Kisah Amr bin Ash Marah kepada Khalifah Utsman: Anak Unta yang Baru Disapih Itu Akan Binasa!
loading...
A
A
A
Amr bin Ash berhasil pasukan Romawi dari Mesir untuk kedua kalinya. Sayang, prestasi itu tidak membuat Khalifah Utsman bin Affan menganggap penting. Khalifah tetap pada keputusan semula: menurunkan jabatan Amr bin Ash sebagai Gubernur Mesir dan menggantinya dengan Abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh.
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) menceritakan setelah Mesir aman pasca-hengkangnya pasukan Romawi, Utsman bin Affan membiarkan Amr bin Ash tetap di Mesir menunggu sampai Abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh kembali dari medan perang di Afrika.
Peristiwa ini terjadi antara tahun 26 atau tahun 27 Hijriyah. Pada waktu itulah Utsman akan membatasi kekuasaan Amr hanya pada bidang kemiliteran, dan Abdullah bin Sa'd yang akan menjalankan pemerintahan dan administrasi keuangan.
Amr bin Ash melihat ini sebagai tantangan atas integritas dan kejujurannya, dan suatu isyarat bahwa kalaupun dia seorang panglima perang yang ulung, namun kebersihan pribadinya masih diragukan. Karenanya keinginan Utsman itu ditolaknya dengan mengatakan: "Saya seperti orang yang memegang dua tanduk sapi betina, orang lain yang memerah susunya."
Amr bin Ash lantas kembali ke Makkah membawa dendam dalam hatinya kepada Utsman. Sebagai bukti untuk dendamnya ini, Abdullah bin Sa'd mengirimkan hasil pajak Mesir itu, sementara Amr di Makkah, lebih banyak dari yang dikirimkan oleh Amr.
Kata Utsman ditujukan kepada Amr bin Ash: "Tahukah Anda bahwa tepung sari itu ternyata memberi hasil sesudah Anda?"
Dijawab oleh Amr: "Dan anak unta yang baru disapih itu akan binasa!"
Maksudnya orang-orang Mesir telah dibebani pajak yang tak pernah ia lakukan terhadap mereka.
Utsman mengangkat Abdullah bin Sa'd untuk Mesir itu sekembalinya dari perang di Afrika, dalam tahun 26 atau tahun 27 Hijri.
Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa dia memegang jabatan di Mesir itu sebelum ia berangkat ke Afrika, dan bahwa perang itu baru selesai dalam tahun 28 atau tahun 30 Hijri, atau sesudah itu.
Menurut Haekal, perang di Afrika berakhir sesudah Amr menumpas pemberontakan orang-orang Romawi di Mesir serta pengusiran mereka yang kedua kalinya dari Iskandariah, dan bahwa peristiwa itu terjadi pada akhir-akhir tahun 25 atau permulaan tahun 26 Hijri.
Afrika yang disebut oleh orang Arab waktu itu ialah Afrika bagian utara yang membentang dari Tunis sampai ke Tangier di Maroko.
Semua kawasan ini berada di bawah kekuasaan Romawi, yang telah memperoleh pemerintahan otonomi di bawah seorang pangeran dari Romawi dengan pembayaran pajak setiap tahun yang begitu besar kepada pihak Byzantium.
Ada yang mengatakan bahwa penguasanya ketika diserang pasukan Arab itu bernama Gregory [atau Jirjir seperti dalam sebutan at-Tabari, Ibn Asir dan yang lain]. Ia telah mengambil tanggung jawab di tempat itu dari Byzantium, dan mengumumkan dirinya sebagai kaisar.
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) menceritakan setelah Mesir aman pasca-hengkangnya pasukan Romawi, Utsman bin Affan membiarkan Amr bin Ash tetap di Mesir menunggu sampai Abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh kembali dari medan perang di Afrika.
Peristiwa ini terjadi antara tahun 26 atau tahun 27 Hijriyah. Pada waktu itulah Utsman akan membatasi kekuasaan Amr hanya pada bidang kemiliteran, dan Abdullah bin Sa'd yang akan menjalankan pemerintahan dan administrasi keuangan.
Amr bin Ash melihat ini sebagai tantangan atas integritas dan kejujurannya, dan suatu isyarat bahwa kalaupun dia seorang panglima perang yang ulung, namun kebersihan pribadinya masih diragukan. Karenanya keinginan Utsman itu ditolaknya dengan mengatakan: "Saya seperti orang yang memegang dua tanduk sapi betina, orang lain yang memerah susunya."
Amr bin Ash lantas kembali ke Makkah membawa dendam dalam hatinya kepada Utsman. Sebagai bukti untuk dendamnya ini, Abdullah bin Sa'd mengirimkan hasil pajak Mesir itu, sementara Amr di Makkah, lebih banyak dari yang dikirimkan oleh Amr.
Kata Utsman ditujukan kepada Amr bin Ash: "Tahukah Anda bahwa tepung sari itu ternyata memberi hasil sesudah Anda?"
Dijawab oleh Amr: "Dan anak unta yang baru disapih itu akan binasa!"
Maksudnya orang-orang Mesir telah dibebani pajak yang tak pernah ia lakukan terhadap mereka.
Utsman mengangkat Abdullah bin Sa'd untuk Mesir itu sekembalinya dari perang di Afrika, dalam tahun 26 atau tahun 27 Hijri.
Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa dia memegang jabatan di Mesir itu sebelum ia berangkat ke Afrika, dan bahwa perang itu baru selesai dalam tahun 28 atau tahun 30 Hijri, atau sesudah itu.
Menurut Haekal, perang di Afrika berakhir sesudah Amr menumpas pemberontakan orang-orang Romawi di Mesir serta pengusiran mereka yang kedua kalinya dari Iskandariah, dan bahwa peristiwa itu terjadi pada akhir-akhir tahun 25 atau permulaan tahun 26 Hijri.
Afrika yang disebut oleh orang Arab waktu itu ialah Afrika bagian utara yang membentang dari Tunis sampai ke Tangier di Maroko.
Semua kawasan ini berada di bawah kekuasaan Romawi, yang telah memperoleh pemerintahan otonomi di bawah seorang pangeran dari Romawi dengan pembayaran pajak setiap tahun yang begitu besar kepada pihak Byzantium.
Ada yang mengatakan bahwa penguasanya ketika diserang pasukan Arab itu bernama Gregory [atau Jirjir seperti dalam sebutan at-Tabari, Ibn Asir dan yang lain]. Ia telah mengambil tanggung jawab di tempat itu dari Byzantium, dan mengumumkan dirinya sebagai kaisar.
(mhy)