3 Cara Meredam Nafsu Syahwat Menurut Imam Al-Ghazali
A
A
A
Hawa nafsu adalah aspek ruhaniyah yang mempengaruhi moral seseorang. Nafsu memiliki tiga macam yaitu nafsu ammarah, nafsu lawwamah dan nafsu muthmainnah. Sedangkan hawa artinya apa yang disukai nafsu (jiwa).
Hakikat syahwat adalah keinginan yang cenderung kepada sesuatu. Memenuhi hawa nafsu sebenarnya tidak dicela selama ia ditempatkan di jalan yang benar seperti bersenggama dengan istri.
Namun, hawa nafsu manusia cenderung menyebabkan seorang menjadi dengki, marah, benci, suka dan sifat tercela lainnya. Adapun nafsu syahwat sering membawa manusia hingga melampaui batas dan melanggar syariat Allah.
Bagaimana cara mengendalikan nafsu syahwat ini? Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (1058-1111) dalam kitab populernya Ihya 'Ulumuddin memberikan tips untuk melemahkan nafsu syahwat.
3 Cara untuk Melemahkan Nafsu Syahwat:
1. Memutuskan keterikatan.
Kita terikat kepada benda yang menguatkan nafsu syahwat. Maka, tidak boleh tidak, kita harus belajar memutuskan keterikatan itu. Misalnya, keterikatan kepada makanan diputus dengan berpuasa.
2. Memadamkan api.
Sesungguhnya nafsu syahwat itu dapat berkobar dengan pandangan kepada hal-hal yang dapat memancing nafsu syahwat. Rasulullah SAW bersabda, "Pandangan itu adalah salah satu panah beracun dari panah-panah iblis." Menjaga pandangan dari hal-hal tercela, menjaga telinga dari ucapan-ucapan kotor, menjaga langkah kaki dari tempat-tempat yang tidak pantas, menjaga pikiran dari bacaan-bacaan yang tidak bermanfaat, merupakan langkah-langkah memadamkan api nafsu syahwat.
3. Mencari jalan yang halal.
Setiap manusia tentu memiliki kebutuhan jasmaniah yang harus dipenuhi, baik makanan, pakaian, maupun pasangan. Maka semua itu dapat dipenuhi dengan menjaga diri dengan syari’at yang kuat, yakni mencari jalan yang halal atas setiap kebutuhan hidup.
Inilah tiga jalan yang mampu melemahkan tentara nafsu syahwat. Langkah pertama seperti halnya memutuskan makanan bagi anjing yang ganas supaya ia lemah, lalu hilanglah kekuatannya. Langkah kedua mencegah anjing yang ganas itu agar tidak mencium bau amis daging dan darah, sehingga perut sang hewan tidak tergerak lantaran melihat dan mencium makanan kesukaannya. Langkah ketiga menghias diri dengan sesuatu yang sedikit, mencukupkan diri dengan yang halal, dari kebutuhan tabiat manusia.
Adapun jalan untuk menguatkan agama:
1. Menuntut ilmu.
Ilmu adalah cahaya. Cahaya yang memadamkan kegelapan dan menerangi hati. Mengetahui kelebihan dan keutamaan sabar bagi kehidupan di dunia dan akhirat, merupakan salah satu ilmu yang bermanfaat dan menguatkan agama. Dengan pengetahuan tentang sabar, seseorang menjadi paham makna musibah.
2. Belajar mujahadah.
Hendaknya kita membiasakan diri berperang melawan pembangkit hawa nafsu secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, hingga ia memperoleh lezatnya kemenangan sebuah pertempuran. Dengan demikian muncul keberanian dan kuatnya tekad ketika berjuang melawan hawa nafsu tersebut.
Hakikat syahwat adalah keinginan yang cenderung kepada sesuatu. Memenuhi hawa nafsu sebenarnya tidak dicela selama ia ditempatkan di jalan yang benar seperti bersenggama dengan istri.
Namun, hawa nafsu manusia cenderung menyebabkan seorang menjadi dengki, marah, benci, suka dan sifat tercela lainnya. Adapun nafsu syahwat sering membawa manusia hingga melampaui batas dan melanggar syariat Allah.
Bagaimana cara mengendalikan nafsu syahwat ini? Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (1058-1111) dalam kitab populernya Ihya 'Ulumuddin memberikan tips untuk melemahkan nafsu syahwat.
3 Cara untuk Melemahkan Nafsu Syahwat:
1. Memutuskan keterikatan.
Kita terikat kepada benda yang menguatkan nafsu syahwat. Maka, tidak boleh tidak, kita harus belajar memutuskan keterikatan itu. Misalnya, keterikatan kepada makanan diputus dengan berpuasa.
2. Memadamkan api.
Sesungguhnya nafsu syahwat itu dapat berkobar dengan pandangan kepada hal-hal yang dapat memancing nafsu syahwat. Rasulullah SAW bersabda, "Pandangan itu adalah salah satu panah beracun dari panah-panah iblis." Menjaga pandangan dari hal-hal tercela, menjaga telinga dari ucapan-ucapan kotor, menjaga langkah kaki dari tempat-tempat yang tidak pantas, menjaga pikiran dari bacaan-bacaan yang tidak bermanfaat, merupakan langkah-langkah memadamkan api nafsu syahwat.
3. Mencari jalan yang halal.
Setiap manusia tentu memiliki kebutuhan jasmaniah yang harus dipenuhi, baik makanan, pakaian, maupun pasangan. Maka semua itu dapat dipenuhi dengan menjaga diri dengan syari’at yang kuat, yakni mencari jalan yang halal atas setiap kebutuhan hidup.
Inilah tiga jalan yang mampu melemahkan tentara nafsu syahwat. Langkah pertama seperti halnya memutuskan makanan bagi anjing yang ganas supaya ia lemah, lalu hilanglah kekuatannya. Langkah kedua mencegah anjing yang ganas itu agar tidak mencium bau amis daging dan darah, sehingga perut sang hewan tidak tergerak lantaran melihat dan mencium makanan kesukaannya. Langkah ketiga menghias diri dengan sesuatu yang sedikit, mencukupkan diri dengan yang halal, dari kebutuhan tabiat manusia.
Adapun jalan untuk menguatkan agama:
1. Menuntut ilmu.
Ilmu adalah cahaya. Cahaya yang memadamkan kegelapan dan menerangi hati. Mengetahui kelebihan dan keutamaan sabar bagi kehidupan di dunia dan akhirat, merupakan salah satu ilmu yang bermanfaat dan menguatkan agama. Dengan pengetahuan tentang sabar, seseorang menjadi paham makna musibah.
2. Belajar mujahadah.
Hendaknya kita membiasakan diri berperang melawan pembangkit hawa nafsu secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, hingga ia memperoleh lezatnya kemenangan sebuah pertempuran. Dengan demikian muncul keberanian dan kuatnya tekad ketika berjuang melawan hawa nafsu tersebut.
(rhs)