Benjamin Netanyahu Tak Ingin Akhiri Perang, Hizbullah Siap Melawan

Selasa, 01 Oktober 2024 - 07:30 WIB
loading...
Benjamin Netanyahu Tak...
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak ingin akhir konflik yang terjadi saat ini. Foto istimewa
A A A
Benjamin Netanyahu kembali lagi menjadi sebuah sorotan dunia setelah konflik antara Israel dan Lebanon semakin meningkat. Gideon Levy, seorang kolumnis media Israel- Haaretz, mengungkapkan bahwa pasukan tentara Israel (IDF) dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampaknya tidak ingin mengakhiri konflik saat ini.

Levy mengatakan bahwa jika Hizbullah memang benar-benar akan meluncurkan roket ke Israel dalam beberapa hari mendatang sebagai aksi retaliasi, maka para pasukan Israel akan berada di bawah tekanan untuk kembali menginvasi Lebanon- yakni sebuah langkah sangat berisiko bagi Israel, Senin (30/9/2024).

Jika PM Israel Benar-benar Tak Ingin Akhiri Perang

Spekulasi Invasi Israel Terhadap Lebanon

Gideon Levy menyatakan bahwa Benjamin Netanyahu dan IDF tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menghentikan perang dalam waktu dekat. "Netanyahu dan pasukan Israel tak tertarik menghentikan perang saat ini. Jika Hizbullah bergerak, ini hanya akan menjadi alasan bagi mereka untuk melanjutkan kekerasan," ujar Levy dalam sebuah interview dengan media outlet Timur Tengah- Al Jazeera.

Levy juga menambahkan, jika Hizbullah melancarkan serangan dalam beberapa hari mendatang, Israel kemungkinan akan menggunakan aksi tersebut sebagai dalih untuk memperluas operasi militernya di wilayah Lebanon.

Serangan udara yang diluncurkan pasukan tentara Israel dalam beberapa pekan terakhir juga menjadi sebuah bukti nyata bahwa Israel tidak sekadar bertahan, melainkan juga aktif memperluas operasi militer mereka di Lebanon. Namun apakah benar menginvasi Lebanon menjadi langkah yang dapat menguntungkan Israel?

Kekalahan Israel di Masa Lalu akan Menimbulkan Keraguan untuk Menginvasi

Levy juga menyoroti bahwa kemungkinan Israel untuk kembali menginvasi Lebanon akan menjadi sebuah skenario, yang menurutnya, justru akan merugikan pasukan tentara Israel. “Jika IDF masuk ke Lebanon, Hizbullah memiliki keuntungan strategis. Siapa yang tahu seberapa baik pasukan mereka?” ujar Levy.

Menginvasi Lebanon bukanlah hal yang baru bagi Israel. Perang Lebanon selatan yang terjadi pada tahun 1985-2000, dan Perang Lebanon kedua pada tahun 2006, yang dimana keduanya dikuasai oleh Hizbullah, menjadi sebuah bukti sejarah bahwa Israel mengalami kesulitan dalam menghadapi serangan balik Hizbullah.

Selama perang Lebanon Selatan antara tahun 1985 hingga 2000, Hizbullah berhasil memaksa Israel untuk mundur setelah 15 tahun pendudukan, dengan menggunakan taktik gerilya yang terorganisir dan serangan taktis di medan perang yang mereka kenal dengan baik.

Hal yang sama juga terjadi pada Perang Lebanon Kedua di tahun 2006, di mana Israel sekali lagi mengalami kesulitan menghadapi perlawanan Hizbullah. Meskipun Israel unggul dalam kekuatan udara dan teknologi, keuntungan ini tidak dapat diterjemahkan menjadi kemenangan tegas di medan darat.

Kemenangan Hizbullah di Masa Lalu Harus Menjadi Pelajaran Bagi Israel

Hizbullah bukanlah sebuah kekuatan yang dapat diremehkan oleh para oposisinya. Apa yang terjadi kepada Israel saat mereka mencoba untuk menginvasi dan melawan Lebanon di tahun 1985 dan 2006 bisa saja terulang lagi. Meskipun Netanyahu dan IDF mungkin ingin menggunakan kekuatan penuh mereka dalam menghadapi ancaman Hizbullah, sejarah menunjukkan bahwa konflik melawan Hizbullah di Lebanon bisa menjadi perang panjang yang mahal dan sulit dimenangkan.

Levy terus mengingatkan bahwa keuntungan strategis Hizbullah di medan pertempuran darat dapat kembali memainkan peran besar dalam menentukan hasil dari konflik yang sedang berlangsung.

Jika Israel benar-benar ingin menginvasi Lebanon kembali, apakah Israel siap menghadapi perlawanan Hizbullah sekali lagi di tanah mereka? Apakah mereka akan kembali terjebak dalam perang yang panjang dan merusak, seperti yang terjadi di masa lalu?
(MG/Patrick Daniel H.W)

Baca juga: Pidato di PBB, Netanyahu Pegang Peta Tepi Barat dan Gaza Dicaplok Israel
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2244 seconds (0.1#10.140)