Potret Terbaik Pribadi Seorang Perempuan Muslimah

Kamis, 03 September 2020 - 06:56 WIB
loading...
Potret Terbaik Pribadi...
Alangkah indahnya hidup perempuan muslimah bila mau meniru jejak istri Rasulullah, alangkah sejuknya hati suami, alangkah bahagianya anak dan keluarga. Foto ilustrasi/ist
A A A
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah sebaik-baiknya teladan dalam kehidupan umat Islam sehari-hari. Begitu juga dengan istri yang telah dipilihnya menjadi pendamping hidup yang taat dan beribadah kepada Allah Ta'ala. Bahkan Allah Subhanahu wa ta'ala menegaskan dalam Al-Qur'an, bahwa Rasulullah adalah suri teladan terbaik bagi manusia.

Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. “. (QS.al-Ahzab: 21)

(Baca juga : Perlunya Berdandan Cantik untuk Akhirat )

Menjadikan Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan istrinya sebagai suri teladan kehidupan, bukan terbatas pada amal ibadah saja seperti salat, puasa, dan ibadah lainnya, melainkan semua tindakan dan amal perbuatan setiap hari kaum muslim, kecuali hal yang menjadi kekhususan Rasulullah atau karena tidak mampu maka ada hukum tersendiri.

Khusus bagi perempuan muslimah, istri Rasulullah menjadi potret yang patut dicontoh baik sebagai seorang muslimah ataupun kedudukannya sebagai seorang istri. Di antara akhlak dan perbuatan para istri Rasulullah ini ini adalah sebagai berikut:

1. Senang menerima nasehat

Di antara hal yang harus diperhatikan muslimah dari kebaikan istri Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam , mereka senang sekali menerima nasehat suami karena nasihat Rasulullah merupakan nasehat yang mulia, yang menyejukan hati, yang membawa kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat.

(Baca juga : Jadilah Calon Istri yang Sesuai Panduan Rasulullah )

Dari Az-Zuhri berkata, “Telah mengabarkan kepadaku Abu salamah bin Abdurrahman bahwa Aisyah istri Rasulullah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pernah mendatangi Aisyah ketika Allah Ta’ala menyuruh beliau untuk memilih (cerai atau tetap bersama) para istrinya. (Kata Aisyah,) “Beliau memulai denganku (Aisyah ).

Beliau bersabda, ‘Saya hendak memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu, janganlah kamu terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah dengan kedua orang tuamu.’

Aisyah berkata, “Beliau tahu benar, kedua orang tuaku akan mengizinkan aku bercerai dengan beliau.”
Aisyah melanjutkan, “Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا (٢٨) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا (٢٩)

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: jika kalian menghendaki kehidupan dunia berserta perhiasannya, marilah kuberikan kepadamu suatu pemberian, dan jika kalian menghendaki Allah ta’aladan Rasul-Nya serta kampung akhirat, sesungguhnya Allah ta’ala menyediakan pahala yang besar bagi orang yang berbuat kebajikan di antara kamu.” QS. Al-Ahzaab : 28-29).

(Baca juga : Bahayanya Sifat Hasad dan Cara Mengobatinya )

Saya (Aisyah) berkata kepada beliau, ‘Apa untuk yang seperti ini saya harus minta musyawarah kepada kedua orang tua saya? Sudah barang tentu saya menghendaki Allah ta’ala dan Rasul-Nya serta kampung akhirat.’ “(HR. Bukhari)

Itulah kelembutan hati Aisyah, istri beliau yang paling muda. Aisyah, tidak jual mahal, tidak membantah, tidak menawar, tetapi subhanallah jawaban istri ini menyejukkan hati suami ketika mendengar nasihat suaminya.

2. Tidak materialitis atau ambisi duniawi

Sifat istri Rasulullah adalah istri yang qana’ah, maksudnya ridha (rela) dengan rezeki Allah yang mereka terima, tidak tamak, tidak menuntut sesuatu yang di luar kemampuan suami. Hal ini dapat kita buktikan dengan gaya hidup mereka setiap harinya.

