Sejarah Bani Umayyah: Kisah Hasan Cucu Rasullah SAW Menyerah Kalah
loading...
A
A
A
e. Agar Muawiyah membayar kepada saudaranya Husein sebanyak 5 juta dirham dari Baitul Mal.
f. Agar Muawiyah datang secara langsung ke Kufah untuk menerima penyerahan jabatan khalifah dari Hasan dan mendapat baiat dari penduduk Kufah.
Pada waktu pendukung Hasan mengecam penyerahan kekuasaan kepada Muawiyah, hal itu dijawab Hasan bahwa dia tidak rela menyaksikan umat Islam saling membunuh untuk memperebutkan kekuasaan dan dia berkata: “inti kekuasaan bangsa Arab saat ini ada di tanganku, jika aku ingin damai mereka siap berdamai, jika aku ingin perang mereka siap berperang”.
Selain itu, Hasan sadar bahwa ayahnya Ali dahulu pun banyak mengalami kesulitan menghadapi Muawiyah dan tidak dapat diatasi ayahnya, apalagi dia. Oleh sebab itu dia ingin mencari jalan selamat bagi dirinya dan keluarganya karena kekuatan yang dimilikinya tidak mampu menghadapi tekanan-tekanan Muawiyah.
Muawiyah menyetujui syarat-syarat yang diajukan Hasan. Untuk itu dia datang ke Kufah menerima bai’at jabatan khalifah dari Hasan dan penduduk Kufah.
Tahun itu (661 M/41 H) disebut “Tahun Persatuan”, karena umat Islam telah bersatu di bawah pimpinan seorang khalifah. Setelah itu Hasan pindah ke Madinah dan hidup tenang di sana sampai meninggal tahun 675 M/ 49 H, lima belas tahun setelah penyerahan jabatan kekhalifahan itu.
Di sisi lain, untuk mempertahankan jabatan khalifah di tangan Bani Umayyah, Muawiyah menciptakan sistem Monarchi dalam pemerintahannya. Walaupun untuk itu dia telah melanggar janjinya dengan Hasan bin Ali.
f. Agar Muawiyah datang secara langsung ke Kufah untuk menerima penyerahan jabatan khalifah dari Hasan dan mendapat baiat dari penduduk Kufah.
Pada waktu pendukung Hasan mengecam penyerahan kekuasaan kepada Muawiyah, hal itu dijawab Hasan bahwa dia tidak rela menyaksikan umat Islam saling membunuh untuk memperebutkan kekuasaan dan dia berkata: “inti kekuasaan bangsa Arab saat ini ada di tanganku, jika aku ingin damai mereka siap berdamai, jika aku ingin perang mereka siap berperang”.
Selain itu, Hasan sadar bahwa ayahnya Ali dahulu pun banyak mengalami kesulitan menghadapi Muawiyah dan tidak dapat diatasi ayahnya, apalagi dia. Oleh sebab itu dia ingin mencari jalan selamat bagi dirinya dan keluarganya karena kekuatan yang dimilikinya tidak mampu menghadapi tekanan-tekanan Muawiyah.
Muawiyah menyetujui syarat-syarat yang diajukan Hasan. Untuk itu dia datang ke Kufah menerima bai’at jabatan khalifah dari Hasan dan penduduk Kufah.
Tahun itu (661 M/41 H) disebut “Tahun Persatuan”, karena umat Islam telah bersatu di bawah pimpinan seorang khalifah. Setelah itu Hasan pindah ke Madinah dan hidup tenang di sana sampai meninggal tahun 675 M/ 49 H, lima belas tahun setelah penyerahan jabatan kekhalifahan itu.
Di sisi lain, untuk mempertahankan jabatan khalifah di tangan Bani Umayyah, Muawiyah menciptakan sistem Monarchi dalam pemerintahannya. Walaupun untuk itu dia telah melanggar janjinya dengan Hasan bin Ali.
(mhy)