Sihir dalam Surat Al-Baqarah Ayat 102: Makna Al-Muradat, Orang-Orang Yahudi

Kamis, 21 November 2024 - 14:11 WIB
loading...
Sihir dalam Surat Al-Baqarah...
DI dalam Al-Qur’an, tidak kurang dari 30 ayat yang berbicara mengenai sihir. Ilustrasi: AI
A A A
DI dalam Al-Qur’an, tidak kurang dari 30 ayat yang berbicara mengenai sihir . Di antaranya terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 102. Allah SWT berfirman:

وَاتَّبَعُوۡا مَا تَتۡلُوا الشَّيٰطِيۡنُ عَلٰى مُلۡكِ سُلَيۡمٰنَ‌‌ۚ وَمَا کَفَرَ سُلَيۡمٰنُ وَلٰـكِنَّ الشَّيٰـطِيۡنَ كَفَرُوۡا يُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحۡرَ وَمَآ اُنۡزِلَ عَلَى الۡمَلَـکَيۡنِ بِبَابِلَ هَارُوۡتَ وَمَارُوۡتَ‌ؕ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنۡ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٌ فَلَا تَكۡفُرۡؕ‌ فَيَتَعَلَّمُوۡنَ مِنۡهُمَا مَا يُفَرِّقُوۡنَ بِهٖ بَيۡنَ الۡمَرۡءِ وَ زَوۡجِهٖ‌ؕ وَمَا هُمۡ بِضَآرِّيۡنَ بِهٖ مِنۡ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰهِ‌ؕ وَيَتَعَلَّمُوۡنَ مَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنۡفَعُهُمۡ‌ؕ وَلَقَدۡ عَلِمُوۡا لَمَنِ اشۡتَرٰٮهُ مَا لَهٗ فِى الۡاٰخِرَةِ مِنۡ خَلَاقٍ‌ؕ وَلَبِئۡسَ مَا شَرَوۡا بِهٖۤ اَنۡفُسَهُمۡ‌ؕ لَوۡ کَانُوۡا يَعۡلَمُوۡنَ


Wattabau ma tatlusy-syayatinu ala mulki sulaiman(a), wa ma kafara sulaimanu wa lakinnnasy-syayatina kafaru yuallimunan-nasas sihr(a), wa ma unzila alal-malakaini bibabila haruta wa marut(a), wa ma yuallimani min ahadin hatta yaqula innama nahnu fitnatun fala takfur, fayataallamuna minhuma ma yufarriquna bihi bainal-mar'i wa zaujih(i), wa ma hum bidarrina bihi min ahadin illa bi'iznillah(i), wa yataallamuna ma yadurruhum wa la yanfauhum, wa laqad alimu lamanisytarahu ma lahu fil-akhirati min khalaq(in), wa labi'sa ma syarau bihi anfusahum, lau kanu ya'lamun



Artinya: "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir). Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”.

Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.

Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa Barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. ( QS Al-Baqarah : 102)

Makna Al-Muradat

Seperti yang diartikan oleh Ali Al-Shahbuni dalam kitabnya Rawai Al-Bayan Tafsir Ayat Al-Ahkam Min Al-Qur’an sebagai berikut: “Mereka yang mengikuti di sini dhamir kepada kelompok, yakni orang-orang dari Ahli kitab, dan mereka itu adalah kaum Yahudi."



Makna itu identik dengan pendapat Abd. Al-Wahbah AlZuhaihy, dalam Tafsir Al-Munir:

"Dan mereka mengikuti arti mereka di sini adalah kembali pada Firman Allah SWT sebagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat). Melemparkan kitab Allah ke belakang (punggungnya) seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).

Makna ini oleh Al-Zamahsyari diartikan, mereka yang diberi kitab Allah itu mengikuti yang dibaca para setan. Artinya: hikayat masa lalu, berupa bacaan –bacaan yang dibaca setan. Ini diikuti mereka (orang Yahudi) dan kitab Allah (Taurat) dibuang. Cerita terjadi pada Sulaiman.

Lafaz syaitan di sini artinya dari jenis manusia dan dari jenis jin dan setan. Seperti Firman Allah SWT, yang artinya yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu setan-setan (jin dan manusia) itu berdaya upaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.

Artinya: pada masa kerajaannya seperti Firman Allah SWT : Dan sesungguhnya Aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma (Lihat = Surat Thaha , ayat 31. dan arti Yakni: Sulaiman, jadi arti pada masa kerajaan Sulaiman.

Kata sihr: secara kebasaan berarti perbuatan ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan gaib (guna-guna, mantra, atau jampi) yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti penangkal dan mencelakai orang.



Oleh karena itu, sihir bisa menimbulkan dampak beraneka ragam, seperti sakit, kematian, gairah syahwat, pesona dan keindahan yang menyesatkan.

Sedangkan secara istilahi (Trimonologi) sihir adalah suatu perbuatan tidak terlihat (samar) terbayang dalam wujud yang bukan sebenarnya dan berlangsung melalui pemutarbalikan dan tipuan.

Menurut Ibnu Qadamah, sihir terjadi akibat pengaruh roh jahat (setan, jin dan manusia) yang dijalankan pesihir melalui angin, dengan sarana yang bermacam-macam misalnya buhul, mantra, tulisan, rajah, patung, gambar-gambar dan lain-lain.

Dibuat sesuai perjanjian yang diinginkan. Misalnya sakit, cerai, dan bisa mengarah kepada kematian.

Adapun yang dimaksud sihir dalam ayat ini, menurut dugaan mereka adalah sihir yang pernah diajarkan kepada orang-orang Yahudi. Menurut keyakinan mereka ilmu sihir itu berasal dari dua malaikat di Negara Babil, yaitu Harut dan Marut, kemudian cerita ini ditolak oleh Al-Qur’an.

Seperti firman Allah SWT, yang artinya: "Dan kedua malaikat ini sebenarnya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, sesungguhnya kami hanya cobaan (bagian) sebab itu jangan kamu kafir."

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2531 seconds (0.1#10.140)