(Baca juga : Tak Terpakai, 38.000 Tablet Dipinjamkan ke Siswa Tak Mampu untuk PJJ )

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia berkata, “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya (Ibnu Abbad berkata, ‘Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tangan-Nya’) bahwasanya Rasulullah dan keluarganya tidak pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut dengan makan roti dari gandum hingga beliau meinggal dunia.” (HR.Muslim)

Aisyah Ummul Mukminin berkata, “Pada suatu hari Rasullullah pernah datang di rumah, lalu beliau bertanya,’Apakah kamu punya simpanan makanan? ‘Aku (Aisyah) berkata,"Tidak punya." Beliau berkata, “Kalau begitu saya berpuasa.’”

3. Pandai menghibur suami

Ini adalah pelajaran yang sangat baik untuk perempuan muslimah. Khadijah istri pertama Rasulullah telah menentramkan Rasulullah dari rasa takut saat beliau didatangin malaikat jibril menyampaikan wahyu untuk pertama kalinya.

(Baca juga : Menteri Teten Dorong Kerja Sama Pengusaha Besar dan UMKM di Sektor Kelautan )

Begitulah seharusnya istri muslimah yang sayang kepada suami, hendaknya pandai meghibur suami pada saat dilanda kesedihan baik karena musibah yang menimpa atau kesulitan yang dihadapinya, atau kekurangan harta, sehingga kehidupan rumah tangga tetap baik dan sejahtera. Bukan sebaliknya, isteri menjadi beban dan menjadi sebab marah suami.

4. Betah di rumah

Tempat terbaik bagi perempuan muslimah adalah rumah. Karena rumah tempat melindungi perempuan dari bahaya dan fitnah, tempat istri menyambut dan menghibur suami pada saat pulang dari bepergian, melindungi anak kecil yang sangat butuh perawatan dan pengasuhan ibunya.

Allah Ta'ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.” (QS. Al-Ahzab : 33)

Perempuan muslimah yang betah di rumah sungguh sangat membantu pekerjaan rumah tangga , membantu pendidikan anak kecil yang butuh kesabaran, kelembutan, dan kasih sayang, menghibur suami kapan saja pulang dari bepergian. Oleh karena itu, islam menunjukkan kepemimpinan di rumah adalah perempuan terutama pada saat suami sedang keluar.

(Baca juga : Begini Suasana Hari Pertama Pembatasan Aktivitas Warga Depok )

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

والمرأة راعية في بيت زوجها ومسؤولة عن رعيتها

“Dan wanita itu pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)

Karena pentingnya keberadaan wanita di rumah maka salat yang merupakan pokok tiang agama, bagi wanita lebih utama menunaikan salatnya di rumah dari pada di masjid. Maka bagaimana bila perempuan keluar bukan ke masjid?
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

صلاة المرأة في بيتها أفضل من صلاتها في حجرتها وصلاتها في مخدعها أفضل من صلاتها في بيتها

“Salat seorang wanita di rumahnya lebih utama dari pada shalatnya di kamarnya, dan shalatnya di kamar lebih utama dari pada salatnya di dalam rumahnya.” (HR. Abu Dawud)

(Baca juga : Kemendikbud Tekankan Pentingnya Penguatan Karakter Pancasila pada Pelajar )

Seandainya kebaikan perempuan itu keluar dari rumah, tentu salat mereka di masjid lebih utama. Namun, apa wasiat Rasulullah jika perempuan sering keluar, Beliau bersabda,

المرأة عورة فإذا خرجت استشرفها الشيطان

” Perempuan itu aurat apabila keluar maka di sambut (dipercantik) oleh setan. “(HR. Tirmidzi)

Subhanallah, alangkah indahnya hidup perempuan muslimah bila mau meniru jejak istri Rasulullah, alangkah sejuknya hati suami, alangkah bahagianya anak dan keluarga. (bersambung)
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3031 seconds (0.1#10.140)