11 Surat Pendek untuk Anak yang Mudah Dihafal dan Diajarkan, Yuk Simak!
loading...
A
A
A
Bacaan surat-surat pendek untuk anak yang mudah dihafal menjadi informasi penting untuk diketahui para orang tua. Mengingat bacaannya yang tidak terlalu banyak, surat-surat ini bisa dengan mudah dihafal atau diajarkan kepada sang buah hati.
Menanamkan ilmu agama Islam pada anak sejak dini sangat dianjurkan bagi setiap orang tua Muslim. Caranya pun beragam, termasuk memulainya dengan mengenalkan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an .
Secara keseluruhan, Al-Qur’an memiliki 30 juz yang terdiri atas 144 surat di dalamnya. Bagi orang tua yang ingin mengajarkan anak untuk membaca Al-Qur’an, mereka bisa memulainya dari bacaan-bacaan surat pendek. Berikut ini contohnya.
Qul huwallāhu aḥad
Katakanlah (Muhammad) Dialah Allah, Yang Maha Esa
Allāhuṣ-ṣamad
Allah tempat meminta segala sesuatu
Lam yalid wa lam yụlad
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
Innaa a' thoinaakal kautsar.
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak
Fa solli lirabbika wan har
Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah
Inna syaani 'aka huwal abtar.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus
Wal-'asr
Demi masa
Innal-insana lafi khusr
Sungguh, manusia berada dalam kerugian
Illallazina amanu wa 'amilus-salihati wa tawasau bil-haqqi wa tawasau bis-sabr
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran
Iza jaa-a nas rullahi walfath
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil laahi afwaja
Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah
Fa sab bih bihamdi rabbika was taghfir, innahu kaana tawwaba
Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat
Qul a’udzu birabbil falaq
Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)
Min syarri ma khalaq
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan
Wa min syarri ghasiqin idza waqab
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita
Wa min syarrin naffasati fil ‘uqad
dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)
Wa min syarri hasidin iza hasad
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki
qul a’ụzu birabbin-nas
Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia
Malikin-nas
Raja manusia
Ilāhin-nās
sembahan manusia
Min syarril-waswāsil-khannās
dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi
Allażī yuwas wisu fī ṣudụrin-nās
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia
Minal-jinnati wan-nās
Dari (golongan) jin dan manusia
Li iilaafi quraiisy
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy
Ilaafihim rihlatasy syitaa i wash shoiif
Yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas
Falya’ buduu robba haadzal baiit.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah)
Alladzii ath’ amahum minjuu 'iw wa aamanahum min khouf
Yang telah memberi makanan mereka dari kelaparan dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan
Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
A lam yaj’al kaidahum fī taḍlīl
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
Wa arsala ‘alaihim ṭairan abābīl
dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong
Tarmīhim biḥijāratim min sijjīl
yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar
Fa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl
lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)
Qul yā ayyuhal-kāfirūn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir”
Lā a‘budu mā ta‘budūn
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud
Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah
Wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum.
Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud
Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah
Lakum dīnukum wa liya dīn
"Untukmu agamamu dan untukku agamaku”
Ara'aital-lażī yukażżibu bid-dīn
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama
Fa żālikal-lażī yadu‘‘ul-yatīm
Itulah orang yang menghardik anak yatim
Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa‘āmil-miskīn
dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin
Fawailul lil-muṣallīn
Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat
Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn
(yaitu) yang lalai terhadap salatnya
Allażīna hum yurā'ūn
yang berbuat riya
Wa yamna‘ūnal-mā‘ūn
dan enggan (memberi) bantuan
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Alhamdu lillaahi Rabbil 'aalamiin
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,
Ar-Rahmaanir-Rahiim
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
Maaliki Yawmid-Diin
Pemilik hari pembalasan.
Iyyaaka na'budu wa lyyaaka nasta'iin
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Ihdinas-Siraatal-Mustaqiim
Tunjukilah kami jalan yang lurus
Siraatal-laziina an'amta 'alaihim ghayril-maghduubi 'alaihim wa lad-daaalliin
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Demikian ulasan mengenai bacaan surat pendek untuk anak yang mudah dihafal dan diajarkan. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
Menanamkan ilmu agama Islam pada anak sejak dini sangat dianjurkan bagi setiap orang tua Muslim. Caranya pun beragam, termasuk memulainya dengan mengenalkan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an .
