintahan tersebut juga mengantisipasi invasi dari Byzantium dan perpecahan di tubuh pasukan Salib sendiri.
Pendirian kerajaan dan pemerintahan tersebut juga mencegah klaim kekuasaan dari berbagai kerajaan di Eropa seperti Prancis, Jerman, Inggris, dan sebagainya karena status dari pemimpin pasukan Salib seperti Godfrey, Bohemond, Raymond, dan Baldwin adalah bawahan raja.
Jati Pamungkas mengatakan mengenai pendirian Kerajaan Surga di Timur Tengah masih diperdebatkan di kalangan kepausan sendiri, yaitu tentang restu dari paus mengenai pendirian kerajaan atas nama Katolik.
Jika melihat dari latar belakang sejarah pendirian Kerajaan Surga yang terdiri dari Yerusalem, Antiokhia, Tripoli, dan Edessa, mereka adalah murni ide Godfrey, Baldwin, Raymond, dan
Bohemond.
Buktinya keempat-empatnya memegang peranan penting dalam pendirian dan semuanya menjadi raja di keempat wilayah tersebut, kecuali Godfrey.
Meniru Islam
Makna penting pendirian Kerajaan Surga yang berpusat di Yerusalem adalah Katolik atas restu Kepausan di Roma berhasil mendirikan pemerintahan.
Hal tersebut menunjukkan kekuatan Katolik di dunia terutama kepada Islam. Katolik ingin meniru kejayaan yang ada pada Islam.
Islam telah melahirkan banyak dinasti besar maupun kecil di seluruh dunia atas nama pemerintahan mereka. Islam yang berasal dari Makkah di tengah-tengah Hijaz yang tidak pernah terjamah oleh Kerajaan Persia dan Kerajaan Byzantium karena kegersangan dan minimnya kekayaan sumber daya alam, akhirnya menjadi penguasa di Timur Tengah, bahkan di Eropa tepatnya di Andalusia.
Sementara itu Kristen yang lahir jauh sebelum Islam belum dapat mendirikan kerajaan.
Kristen hanya masuk dalam kehidupan kerajaan, kemudian Kristen dijadikan agama resmi kerajaan dan akhirnya diikuti oleh penduduk di Eropa. Tanpa bantuan dari Raja Konstantin, Kristen tidak akan pernah menjadi agama yang besar di dunia.
Raja Konstantin menjadi raja di Kerajaan Byzantium sejak tahun 330. Agama Kristen sendiri mulai ia jadikan agama resmi menggantikan kepercayaan pagan Romawi pada tahun 313 di Milan. Wilayah Byzantium yang semakin luas pada tahun 550 di masa pemerintahan Raja Justinian membuat Kristen menyebar ke seluruh Eropa terutama di wilayah sekitar Laut Mediterania.
Wilayah pesisir Afrika dari Maghrib sampai Mesir, Syam hingga Anatolia, Andalusia hingga Yunani juga merupakan wilayah Kerajaan Byzantium. Kejayaan Byzantium atau Romawi Timur dipengaruhi runtuhnya pemerintahan Romawi Barat pada tahun 476.
Jati Pemungkas mengatakan jika dilihat dari sejarah arti pentingnya, tujuan Kerajaan Surga dibentuk di Yerusalem adalah untuk menyaingi kejayaan Islam.
Faktanya, Kerajaan Surga selesai pada tahun 1291 dengan ditaklukkannya Kerajaan Yerusalem oleh Dinasti Mamlukiah.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut ketika Yerusalem dapat ditaklukkan Pasukan Salib pada tahun 1099, pada tahun itu juga didirikan Kerajaan Yerusalem. Pada tahun 1102 juga Pasukan Salib mendirikan pemerintahan Kristen di Tripoli.
"Jadi totalnya terdapat tiga pemerintahan Kristen dan satu kerajaan utama yang semuanya dikenal sebagai Kerajaan
Surga," ujar Jati Pamungkas. Sebelumnya, yakni pada tahun 1098 sudah berdiri dua pemerintahan Kristen di Edessa dan Antiokhia.