Secara keseluruhan, Al-Qur’an memiliki 30 juz yang terdiri atas 144 surat di dalamnya. Bagi orang tua yang ingin mengajarkan anak untuk membaca Al-Qur’an, mereka bisa memulainya dari bacaan-bacaan surat pendek. Berikut ini contohnya.
Surat Pendek untuk Anak yang Mudah Dihafal
1. Al-Ikhlas (4 ayat)
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Qul huwallāhu aḥad
Katakanlah (Muhammad) Dialah Allah, Yang Maha Esa
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
Allāhuṣ-ṣamad
Allah tempat meminta segala sesuatu
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
Lam yalid wa lam yụlad
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
2. Al-Kautsar (3 ayat)
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
Innaa a' thoinaakal kautsar.
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Fa solli lirabbika wan har
Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Inna syaani 'aka huwal abtar.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus
3. Al-Asr (3 ayat)
وَالْعَصْرِۙ
Wal-'asr
Demi masa
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
Innal-insana lafi khusr
Sungguh, manusia berada dalam kerugian
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Illallazina amanu wa 'amilus-salihati wa tawasau bil-haqqi wa tawasau bis-sabr
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran
4. An-Nasr (3 ayat)
اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰهِ وَالۡفَتۡحُۙ
Iza jaa-a nas rullahi walfath
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
وَرَاَيۡتَ النَّاسَ يَدۡخُلُوۡنَ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اَفۡوَاجًا
Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil laahi afwaja
Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah
فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَاسۡتَغۡفِرۡهُ ؔؕ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
Fa sab bih bihamdi rabbika was taghfir, innahu kaana tawwaba
Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat
5. Al-Falaq (5 ayat)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ
Qul a’udzu birabbil falaq
Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ
Min syarri ma khalaq
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ
Wa min syarri ghasiqin idza waqab
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ
Wa min syarrin naffasati fil ‘uqad
dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
Wa min syarri hasidin iza hasad
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki
6. An-Nas (6 ayat)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ
qul a’ụzu birabbin-nas
Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia
مَلِكِ النَّاسِۙ
Malikin-nas
Raja manusia
اِلٰهِ النَّاسِۙ
Ilāhin-nās
sembahan manusia
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ
Min syarril-waswāsil-khannās
dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ
Allażī yuwas wisu fī ṣudụrin-nās
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Minal-jinnati wan-nās
Dari (golongan) jin dan manusia
7. Al-Quraisy (4 ayat)
لِإِيْلٰفِ قُرَيْشٍ
Li iilaafi quraiisy
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy
إِلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ
Ilaafihim rihlatasy syitaa i wash shoiif
Yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas
فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِ
Falya’ buduu robba haadzal baiit.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah)
الَّذِىٓ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَءَامَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ
Alladzii ath’ amahum minjuu 'iw wa aamanahum min khouf
Yang telah memberi makanan mereka dari kelaparan dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan
8. Al-Fill (5 Ayat)
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
A lam yaj’al kaidahum fī taḍlīl
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
Wa arsala ‘alaihim ṭairan abābīl
dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong
تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ
Tarmīhim biḥijāratim min sijjīl
yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
Fa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl
lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)
9. Al-Kafirun (6 ayat)
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Qul yā ayyuhal-kāfirūn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir”
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
Lā a‘budu mā ta‘budūn
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud
Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
Wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum.
Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud
Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Lakum dīnukum wa liya dīn
"Untukmu agamamu dan untukku agamaku”
10. Al-Maun (7 Ayat)
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ
Ara'aital-lażī yukażżibu bid-dīn
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ
Fa żālikal-lażī yadu‘‘ul-yatīm
Itulah orang yang menghardik anak yatim
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ
Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa‘āmil-miskīn
dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ
Fawailul lil-muṣallīn
Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ
Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn
(yaitu) yang lalai terhadap salatnya
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ
Allażīna hum yurā'ūn
yang berbuat riya
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ
Wa yamna‘ūnal-mā‘ūn
dan enggan (memberi) bantuan
11. Al Fatihah (7 ayat)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Alhamdu lillaahi Rabbil 'aalamiin
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Ar-Rahmaanir-Rahiim
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
Maaliki Yawmid-Diin
Pemilik hari pembalasan.
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
Iyyaaka na'budu wa lyyaaka nasta'iin
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ
Ihdinas-Siraatal-Mustaqiim
Tunjukilah kami jalan yang lurus
صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ
Siraatal-laziina an'amta 'alaihim ghayril-maghduubi 'alaihim wa lad-daaalliin
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Demikian ulasan mengenai bacaan surat pendek untuk anak yang mudah dihafal dan diajarkan. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
(wid)