Namun, Kerajaan Surga lebih melekat pada Kerajaan Yerusalem saja, karena Yerusalem merupakan tempat yang disucikan umat Kristen. Kekuasaan Kerajaan Yerusalem tidak hanya di Kota Yerusalem saja, namun juga Acre, Yeriko, Betlehem, Ascalon, Nazaret, Jaffa, Sidon, Tiberias, Nablus, dan Kerak.
Pada saat berdirinya pemerintahan tersebut, pasukan Salib telah mempunyai status yang kuat di Timur Tengah karena berhasil mendirikan kerajaan. Pendirian kerajaan dan pemerintahan tersebut juga mengantisipasi invasi dari Byzantium dan perpecahan di tubuh pasukan Salib sendiri.
Pendirian kerajaan dan pemerintahan tersebut juga mencegah klaim kekuasaan dari berbagai kerajaan di Eropa seperti Prancis, Jerman, Inggris, dan sebagainya karena status dari pemimpin pasukan Salib seperti Godfrey, Bohemond, Raymond, dan Baldwin adalah bawahan raja.
Jati Pamungkas mengatakan mengenai pendirian Kerajaan Surga di Timur Tengah masih diperdebatkan di kalangan kepausan sendiri, yaitu tentang restu dari paus mengenai pendirian kerajaan atas nama Katolik.
Jika melihat dari latar belakang sejarah pendirian Kerajaan Surga yang terdiri dari Yerusalem, Antiokhia, Tripoli, dan Edessa, mereka adalah murni ide Godfrey, Baldwin, Raymond, dan
Bohemond.
Buktinya keempat-empatnya memegang peranan penting dalam pendirian dan semuanya menjadi raja di keempat wilayah tersebut, kecuali Godfrey.
Meniru Islam
Makna penting pendirian Kerajaan Surga yang berpusat di Yerusalem adalah Katolik atas restu Kepausan di Roma berhasil mendirikan pemerintahan.
Hal tersebut menunjukkan kekuatan Katolik di dunia terutama kepada Islam. Katolik ingin meniru kejayaan yang ada pada Islam.
Islam telah melahirkan banyak dinasti besar maupun kecil di seluruh dunia atas nama pemerintahan mereka. Islam yang berasal dari Makkah di tengah-tengah Hijaz yang tidak pernah terjamah oleh Kerajaan Persia dan Kerajaan Byzantium karena kegersangan dan minimnya kekayaan sumber daya alam, akhirnya menjadi penguasa di Timur Tengah, bahkan di Eropa tepatnya di Andalusia.
Sementara itu Kristen yang lahir jauh sebelum Islam belum dapat mendirikan kerajaan.
Kristen hanya masuk dalam kehidupan kerajaan, kemudian Kristen dijadikan agama resmi kerajaan dan akhirnya diikuti oleh penduduk di Eropa. Tanpa bantuan dari Raja Konstantin, Kristen tidak akan pernah menjadi agama yang besar di dunia.
Raja Konstantin menjadi raja di Kerajaan Byzantium sejak tahun 330. Agama Kristen sendiri mulai ia jadikan agama resmi menggantikan kepercayaan pagan Romawi pada tahun 313 di Milan. Wilayah Byzantium yang semakin luas pada tahun 550 di masa pemerintahan Raja Justinian membuat Kristen menyebar ke seluruh Eropa terutama di wilayah sekitar Laut Mediterania.
Wilayah pesisir Afrika dari Maghrib sampai Mesir, Syam hingga Anatolia, Andalusia hingga Yunani juga merupakan wilayah Kerajaan Byzantium. Kejayaan Byzantium atau Romawi Timur dipengaruhi runtuhnya pemerintahan Romawi Barat pada tahun 476.
Jati Pemungkas mengatakan jika dilihat dari sejarah arti pentingnya, tujuan Kerajaan Surga dibentuk di Yerusalem adalah untuk menyaingi kejayaan Islam.
Faktanya, Kerajaan Surga selesai pada tahun 1291 dengan ditaklukkannya Kerajaan Yerusalem oleh Dinasti Mamlukiah.
(mhy)